8# Nusantara (2) - Joshua (SVT)

Part 2 from Ayat.

Aku tidak takut lagi karena engkau akan selalu melindungi ku.

***

Akhirnya hari pun telah tiba dan hari ini adalah hari kencan butaku bersama Joshua. Semuanya sudah diatur oleh Haru, tempatnya, waktunya, dan semua yang berkaitan dengan kencan ini termasuk aku juga. Aku sudah berusaha keras untuk latihan berbahasa Inggris selama seminggu ini sejak kedatangan Joshua dan ini semua berkat Haru dan Rut yang sudah melatihku. Jujur saja, aku sudah melakukan banyak kesalahan dalam pronunciation (dalam pembicaraaan bahasa Inggris) dan grammar ku.

Pronunciation dilatih oleh Rut sedangkan Grammar dilatih oleh Haru. Aku merasa terkalahkan jika dalam pelajaran bahasa Inggris. Tidak apa Cla, jangan berkecil hati, aku pasti bisa. Benar, hari ini adalah hari kencan pertamaku bersama Joshua. Aku harus percaya diri.

"Ko siap?", tanya Rut padaku.

"A-Aku s-siap.", ucapku dengan gugup. Aduh, belum bertemu dengan orangnya aja udah gugup.

"Santai saja, jangan terlalu gugup masih belum bertemu orangnya juga.", kata Rut sambil tertawa karena melihat reaksi ku yang tidak nyaman.

"Ngomong-ngomong Haru lagi otw ke sini sama Joshua.", ucap Rut sambil menunjukkan hp nya padaku.

WooWoo :
OTW. Siap-siap ye.

Aduh, gugupnya. Kemarin waktu Haru bertanya tentang kencan butanya pada Joshua, kupikir dia bakal nggak terima dengan hal semacam ini dan menolak tawarannya. Ternyata luar dari dugaanku... Dia terima! Dan tentu saja itu membuatku terkejut. Hati ku sampai tidak tenang ketika dia bilang mau kencan denganku.

Selama aku banyak berpikir, akhirnya bel rumah berbunyi. Rut dengan segera membuka pintu dan membiarkan mereka masuk ke rumah. Aku yang sedang duduk di sofa, penasaran dengan penampilan Joshua di hari kencan pertama kita.

"Oi Clara! Aku datang!"

Aku membalikkan mukaku setelah mengetahui suara itu milik Haru. Dia memakai hoodie putih supreme sambil membawa tas nya dan ada orang datang dari belakang Haru sambil menunjukkan dirinya.

"J-Joshua?", ucapku ketika melihat Joshua. Astaga! Dia ganteng sekali dengan kemeja biru mudah dan celana jeans nya! Dan rambutnya... di sisir ke atas dengan rapi menunjukkan dahinya yang mulus tanpa ada jerawat. Dengan gaya seperti itu, dia terlihat gentleman sekali.

"Kalian berdua bersenang-senanglah. Aku dan Rut stay di rumah mu untuk nonton drakor.", ucap Haru sambil menunjukkan tas nya yang berisi laptop. Sekarang aku mengerti mengapa dia bawa tas.

"Iya benar!", kata Rut setuju dengan perkataan Haru. Padahal aku juga pingin nonton drakor (Drama Korea).

"Joshua! Take good care of her! (Joshua! Jaga dia dengan baik ya!), kata Haru pada Joshua seperti ibu yang sedang khawatir pada anaknya. Kadang Haru perhatian juga.

"Ok." Joshua mengangguk kepalanya dan mengulurkan tangannya padaku.

"Let's go. (Ayo)", katanya dengan senyuman manisnya. Ya Tuhan, mengapa Engkau menciptakan manusia ini dengan wajahnya yang ganteng? Aduh, tidak baik untuk jantungku.

"We're going now. (Kami pergi duluan ya.)" Joshua berkata sambil pamit pada Rut dan Haru.

"Bye bye have fun (Bye bye dan selamat bersenang-senang)", kata Rut sambil tersenyum dan memberiku semangat untuk keberhasilanku sedangkan Haru dia mengangkat jempolnya yang berarti "Semoga berhasil." Ya Tuhan, semoga lancar. Amin...

Setelah kami pamit berangkat, Haru dan Rut yang sedang di rumahku, di sisi lainnya sedang membicarakan sesuatu.

