Terlepaslah Sudah!

Denting waktu terus bergulir membunuh senja.

Menghapus terang menjadi gelap.

Dilain tempat, surya mulai merambah naik menebar hangatnya.

Tunas itu hadir membawa rasa yang takkan pernah padam dalam sekam.

Dia menjadi pemantik dalam sekam menjadi sebuah kehidupan baru.


Bodoh!

Aku mengharap pada tunas yang aku rawat sedari dulu

Dungu!

Aku masih saja terus bergelayut pada kenyataan semu.

Ya, aku mempertahankan segenap rasa dalam jiwa yang tak bertuan ini!


Penantianku selama ini berhasil.

Nyatanya memang tak pernah ada aku disana.

Nyatanya kenyamanan itu adalah semu yang kau buat.

Maaf, aku menghujatmu kali ini!

Aku menyakiti hati ini selama lebih dari 10 tahun.

Saat tersadar, akupun mulai mengikisnya supaya menipis.

Aku melepasnya selapis demi selapis, namun perih tetap menyesakkan.


Hah, menunggumu adalah hal yang paling bodoh!

Kau yang tak pernah aku miliki. 

Kau yang tahu apa isi hatiku, namun kau abaikan.

Sebuah kesalahan aku masih menunggumu.

Sesalku berujung sakitku, dasar manusia bodoh!

Kau sudah diberi nikmat merasakan, kenapa tak kau gunakan dengan baik?


Sudahlah, kita terlepaslah sudah!

Jelas semua yang ada selama ini hanya semu.

Tak pernah ada "kita" selama ini, jadi sudahlah.

Tak pernah ada "aku dan kamu".

Karena hanya ada kamu di pikiranku. 

Disitulah salahku.


Hadir dari sebuah rasa sakit karena kebodohan diri sediri.

Menjaga hati selama mungkin, dan hanya mendapat sesak menyelimuti.

Salah karena terlalu menaruh hati secara penuh pada tempat yang keliru.

Cukupkan semuanya.

Akan ada masa semua berganti bukan?

Aku percaya itu...





07-07-2018

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Na_NarayaAlina


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top