[1]

***

Pertemuan tak sengaja membuatku
tuli dengan segala hal.
-
~Crystilia Senandra~


Setelah dari ruang kepala sekolah, Sena dengan riangnya berjalan di koridor sepi di karenakan bell berbunyi beberapa menit yang lalu, kemudia dia menuju lantai dua di mana letak kelasnya berada.

Sena bersorak di dalam hati, senang lantaran tidak sekelas dengan Tifa dan senang dikarena kan satu kelas dengan Daffa.

Diperjalanan menuju kelas Sana besenandung kecil sambil melihat-melihat bagaimana keadaan sekolah barunya. "Bagus juga," komentar Sena.

Sedang asik-asiknya memandang sekeliling Sena nggak sengaja menabrak seseorang hingga hampir terjatuh. Bukannya hampir terjatuh, tapi memang mau terjatuh.

Bugh

'Sith'

Sena memejamkan matanya, mungkin bokongnya akan mencium lantai kali ini. Tapi dia tidak merasakan apa-apa.

Sena mengerejabkan matanya merasaan bahunya ditahan oleh sepasang tangan. Perlahan Sena membuka matanya, menyadari tidak ada terjadi apa-apa. Ia menghela napas. "Untung saja tidak," gumannya.

"Lo nggak apa-apa?" tanya nya masih memegang bahu Sena agar dia tidak oleng kebelakang.

Sena tersentak karena pertanyaan orang itu. "Makasi dan maaf," ujar Sena menunduk memundurkan badannya kebelakang.

"Iya sans aja, gue juga salah nggak liat jalan, lo nggak apa-apa kan?" tanya nya sekali lagi.

Sena menggeleng kecil, dia tidak berani mendongkak kan kepalanya menatap orang tersebut mengingat Sena pasti akan takut berhadapan dengan orang yang baru dia temuin.

"Lo anak baru ya, baru pertama liat," ujarnya masih memerhatikan Sena yang masih menunduk.

Sena mendongkak kan kepalanya memberanikan diri menatap siapa yang berdiri di hadapannya. Seketika Sena terbelalak kaget.

"Lo nggak apa-apa?" tanya nya melihat Sena yang tiba-tiba kaget ketika mendongkak kan kepala menatap dirinya.

Sena mengerjabkan matanya beberapa kali, lalu dia menggeleng kecil. "Nggak apa-apa, terkejut aja tadi ada kucing di sana," tunjuk Sena kearah pot bunga dibelakang mereka.

Dia mengangguk tanda mengerti lalu menyulurkan tangganya. "Gue Daffa," ujarnya memperkenalkan dirinya.

Sena menatap uluran tangan tersebut lalu menjabatnya. "Sena," ujar Sena memperkenalkan dirinya dengan tersenyum manis.

"Anak baru ya soal baru liat," ujar Daffa menatap Sena lekat.

Sena mengangguk keci. "Iya baru pindah hari ini," jawab Sena, tapi hatinya dongkol. "Ya iya lah baru liat pindahnya hari ini juga kali nggak ada pertanyaan yang faedah apa,"  lanjutnya dalam hati tapi masih dengan senyuman manis, termanis andalan Sena tanpa diketahui orang selama ini.

"Kelas berapa? kayaknya kita seumuran deh," ujar Daffa masih menatap Sena lekat.

"Ya iyah lah seumuran, lo aja satu angkatan dengan sama kakak gue waktu Smp," ujar Sena dalam hati dongkol. "Emm, kelas XI IPA 1, kayaknya iya sih," ujarnya agak canggung, nggak mungkin kan Sena langsung blak blakan bisa malu lah, kalau urat malunya udah putus nggak apa-apa deh di persilakan waktu dan tempatnya.

"Wah kebetulan dong, satu kelas sama gue, mau sama atau duluan," tawar Daffa, soal dia mau keruang guru dulu sembentar.

"Sama aja deh, soal Sena nggak tau di mana kelasnya," ujar Sena menatap Daffa, melainkan bunga yang ada di belakang Daffa berdiri.