"Ngomong-ngomong ko ada kontak LINE nya Lissya sama GDhiya?", tanya Haru pada Rut.

"Ada memangnya ngapa?" Rut bilang sambil main hp tetapi Haru langsung merebut HP nya dan telepon seseorang.

"Oi!"

"Hello Lissya?? Ini Haru! Lama tak jumpa ya? Yuk ngumpul di rumah Clara, sambil nonton drakor. Aku lagi sama Rut nih! Ngajak GDhiya sekalian!", kata Haru yang sedang menelepon Lissya untuk mampir ke sini. Rut yang sedang melihatnya, memberinya tatapan yang aneh.

Kembali ke aku, sekarang aku di bioskop sambil menunggu Joshua yang sedang membeli tiket. Jujur saja, ini awkward sekali jalan bersamanya. Dia mengajakku nonton film yang udah dia rencanain kemarin bersama Haru. Katanya ada film bagus bulan ini, jadi dia ngajakku nonton dan aku rasa itu film barat. Aku tidak begitu suka film barat bahkan belum pernah nonton, tetapi aku tidak bisa mengatakannya, sebab aku tidak ingin merusak suasana kencan ini.

"Hei, I got the ticket, popcorns, and drinks. Let's go. (Hei, aku dapat tiketnya, popcorn, dan minuman. Ayo)", katanya dengan semangat. Aku bahkan tidak mau merusak mood nya.

Kami langsung masuk ke stadium no. 2 dan duduk di barisan sofa sesuai dengan nomor tiketnya tersebut. Baiklah ini awkward sekali, tenang Clara. Tenang... Kataku menenangkan diri.

"What film we are watching? (Film apa kita tonton?)" Maaf dengan grammarku, aku memang payah dalam grammar.

"Oh. We are watching Horror movie." Ya, yang penting dia mengerti maksudku. Tunggu dulu... Horror??!

"Horror?"

"Yeah. Is there something wrong? (Ya. Apa ada masalah?)", tanyanya dengan bingung.

"Ah... Nothing. Hehehe (Ah... Tidak ada. Hehehe.)" Dari semua film... Kenapa harus horror??? Aku tidak begitu suka horror dan lagi... Film barat horror?! Kata Haru, film horror yang buat dia sangat takut tuh adalah film barat. Haru bilang takut apalagi Aku?!

Pada akhirnya film sudah selesai, Joshua yang sekarang berada di depanku, melihatku yang sedang terbaling lemas di pohon.

"You alright? (Ko baik-baik saja?)", tanyanya dengan khawatir.

"Yeah... I'm fine. (Ya... Aku baik-baik saja)" kataku dengan nada lemas ternyata memang benar film horror barat sungguh mengerikan dan menakutkan. Dan yang membuatku malu adalah... Dari tadi aku terus teriak dan memegang tangan Joshua dengan erat karena ketakutan. Aduh, malunya.

"Do you hungry? Let's eat something delicious. (Kamu lapar? Ayo kita makan sesuatu yang enak.)", Kata Joshua seperti sudah udah kenal tempat aja.

"Yeah... Hahaha", tawaku yang sedang mencoba menghidupkan suasananya.

Kami sekarang di Sopha Cafe, memesan makanan dan minuman yang kami inginkan. Ketika kami mencari tempat duduk untuk makan, Joshua mengangkat kursinya untuk ku dan membiarkan ku duduk di depannya. Dari cara dia melayanin cewek, dia benar-benar gentleman.

Sebelum menunggu makanan kami datang, Joshua memulai pembicaraan nya.

"Seeing you, in that looks outfit. You look more beautiful. (Melihatmu, dalam berpakaian seperti itu. Kamu terlihat lebih cantik.)", kata Joshua yang terkesan dengan gaya fashionku. Sebenarnya gaya fashion ini, Haru yang kasih aku tips dan membantuku dalam memilih pakaian. Dia memang benar-benar cocok jadi designer.

"Thank you, actually Haru is the one who pick these outfits for me. (Makasih, sebenarnya Haru lah yang memilih pakaian ini untukku.)", kataku dengan jujur.

"Ah, I see. Actually Haru also is the one who make this plan for our dating. (Ah, begitu. Sebenarnya Haru juga yang merencanakan kencan ini untuk kita.)" Joshua pun mengatakannya dengan jujur, sebenarnya aku udah tahu kalau Haru yang bakal rencanain semua ini. Dia memang gadis yang suka berurusan dengan orang lain ya?

