25# Alunan - Woozi (SVT)

Alunan musik ini, mengingatkanku padamu.

***

Sejak engkau pergi, aku selalu mendengar musik ini karena ini mengingatkanku padamu. Alunan musik piano termerdu ini membuatku tersentuh hati dan mengingat beberapa kenangan yang dulu kita lalui. Aku ingin kita kembali seperti dulu... Lee Jihoon.

Aku duduk, melihatmu dari jauh yang sedang berbicara dengan teman-temanmu yang berasal dari boyband Korea, Seventeen. Kau adalah salah satu anggotanya dan kau terlihat manis jika bersama mereka. Aku selalu bertanya bagaimana kabarmu? Tetapi aku tidak dapat mengatakannya. Aku ingin bilang kau terlihat luar biasa, tetapi aku juga tak dapat mengatakannya. Aku ingin bertemu denganmu, tetapi aku tidak punya keberanian untuk bertemu denganmu sebab aku adalah mantanmu.

Melihatmu tertawa, aku rasa kau baik-baik saja tanpa diriku ini. Jihoon ada banyak sekali yang ingin kutanyakan. Apakah kau rindu padaku? Apakah kau ingat padaku? Apakah kau ingat mantan bodohmu ini? Banyak sekali aku bertanya tetapi aku tidak dapat memberitahumu. Mengapa? Karena aku adalah seorang pengecut yang telah meninggalkanmu tanpa memberikan pesan terakhirku padamu.

Tetapi ada satu pertanyaan yang membuatku cemas dan sangat takut sekali untuk bertanya padamu. Jihoon... Apakah kau membenciku sekarang?

Ini sudah berjam-jam aku menatapmu dari jauh dan aku harus pergi sebelum engkau menemukanku. Jihoon, maafkan aku yang tidak mempunyai keberanian untuk menemuimu, sebab mantanmu ini sungguhlah pengecut. Maafkan aku dan selamat tinggal Jihoon, aku harap kau baik-baik saja tanpa diriku ini. Aku yakin Seventeen bakal membuatmu senang tanpa aku ini. Tetap berjuanglah dalam karirmu. Aku sangat mencintaimu Jihoon, sangat sekali. Tetapi... Hubungan kita tidak bisa terus kita jalanin.

Hp ku berdering mengeluarkan alunan musik piano yang sering kudengarin. Aku memasangnya sebagai ring tone ku supaya aku dapat mengingatkan nya padamu. Jam menunjukkan pukul 13.30 siang artinya waktu makan siang dan istirahat sudah berakhir. Aku pun pergi kembali ke kantor ku untuk bekerja tetapi tiba-tiba ada seseorang memegang tanganku dan aku melihat siapa itu ternyata...

"Yoon Ji..."

Orang yang selama ini kuhindari, Lee Jihoon. Mengapa dia bisa menemukanku?? Aku cepat-cepat menutup mukaku dan mengelak untuk melepaskan tanganku dari tangannya, tetapi dia mencengkram tanganku dengan kuat.

"Itu kau kan?", tanyanya lagi, tetapi aku tidak menjawabnya. Aku malu sekali untuk bertemu dengannya bahkan tidak berani menatapnya.

"Baek Yoon Ji! Tatap aku!" Aku tersentak dan membalikkan mukaku untuk melihatnya dan mataku langsung membesar ketika melihat Jihoon menangis di depanku.

"Aku sudah menunggumu lama sekali.", katanya sambil menangis dan langsung dia memelukku.

"Jangan pernah meninggalkan ku lagi.", bisiknya sambil menyembunyikan mukanya di leher ku. Aku pun ikutan menangis sebab aku tidak tahu kalau dia bakal menungguku selama ini. Pertanyaan yang banyak sekali ingin kutanyakan, telah terjawab dari Jihoon sekali, bahwa dia menungguku kembali padanya.

Aku dan Jihoon duduk di taman yang tidak jauh dari kantor dimana aku kerja dan Pledis entertainment dimana Jihoon dan Seventeen debut disana. Aneh sekali, sudah sekian lama tidak bertemu, kami cuma bertatapan dan tidak bicara sama sekali. Aku rasa Jihoon telah sadar dan dia tertawa. Betapa rindunya aku mendengar ketawanya.

