20# Energi - Suga (BTS)

Karena kamu adalah energi ku.

***

Melihatmu yang selalu sibuk bekerja, aku selalu bertanya... Apakah aku harus membujukmu untuk istirahat? Melihatmu yang terus garuk kepala, aku selalu bertanya... Apakah kau sedang stress? Melihatmu yang dari tadi terus melempar kertas dimana-mana... Aku bingung apa yang harus kulakukan padamu supaya kau lepas dari pekerjaanmu.

Kenalkan namaku Han Sun Nie, panggil aku Sunnie dalam bahasa Inggris, yang berarti terang atau ceria. Nama sunnie ini adalah sifatku yang sebenarnya. Aku adalah orang yang tipenya selalu ceria, banyak yang pikir kalau aku kayak ada gangguan sakit jiwa karena terus ceria tak pernah bersedih. Kadang aku tidak terlalu mengerti dengan pandangan orang-orang ini... Mengapa mereka harus menilai kita dulu sebelum berkenalan? Mengapa mereka tidak mau berkenalan dulu baru menilai kita? Hidup ini benar-benar sungguh aneh sekali bukan?

Tetapi pada akhirnya aku menemukan orang yang membuatku sangat tertarik. Siapakah itu? Ya, itu adalah...

"Sunnie... Kenapa kamu di dalam kamarku?"

Cowok ini... Kenalkan namanya Min Yoongi. Dia adalah tetangga sebelahku, aku berkunjung ke sini untuk melihat keadaannya. Seperti yang kau lihat, dia tidak pernah berubah masih terbawa kebiasaan nya dalam merokok.

"Bukankah sudah ku bilang berhenti merokok?", kataku padanya dengan tatapan yang tajam.

"Biarkan aku merokok.", katanya masih tertuju pada komputernya. Aku langsung bangkit dari tempat tidurnya yang tadi kubaring dan langsung mengambil rokok yang tadi dimasukkan ke mulutnya dan membuangnya di tong sampah setelah aku memadamkannya.

"Yah! Itu batang rokok terakhirku.", rengeknya sambil menunjukkan muka sedihnya.

"Oh ya? Baguslah kalau begitu.", kataku seperti tidak terlalu peduli.

"Kenapa kamu selalu menggangguku sih? Padahal kau bukan ibuku.", ngeluhnya membuatku emosi.

"Yah! Karena aku bukan ibumu, seharusnya kau beruntung mempunyai teman yang peduli denganmu!", kataku dengan ngambek.

"Iya, Iya. Jangan berisik, aku sedang menyetel lagunya nih...", katanya sambil memasang headphonesnya di telinganya dan mendengar lagu tersebut dengan nyimak. Dia benar-benar orang yang tidak bisa bersyukur ya?

Aku melihat piala-piala yang ada di atas lemarinya. Jujur saja, dia mempunyai banyak piala di sini, termasuk Juara rap, Juara menulis lyric lagu, dan lainnya lagi. Dia adalah cowok yang sungguh berbakat sekali. Bagaimana denganku? Aku cuma numpang lihat piala aja, tak pernah dapat piala lebih tepatnya tak pernah ikut lomba hal seperti sama sekali. Soalnya aku malas sekali.

"Kau sudah selesai?", tanyaku padanya mencoba membujuknya, tetapi dia tetap fokus melihat ke komputer nya tanpa melihatku tetapi masih nyahut.

"Belum...", katanya dengan malas.

Dia ini orangnya tipe yang cuek sekali dan Swag. Tidak terlalu peduli orang disekitarnya, melakukan apa yang disukainya aja dan bisa dibilang suka menyendiri. Tetapi, karena sifat inilah yang membuatku penasaran samanya, mengapa dia terlihat baik-baik saja selama aku masih disini bersamanya?

Aku yang sudah kenal samanya 3 atau 4 bulan, dia menganggapku seperti invisible friend (teman tidak nampak) lebih tepatnya seperti hantu. Aku mencoba berbicara dengannya, tetapi rensponnya selalu singkat seperti "Oh", "Ya", atau "Hm." Apakah dia tidak bisa mengajakku bicara?

Apakah dia pernah menilaiku setelah sudah lama berkenalan? Hahaha, itu sudah pasti "Sudah". Tetapi nilainya terhadapku, yaitu aku bising kayak bocah berumur 10 tahun, masuk ke dalam rumah diam-diam dan suka muncul entah dari mana asalnya. Seperti anak hilang. Bukankah itu terlalu berlebihan? Dan aku cuma menghela nafas dan mengutuk diriku sendiri.

Dan lihatlah sekarang, dia bahkan tidak mau menatapku... Aku menghela nafas sekali lagi dan berbaring di tempat tidurnya sambil melihat muka sampingnya. Jujur saja... Dia lumayan ganteng jika dilihat dari samping. Kalau terus memandang muka ke muka, dia bukan ganteng lagi tetapi comel. Soalnya muka dia agak sikit chubby. Dan lama kelamaan mataku langsung tutup dan aku tidur dengan lelap.