Selama kita berbicara panjang lebar tentang kesukaan kita dan lainnya akhirnya makanan kami sudah datang dan kami pun langsung memakannya dengan lahap. Senangnya aku dan Joshua akur, aku pikir bakal awkward karena kita menyukai banyak hal yang berbeda. Aku jadi penasaran dengan Rut dan Haru, mereka lagi ngapain ya sekarang? Ah, pasti lagi nonton drakor. Aku mau nonton huhuhu.

Di sisi lainnya...

"Ottokae! Jungkook oppa! My husbando tambah ganteng!", teriak Haru yang sedang menonton Live BTS' concert.

"Back off! He's mine! (Mundur! Dia milikku!)", kata Lissya dengan cara bicaranya yang psikopat.

"No, he's mine! (Nggak, dia milikku!)" Bahkan Rut juga.

"Untung aku suka V.", kata GDhiya yang lagi melihat kita, tertawa sinis.

"Lissya! Ko kan punya Sung Ha Jung!", ucap Rut sambil membawa Sung Ha Jung ke dalam pembicaraan nya.

"Nggak apa-apa. Jungkook jadi suamiku yang ke dua. Ko juga. Ko kan ada MINHYUK!", kata Lissya meneriaki nama Minhyuk, MonstaX ke Rut.

"Oi! Kalau kalian udah punya bias jangan ambil bias orang lah.", ucap Haru dengan sebal.

"Ko sendiri! Ko kan ada Woozi!", ucap Lissya dan Rut dengan kompak, Haru langsung diam dan baru teringat Woozi, Seventeen, tetapi dia tidak mau menyerah.

"Aku udh 3 tahun suka Jungkook! 3 years, girls! Beat that!"

"Astaga..." GDhiya menggeleng kepalanya melihat temannya seperti ini. GDhiya juga punya bias lain, GDragon, Bigbang. Nggak semua cewek yang nggak punya bias lain selain ini kan?

Kpop squad~

Di sisi lainnya, aku dan Joshua sekarang di toko buku, lihat-lihat ada buku apa aja yang bagus. Aku sedang mencari buku yang berkaitan tentang pelajaran sedangkan Joshua, dia suka novel dan sejarah.

"Clara."

"Hm?" Aku nyahut ketika Joshua memanggilku, seperti dia sedang membaca buku yang sedang dia pegang sekarang.

"What is Nusantara? (Apa itu Nusantara?)", tanya Joshua padanya. Aku langsung bingung harus jawab apa, sebenarnya aku bisa menjawab jika dalam bahasa Indonesia, tetapi dalam bahasa Inggris... Udah entah apa yang harus ku jawab sekarang.

"Erghh Nusantara is... a name for the entire place of Indonesia? (Erghh Nusantara adalah... sebutan nama bagi seluruh tempat Kepulauan Indonesia?)" Aku keliru dengan jawabanku soalnya... Bahasa Inggris wilayah apa?? Aduh, semoga dia paham...

"Place? You mean archipelago? (Tempat? Maksudmu wilayah?)" Apa itu archipelago?

"Erghh... Yeah... I guess...", kataku dengan suara rendah di bagian terakhirnya.

"Ooh, I see. (Oh gitu)." Dia langsung menutup buku nya dan menunjukkannya padaku.

"I want to buy this book first. Wait for me, kay? After this we will go home. (Aku mau beli buku ini dulu. Tunggu aku, ya? Setelah ini kita akan pulang.)", katanya sambil mengerus kepala ku, mukaku langsung memerah ketika dia mengerus kepala ku. Dia benar-benar lembut dan perhatian.

Setelah Joshua sudah membeli bukunya, kami berbicara sambil berjalan. Ternyata dia orang yang menarik dan menyenangkan. Senangnya jika aku punya kekasih seperti dia... Tunggu dulu... Apa yang aku pikirkan Clara?? Sadarkan dirimu nak!

"Clara?"

Tiba-tiba ada orang memanggilku dari belakang, aku membalikkan badanku untuk melihat siapa dan ternyata... Si cowok brengsek ini.