"Kau sudah tumbuh dewasa ya? Makin cantik.", katanya membuatku tertawa.

"Kau masih gentle dan comel seperti dulu.", kataku padanya karena dia belum berubah sama sekali.

"Hei, siapa bilang. Tinggi badanku naik.", katanya sambil menunjukkan tinggi badannya sedangkan aku cuma tertawa kecil. Dia terlalu sensitif sekali kalau soal tinggi badan kalau aku sensitif sekali dengan berat badanku.

"Ngomong-ngomong dari mana kau tahu kalau aku ada di sana, di Pledis entertainment?", tanyaku padanya. Aku tidak masuk ke dalam, tetapi aku diluar soalnya Jihoon ada di dekat jendela yang tidak jauh dariku walaupun dia didalam gedung tersebut.

"Soalnya aku dengan suara alunan musik yang pernah ku dengar. Aku membalikkan mukaku dari mana datangnya musik itu dan disitulah aku nampak kamu. Awalnya aku tidak tahu itu kamu atau nggak, karena bimbang aku langsung datang menghampiri mu.", katanya sambil menunjukkan HP ku yang ada ditanganku. Sebenarnya alunan musik piano ini dimainkan oleh Jihoon, dia merecord musik ini dan mengeshare musiknya padaku. Kata Jihoon ini adalah satu-satunya musik yang dia buat khusus untukku, jadi aku sering mendengarnya jika tidak ada dia. Sampai sekarang pun aku masih mendengarkannya.

"Yoon Ji."

"Hm?", kataku sambil menoleh balik ke Jihoon dan dia menatapku dengan serius sambil mengenggam tanganku.

"Kembalilah padaku.", katanya dengan lembut dan itu membuatku shock. Hatiku ingin mengatakan "Ya" tetapi otakku mengatakan "Jangan!" Sebab hubunganku dengan Jihoon rumit sekali. Jihoon adalah seorang idol sedangkan aku cuma orang biasa aja, jika aku melanjutkan hubungan ku dengannya, fans-fans nya akan memulai membenciku lagi seperti waktu itu. Aku takut sekali makanya aku kabur. Aku rasa Jihoon tahu apa yang aku pikirkan, dia langsung memelukku.

"Aku akan melindungimu percayalah padaku.", katanya membuatku shock.

"Aku memang gagal melindungimu waktu itu. Tetapi ku mohon sekali ini saja percaya padaku.", katanya dan memohon padaku untuk mempercayainya. Jujur saja, sejak dia mengumumkan kalau dia berpacaran denganku di depan fans-fans nya, ada yang tidak merestui hubungan kami dan menyuruhku kami untuk segera putus bahkan di internet mengatakan hal-hal jelek pada hubungan kami, termasuk aku. Entah dari mana mereka berhasil menemukan dimana aku tinggal dan Twitter ku, mereka mulai mengomentari kata-kata jahat padaku dan mengirimkan surat kutukan padaku. Itu sungguhlah mengerikan, tetapi melihat Jihoon memelukku aku tidak bisa mengatakan tidak. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi.

"Jihoon... Kau tahu kan kalau hubungan kita tidak-"

"Aku punya rencana. Seventeen merestui hubungan kita dan mereka pun akan membantu kita dan membujuk Pd-nim.", kata Jihoon seperti sudah menyusun rencana, tetapi tetap saja...

"Tetapi..."

Omonganku dipotong lagi dan Jihoon bilang bahwa cobalah untuk mempercayainya sekali lagi dan mengatakan kalau dia tidak ingin kehilanganku lagi. Tentu saja, aku bimbang tetapi melihat dia sungguh-sungguh. Aku pun percaya padanya dan setuju. Dan tentu saja, aku bimbang dengan apa yang direncanakannya, tetapi aku tetap harus mempercayainya sebab dia adalah kekasihku.

Tiba-tiba HP ring tone ku berbunyi lagi dan mengeluarkan alunan musik piano itu lagi. Jihoon senyum ketika mendengar aku memasang musiknya di ring toneku. Aku pun tersenyum dan mengatakan.

"Alunan musik ini, mengingatkanku padamu."

The end.

★☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆

Lagi latihan buat shortstory 500 kata, but failed.

#Day25
#RamadhanBerkisah
#PenaJuara

Words : 1000

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top