10# Enigma (2) - Hoshi (SVT)
Part 2 from Bocah
Seharusnya aku sudah mati, tetapi... Kenapa aku masih hidup?!
***
Hong Jae Ah
R.I.P
Meninggal pada tanggal 25 Mei 2***
Tempat/Waktu kematian : Jembatan Seoul, pukul 00:00 a.m.
Penyebab kematian : bunuh diri karena ditindas oleh teman-teman sekolahnya.
Tempatnya gelap sekali... Aku tidak nampak apapun... Dimana aku? Apakah aku sudah mati?
Aku mencoba bangun dari tempatku dimana aku berada saat ini, tetapi tidak bisa karena aku seperti terjebak di dalam karung. Ada apa ini? Kenapa aku bisa terjebak di dalam karung?Tiba-tiba ada seseorang membantuku keluar dari karung tersebut dan akhirnya aku berhasil keluar. Aku melihat siapa yang membantuku dan ternyata seorang pria yang tinggi dengan mata sipit nya yang lagi menatapku. Apakah aku sekarang di neraka atau surga? Tetapi tempat ini bukan bagaikan surga bagiku, soalnya gelap sekali.
"Kau baik-baik saja?"
Aku melihatnya dengan terkejut sebab dia berbicara padaku. Tunggu dulu... berarti aku masih hidup?? Mustahil, aku tidak mungkin hidup. Dari jembatan loncat ke sungai, aku sudah pasti mati atau jangan-jangan dia bisa lihat hantu?? Apakah aku sudah jadi hantu???
"Kau berbicara padaku?", tanyaku padanya dan dia menatapku dengan bingung.
"Tentu saja, aku bicara padamu. Siapa lagi disini?", katanya langsung berlutut di depanku untuk melihat bagaimana keadaanku.
"Kau bisa lihat aku?", kataku sambil menunjukkan mukaku dengan jari telunjukku. Dia yang mendengarkanku, menatapku seolah aku sedang bermain dengannya.
"Hei, dengar ya. Mataku memang sipit, tetapi bukan artinya aku buta.", katanya dengan judes. Mengapa dia marah padaku? Padahal aku cuman bertanya aja.
"Kau nggak takut?"
"Apa?"
"Aku ini hantu lho. Hantu. Kau tidak takut padaku??", kataku langsung tanpa berpikir dulu dan cowok itu yang mendengarkan ku, menatapku dengan tatapan aneh dan tiba-tiba ia tertawa dengan keras.
"Hei, aku serius! Ini bukan lelucon!", kataku dengan serius soalnya ini bukan waktunya main-main. Cowok itu langsung berhenti tertawa dan dia menatapku sambil mengernyitkan alis matanya. Dia mendekatiku dan aku membeku ketika bertatapan dengan matanya. Apa yang akan dia lakukan padaku?? Tanyaku dalam pikiranku sambil memenjamkan mataku karena ketakutan dan tiba-tiba aku merasakan kesakitan di pipiku karena... Dia mencubitku.
"Yah! Apa yang kau lakukan?! Lepaskan! Ini sakit tahu?!", rengekku dengan kesakitan dan akhirnya dia lepaskan juga. Benar-benar deh... Cowok ini gila!
"Katamu kau tuh hantu. Sekarang aku bertanya padamu, memangnya hantu bisa disentuh dan merasakan kesakitan?" Mataku langsung membesar ketika mendengarnya. Benar juga... Seharusnya aku tidak merasa kesakitan karena dicubit dan juga mustahil dia bisa menyentuhku. Apakah artinya ini... Aku masih hidup?!
"Jika ingin menipuku dengan cara kuno seperti itu, itu tidak akan mempan padaku, bocah.", katanya sambil menggeleng-geleng kepalanya dan menatapku seakan aku ingin menipunya. Aku yang mendengarnya, tiba-tiba sakit kepala ketika mendengar kata "Bocah" dari mulutnya. Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba aku merasa pusing?
"Oi, kau kenapa? Kau sakit?", tanyanya padaku dan sepertinya dia sudah melihat mukaku yang tiba-tiba pucat. Dia mengobservasiku dan memperhatikanku dari ujung kepalaku sampai ujung kakiku.