"Wah... Aku tidak tahu kalau kita bakal ketemu di sini. Lagi ngapain?" Wanley, dia adalah mantan pacarku ku yang brengsek, dia adalah seorang pengecut yang langsung mengatakan putus melalui chat LINE. Dia benar-benar menyebalkan dan tukang selingkuh!

"Kenapa ko di sini?? Pergilah! Aku tidak mau ketemu denganmu lagi!", aku teriak dengan marah dan aku rasa Joshua yang sedang melihatku, pasti terkejut.

"Hei, tenanglah. Ko tidak rindu dengan mantanmu? Dan hei, ko tahu, aku dan cewek itu sudah putus hari ini." Aku terkejut ketika aku mendengar kata putus darinya dan menyebalkan sekali dia memberitahuku, dia pikir aku akan balikkan dengannya. Ew. Jangan mimpi!

"Lalu apa ini urusanku? Aku sudah tidak mau berurusan dengan mu lagi!", kataku sambil menyuruhnya untuk meninggalkan ku sendiri, tetapi aku tidak percaya kalau dia bakal seegois ini.

"Hei, akan lebih baik kalau ko bicaranya baik-baik denganku. Aku yakin ko masih punya perasaan padaku. Jadi, ayo kita balikan ya?", katanya langsung memegang tanganku. Tetapi aku langsung melepaskan tanganku darinya.

"Ko gila?! Itu tidak akan pernah terjadi! Dan aku sudah tidak punya perasaan padamu lagi!"

"Wah, ternyata ko kurang ajar juga.", katanya yang mau menamparku. Aku tutup mataku untuk menunggu rasa kesakitan ini, tetapi... Kenapa tidak terjadi apa-apa? Aku membuka mataku perlahan-lahan dan melihat Joshua yang sedang menahan tangannya yang sebentar lagi mau menamparku.

"Hei! Lepaskan tanganmu! Jangan ikut campur urusan kami!", ucap Wanley dengan geram sebab pukulannya ditahan oleh Joshua. Joshua yang tidak terlalu mengerti situasinya, dia mencengkram tangannya dengan erat dan ini membuat Wanley kesakitan.

"Hei! Lepaskan! Ko membuatku kesakitan!", katanya yang lagi menahan kesakitan. Aku dengan menyuruh Joshua untuk melepaskannya dan akhirnya dia melepaskannya. Ketika Joshua melepaskan cengkramannya, Wanley meringis kesakitan dan dia melihatku dengan penuh marah dan juga Joshua.

"Wah... Aku tidak percaya ko bakal dapat pacar secepat ini, Clara. Ternyata ko lebih hebat dari yang ku duga.", katanya dengan senyum sinis pyscho nya.

"Lihat saja! Aku tidak akan membuat hidup mu tenang! Lihat saja ko Clara Grace!", ucap Wanley yang memberikan peringatan terakhirnya padaku dan meninggalkanku dan Joshua sendirian. Tubuhku yang terus gemetaran, aku langsung lemas dan berlutut di bawah lantai. Joshua yang melihatku langsung mendekatiku.

"Are you alright?? Who's that guy?? (Ko baik-baik saja?? Siapa dia??)", tanyanya dengan panik. Aku yang masih berlutut, diam dan tidak bersuara.

"I-I'm fine... H-He i-is m-my ex-boyfriend. (A-aku baik-baik saja... D-Dia pa-pacar k-ku.)", kataku dengan suara gemetaran karena ketakutan. Aku yang sedang ketakutan ini, langsung menangis karena aku sudah tidak dapat menahan air mataku dan tiba-tiba Joshua memelukku dengan erat.

"It's okay. I'm here. Don't cry. (Tidak apa. Aku di sini. Jangan menangis.)", katanya dengan lembut membuatku merasa tersentuh dari perkataannya dan aku pun mulai menangis tersedu-sedu.

"Don't cry. I will protect you. I promised. (Jangan menangis. Aku akan melindungimu. Aku janji)", kata Joshua dengan lembut. Kata-katanya sangat lembut bagaikan malaikat, aku merasa tersentuh olehnya. Ini baru pertama kali, aku dipeluk oleh cowok dan menghiburku ketika menangis. Ini... benar-benar terasa hangat dan aku menyukainya.

Joshua Hong, aku mulai jatuh cinta padamu.

The end.

★☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆

#Day8
#RamadhanBerkisah
#PenaJuara

Requested by Risma224

Words : 2078

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top