Aku bermimpi... Bermimpi ada cahaya di balik gelap tersebut seperti... Ada sesuatu di cahaya itu, tetapi aku tak dapat melihatnya karena terang sekali. Dan ketika aku mendekat maju ke cahaya itu, aku nampak ada orang disana dan ternyata...

"Eomma? (Ibu)"

Ibuku yang sudah meninggal karena penyakit kanker yang dialaminya membuatku menangis karena akhirnya aku dapat bertemu dengannya lagi. Ketika aku mendekatinya, ibu jadi menjauh. Ada apa nih? Aku lari untuk menghampirinya tetapi lama-kelamaan semakin jauh.

"Ibu! Jangan pergi!" Dan pada akhirnya ibu pergi dan meninggalkan ku sendirian di tempat gelap ini. Mengapa semua meninggalkanku sendiri? Bahkan ayah juga meninggalkan ku. Aku punya siapa lagi jika tidak ada ibu?

"Jangan tinggalkan ku sendiri...", kataku sambil menangis tetapi tangisanku berhenti ketika aku mendengar seseorang berbicara denganku.

"Aku tidak akan meninggalkanmu."

Pada akhirnya aku bangun dari mimpiku dan aku melihat tanganku digenggam oleh tangan seseorang. Dan tangan itu adalah tangannya Yoongi! Aku melihatnya yang masih memperhatikan komputernya tetapi dia masih memegang tanganku dan kayaknya dia masih belum tahu kalau aku sudah bangun. Dia menguap dan menoleh ke samping maksudku menoleh ke aku. Ketika dia sadar kalau aku sudah bangun, matanya langsung membesar dan melepaskan genggaman tangannya dariku. Aku rasa dia sangat terkejut karena tiba-tiba aku bangun dan melihatnya tanpa bersuara.

"Kalau sudah bangun. Mengapa tidak bersuara?", katanya sambil batuk-batuk dan masih memperhatikan komputernya. Aku rasa dia pura-pura batuk tuh.

"Maaf, soalnya aku kaget sekali..." Aku melihat telinganya memerah dan aku rasa dia sedang menahan malunya dan menutupinya supaya aku tidak tahu. Tetapi maafkan aku Sugar~ Aku sudah nampak.

"Kau memegang tanganku dengan erat.", lanjutanku membuatnya tersentak terkejut dan melihatku dengan reaksinya yang lucu itu. Waduh, mukanya merah padam sampai telinga.

"Ja-Jangan salah paham. Aku memegang tanganmu ada maksud lain kok!", katanya dengan gemetar sedangkan aku menyeringai.

"Oh ya? Apa itu?", tanyaku padanya berhasil membuat dia habis kata-kata. Muka merahnya comel kayak tomat tetapi aku rasa dia mendapatkan julukan nama yang cocok yaitu... Gula Merah.

"Tentu saja! Ada maksud lainnya!"

Akhirnya dia buka mulut juga. Apa yang sedang kau pikirkan Yoongi? Ku harap bukan jawaban aneh yang kau buat kali ini. Mengapa tidak menjawab sebenarnya saja bahwa kau menyukai ku?

"Sebab kau adalah energi ku!", katanya membuatku diam dengan bingung.

"Eh?" Hanya itu yang ku katakan padanya.

"Benar! Kamu adalah energi ku! Kamu tahu kan kalau selama ini aku selalu stress dengan pekerjaanku?? Karena kamu orangnya tipe ceria, aku mencoba menggenggam tanganmu! Mana tahu, rasa capek dan stress ku hilang ketika aku sedang bekerja!"

Apa-apaan ini? Omong kosong apaan nih? Tetapi kok ngakak sekali sih? Aku menahan tertawa ku, dia yang melihatku menahan tertawa, menyuruhku untuk berhenti tertawa.

"Jadi maksudmu, aku adalah powerbank gitu?" Aku tertawa dengan keras dan dia balik memperhatikan komputernya lagi.

"Aduh, kok kamu lucu sekali Sugar? Aduh, gula merah ku~", kataku membuatku malu lagi.

"Diam kau!", katanya dengan segera memakai headphones nya di telinganya.

"Pokoknya aku sudah kasih tahu alasanku.", katanya yang mukanya masih ada sisa warna merah tuh. Kalau dia lagi ngambek dan kesal, dia terlihat lucu sekali. Seharusnya ku bawa HP bersamaku supaya aku dapat memotret mukanya ini.

Aku tertawa kecil dan berbisik di sebelah telinganya, walaupun telinganya ditutupin headphones.

"Ya. Aku adalah energi mu. Jangan lupakan itu."

The end

★☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆

#Day20
#RamadhanBerkisah
#PenaJuara

Words : 1133

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top