"Kau anak SMA? Ini sudah malam. Kenapa kau masih di luar?? Apakah orang tua mu tahu kalau kau keluar malam-malam??" Dia bertanya membuatku tambah bingung dan aku tidak tahu harus menjawab yang mana dulu. Apakah aku akan dibawa ke kantor polisi?
"Tu-Tunggu yang paling penting sekarang adalah... Siapa namamu?", tanyanya padaku dan tiba-tiba itu menangkapku. Siapa namaku? Aku tidak ingat...
"A-Aku..."
"Kau?"
"Tidak ingat...", kataku membuatnya terkejut dan dia melihatku seperti aku sedang berpura-pura dengannya, tetapi muka ku menunjukkan aku benar-benar tidak tahu apa-apa tentang diriku sendiri. Dia yang melihat mukaku, pusing sendiri.
"Tidak bisa begini. Ayo, ku bawa kau ke kantor polisi.", katanya dan langsung menarik tanganku untuk mengikutinya, tetapi aku tidak mau dan dengan langsung aku melepaskan tanganku darinya.
"Hei!"
"Aku tidak mau ke kantor polisi.", kataku dengan langsung. Entah mengapa aku tidak begitu suka ke kantor polisi. Hanya saja, aku merasa tidak ingin bersangkutan atau berkaitan dengan polisi atau apa.
"Jika kau tidak mau ke kantor polisi. Bagaimana caranya kita dapat menemui keluargamu?? Dan kau juga harus pulang. Apakah kau ingat alamat rumahmu??", tanyanya padaku tetapi aku hanya menjawab dengan menggeleng kepalaku. Dia yang melihat ku, langsung sakit kepala.
"Erghh... Kau membuatku sakit kepala. Ya udah, aku tinggalkan kau sendiri di sini. Selamat tinggal.", katanya langsung beranjak pergi. Tunggu dulu... Jika kau pergi... Bagaimana denganku?? Aku secara tidak langsung, mengikutinya dari belakang sebab tidak ada tempat yang bisa ku pergi lebih tepatnya tidak tahu.
Aku yang terus mengikutinya, berhenti ketika ia langsung menoleh ke belakang dan melihatku yang jaraknya tidak jauh dariku. Aku rasa dia tahu kalau aku sedang mengikutinya. Lalu ia lanjut berjalan ke depan lagi dan aku masih mengikutinya. Sekali lagi dia menoleh ke belakang dan aku pun berhenti dari selangkahku yang baru mau maju ke depan. Dia menatapku dengan mata sipitnya, aku penasaran apakah dia benar-benar bisa melihat ku dengan mata sipitnya? Soalnya dia seperti tidak punya mata saja. Apakah matanya bisa dibesarkan?
"Oi! Kenapa kau mengikutiku??", tanyanya dari jarak jauh tetapi aku dapat mendengarnya.
"Aku tidak tahu harus pergi ke mana.", kataku dengan keras tetapi tidak begitu sekeras kali sampai tetangga atau orang yang tinggal di sekitar sini kedengaran. Ini sudah malam dan aku tidak boleh teriak.
"Lalu? Kenapa aku harus peduli?", tanyanya cuek. Ternyata dia tidaklah baik seperti yang aku kira.
"Jangan mengikutiku. Pergi sana!", katanya sambil melanjutkan perjalanan pulangnya dan meninggalkan ku disini. Kenapa dia tega sekali? Kataku dalam pikiranku, tetapi aku tetap mengikutinya walaupun dia menyuruhku untuk berhenti mengikutinya, sebab badanku ya badanku dan aku berhak melakukan apa saja pada badanku ini. Jika melihat situasi ini, ini bagaikan seperti anjing jalanan yang mengikuti orang yang telah memberi makanan padanya. Lho? Mengapa aku samakan pada anjing jalanan? Ah! Nggak tahu deh!
Beberapa menit kemudian, akhirnya kami sudah sampai dan ternyata dia tinggal di kost-kostsan. Aku tidak dapat masuk ke bangunan tersebut, karena lihatlah dia sudah membuat batas jaraknya padaku. Erghh... Dasar tak punya hati. Kataku dalam pikiranku yang sedang melihatnya masuk ke dalan bangunan tersebut. Aku baru tahu ternyata dia adalah seorang mahasiswa. Enak juga ya, bisa ngekos rumahnya sendiri dan tinggal sendiri.