"Yaudah, tapi gue ke ruang guru bentar gak papa,"

"Gak papa kok," jawab Sena dengan senyum sumbringan.

Setelah dari ruang guru mereka berjalan berbarengan menuju kelas mereka yang berada dilantai dua.

Tok! Tok! Tok!

Pintu kelas terbuka memperlihatkan seorang guru yang sedang mengajar.

"Maaf Bu saya telat," ujar Daffa kepada bu Ira yang sekarang mengisi jadwal kelasnya.

"Nggak apa-apa, oh ya kamu bawa anak baru itu ya?" tanya Bu Ira melihat siapa yang berada di belakang Daffa.

"Iya bu," jawab Daffa dengan senyum tipis. Sedang kan Sena meregut kesal, emang dia barang apa di bawa-bawa gitu.

"Yaudah kamu masuk dan kamu perkenalkan diri kamu di depan kelas." Sena dan Daffa mengangguk bersamaan dan masuk mengikuti bu Ira dari belakang.

"Anak-anak kita ke datangan teman baru, silakan perkenalkan nama kamu," suruhnya kepada Sena yang berdiri di dekat bu Ira.

"Hallo semua, nama aku Crystilia Senadra, biasa dipanggil Sena, semoga dapat berteman baik," sapa Sena memperkenalkan dirinya dengan senyum manis andalannya kali ini.

"Apa ada yang perlu dipertanyakan?" tanya Sena masih tersenyum.

"Aduh senyumnya."

"Rumahnya dimana."

"Udah punya pacar."

"Mau jadi pacar akuh."

"WA nya cantik."

"Udah-udah, itu nanti aja tanyakan pada Sena langsung."

"Sena kamu duduk dekat Daffa soal hanya satu bangku itu aja yang kosong," ujar bu Ira menyuruh Sena. Sena menjawab dengan anggukan kecil lalu melangkah ke bangku dekat jendela nomor tiga dari belakang dan nomor dua dari depan. Astakjim itu sama aja kali nggak usah mutar-mutar juga jelasinnya

"Yaudah kita lanjutin lagi pembelajarannya dan bla bla bla bla," hingga bunyi bell istirahat memberhentikan bu Ira yang sedang menjaskan pembelajarannya.

"Yaudah dilanjutin minggu besok dan inggat jangan lupa ngerjain tugasnya," pesan bu Ira sebelum keluar kelas tersebut.

"Baik bu," jawab mereka serentak. Setelah itu ada yang keluar untuk ke kantin, ada yang ke perpustakaan dan yang bertahan di kelas karena membawa bekal dari rumah masing-masing.

"Lo nggak ngatin?" tanya Daffa yang berada di sebelahnya.

Sena menggeleng kecil. "Nggak deh Sena tadi bawa bekal," ujarnya mengeluarkan kotak bekal dari dalam tasnya. Untung Tifa nyiapin, batinya.

"Lo nggak apa-apa sendirin?"

"Nggak apa-apa kok Sena dah biasa," jawab Sena tersenyum kecut.

"Yaudah gue duluan," pamitnya, kemudian menyusul teman-temannya yang sudah menunggu di luar dengan goda-godaan receh kepada sisiwi yang lewat.

Sena tersenyum kecil melihat tubuh jakung Daffa yang sudah tidak terlihat lagi. "Nggak sia-sia kalau begini," guman Sena membuka kotak bekal makannya.

"Hai gue Safira," ujarnya mengagetkan Sena yang sedang makan.

Safira tertawa pelan melihat Sena yang kaget karena ulahnya. "Maaf nggak maksud gitu kok, cuman niat kenalan doang," kekehnya memperlihatkan gigi putihnya.

"Iya nggak papa, aku Sena."

"Udah tau juga, kan lu ngenalin diri tadi depan," ujar Safira.

Hingga mereka larut dengan orbolan singkat dan tertawa karena candaan yang dilontarkan Safira.


***

HAPPY READING♡

Jangan lupa tinggalin jejek kalian.
Sepandai pandainya seseorang bersembunyi pasti akan meninggalkan jejak. Wkwkwk

Jadi lah pembaca yang bijak:)




























Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top