Missing You

Bu, apa yang kau rasakan?  Tentu rasanya sangat menyakitkan. Jika tidak maka kau takkan pernah merintih seperti itu.

Bu, bagilah sedikit sakitmu padaku ini. Aku akan sanggup menanggungnya. Bahkan jika harus menggantikanmu, aku bersedia.

Bu, serukanlah, katakan apa yang kau mau, apa yang kau rasa, aku disini, disampingmu! Takkan beranjak.

Bu, perih rasanya bu. Sangat perih rasanya mendengar rintihanmu itu. Hanya mampu mengusap punggumu yang telah basah dengan keringat yang tak henti mengucur dengan derasnya.

Sore itu, bersamaan dengan senja yang mulai tenggelam dan jingga yang mulai terlukis, kau hanya berkata

 "Bilang sama mbakmu, nanti jika bu lek mu datang, jangan bangunkan ibu yaa" maka akupun menjawab

"Kenapa? Ibu mau tidur?" dan kau hanya mengangguk. Entah mengapa aku merasakan begitu sesak dada ini. Tak enak perasaan ini. Dan dengan berurai air mata aku menelpon mbak. Sebenarnya hanya dengan sekali teriak mbak pasti akan datang. Namun kaki ini enggan beranjak.

Malam itu malam panjang bagi kami bu, kau tau itu. Orang-orang memaksaku untuk melepaskanmu. Kau tau? bagaimana rasanya? Sakit, sesak, tercekik, seolah dada ini tertindih berton-ton batu.

Saat aku mencoba melepasmu, melihatmu menjabat setiap tangan keluarga dan semua saudara yang hadir disitu, seraya mengucapkan kata "maaf" yang tak henti-hentinya, aku masih mencoba bertahan bu, menguatkanmu, berbisik, dan menuntunmu, namun justru kau tarik tanganku, mengecup tanganku, dan menghembuskan nafas ditangankumenaruh tanganmu diatas tanganku.

Maafkan aku yang tak dapat membendung tangis ini bu.. 

Tangisku pecah begitu Ibu meraih lengan Bapak dengan begitu mesranya, lagi-lagi kata maaf yang kau ucapkan bu. Saat itulah aku melihat, cintamu begitu dalam untuknya yang selama ini menemanimu selalu. Lagi-lagi kata maaf yang terucap. Dan malam itu, Bapak membangun dinding pertahanan yang tinggi dan mengambil alih segala tanggungjawabmu atas anak-anakmu dan cucu-cucumu bahkan semua saudara sekandungmu. itu Bapak bu, lelaki terhebat yang ibu punya.

Semalam suntuk kami terjaga, tak ada lelah bagi kami. Kami selalu menjagamu. Tengah malam sudah lewat, kami lega karena kau jauh lebih baik. Tak ada lagi rona pucat dan tangan yang dingin. Wajahmu sudah berwarna lagi.

Entah mengapa aku enggan beranjak sedikitmu dari sampingmu, sehingga aku membolos untuk bekerja. 

Pagi itu, kau kedatangan tamu yang sengaja datang untuk sekedar menjenguk. Dan kau masih menyambut dengan senyuman khas darimu. Saat mereka pergi, entah mengapa aku memberanikan diri untuk berbicara padamu karena aku sadar, waktumu tak lagi banyak. 

"Ibu capek? Ibu mau pergi? Ibu mau berangkat?" tiga pertanyaan itu kau jawab hanya dengan anggukan disela nafas yang sesak.

"Yaa sudah, kalo ibu capek istirahat, kalo mau berangkat gak apa-apa, Na jangan dijadikan beban yaa, ikhlaskan Na yaa bu, jangan pikirkan Na yaa buu, Na gak apa-apa bu. Masih ada Bapak, Mbak, Mas, dan saudara yang lainnya. Ikhlaskan Na yaa bu. Maaf Na ga bisa kasih yang terbaik, masih belum bisa buat ibu bangga." lagi-lagi kau hanya mengangguk.

Aku sakit mengucapkan itu, aku terluka, dan aku terpuruk harus berkata seperti itu. Hingga saat mbak sudah disampingmu seraya menuntunmu, perlahan nafasmu mulai melemah dan dengan perlahan pula kau pergi dengan sekali anggukan pada mbak.

Jika saja boleh aku berteriak, secepat itu kau pergi, jika saja aku boleh memintamu kembali, jika saja aku boleh egois. Aku masih ingin kau bertahan bu. Aku masih ingin merawatmu

Namun semua terjadi begitu cepatnya, seperti mimpi saja. Dan aku masih tak percaya

Kau pergi membawa separuh diriku, kau pergi membawa separuh jiwaku bu.

Surgaku sudah pergi, bidadari duniaku sudah pergi membawa senyumnya. Dihari ini, hari Jum'at hari yang penuh berkah, semoga engkau mendapat barokah hari ini, dimudahkan segala perjalananmu, diampuni segala kesalahanmu, diterima segala amal ibadahmu. 

Engkau wanita terhebat, terkuat dan tangguh. 

Engkau bidadariku, engkau surgaku.

Engkaulah ibuku. 

Ibu...



04-11-2016
.
.
.
.
.
.
Na_NarayaAlina

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top