Aku yang sedang duduk di luar, menunggunya untuk keluar dari rumahnya. Aku rasa itu harus tunggu sampai besok pagi baru dia keluar soalnya besok dia harus kuliah kan? Ngomong-ngomong malam ini dingin sekali, aku bahkan cuma pakai seragam sekolahku yang tipis dan rok sekolahku yang pendek ini. Aduh, menyebalkan... Kenapa aku tidak mati aja sih? Tanyaku dengan kesal.
Tiba-tiba hujan turun dan aku yang disini cuman duduk dan membiarkan tubuhku mengenai hujan sampai basah kuyup. Sepertinya hari ini adalah hari sialku. Aku bingung kenapa Tuhan terus membiarkan ku hidup dan tidak mengizinkanku mati saja daripada hidup di dunia yang tidak adil ini. Apakah Tuhan ingin menyiksa ku lama lagi sampai puas? Aku terlihat menyedihkan...
Tubuh mungilku yang mengenai hujan ini, terus gemetaran karena kedinginan dan lama kelamaan, aku pun ambruk. Pandanganku pun sudah blur dan tidak ada seorang pun yang menolongku sebab tidak ada orang di sini. Apakah aku benar-benar akan mati? Alangkah bagusnya jika itu terjadi.
Aku mendengar suara jiplakan air datang menuju ke sini, aku membuka mataku perlahan-lahan dan aku melihat ada orang menuju ke sini tetapi aku tidak dapat melihat mukanya dengan jelas karena mataku merasa ngantuk dan pandangan ku benar-benar blur dan pada akhirnya aku menutup mataku kembali dan tidur.
***
Ini benar-benar gila, aku tidak percaya dia akan terus mengikutiku sampai sini. Seharusnya aku tidak usah menolongnya tadi. Aku menyalakan lampu rumahku dan menuju ke jendela untuk melihat apakah dia masih di sana? Dan ternyata sesuai dengan dugaanku dia masih di sana dan duduk yang tidak jauh dari rumahku ini.
Erghh dia benar-benar membuatku gila, berapa lama aku akan diikuti oleh bocah SMA itu? Seharusnya aku membawanya secara paksa ke kantor polisi. Sebenarnya dia tuh siapa? Bagaimana bisa dia tidak ingat rumahnya, keluarganya, dan juga... namanya? Cewek ini benar-benar enigma (misterius).
Aku mendengar hujan turun dengan deras di luar, aku melihat di luar jendela bahwa apakah dia sudah pergi mencari tempat teduh? Dan ternyata... Tidak! Dia tetap di sana dengan keadaan basah kuyup! Apa dia bodoh?? Tanyaku ketika menyaksikan ini dan tiba-tiba dia ambruk begitu saja. Aku yang menyaksikan ini terkejut dan dengan segera keluar sambil bawa payung.
Aku pergi menemuinya dan menghampiri nya dan ketika aku tiba di sana aku memanggilnya tetapi dia tidak memberiku jawaban dan dengan secara terpaksa aku menggendongnya dan membawanya ke dalam rumah.
Hujan semakin deras dan untungnya kami sudah di dalam rumah kost ku, aku dengan cepat mengambil handuk dari lemari dan mengelapnya. Melihat dia ngos-ngosan, aku rasa dia sudah demam. Aduh, dari semua orang... Kenapa ini harus terjadi padaku? Tanyaku dengan lelah dari semua ini. Tetapi ketika aku melihat mukanya, aku merasa sangat kasihan, sebab... Dia sendirian, tidak tahu harus ke mana lagi yang dia mau pergi, tidak tahu keluarganya, tidak tahu dimana rumahnya, tidak tahu dia siapa, dan... tidak ada orang yang bisa membantunya... Jujur saja, dia seperti anjing jalanan yang kesepian tergeletak di luar.
Tunggu dulu mengapa aku samakan dia dengan anjing jalanan? Ah, sudahlah. Yang paling penting sekarang, aku harus merawatnya. Pertama seragamnya... Apakah aku harus melepaskan seragamnya yang basah kuyup ini??
"Glek! Astaga... Apa yang harus kulakukan?"
To be continue
★☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆★☆
Sorry untuk tahu nama cowok mahasiswa itu besok 😅. Soalnya ada urusan hari ini jadi ceritanya sekian sini aja. Mohon maaf. Keep reading, voting, and commenting! Love you!
#Day10
#RamadhanBerkisah
#PenaJuara
Words : 1561
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top