Hari Valentine
Halo guys!
Hehehe, sebelumnya, Sempakman ingin meminta maaf kepada para pembaca sekalian karena telah lama ngga update buku random ini, maklum, Sempakman merupakan manusia yang serba sibuk di dunia nyatanya.
Ehm…, berhubungan hari ini adalah Hari Valentine, tentu sebagian dari kalian tengah gencar-gencar mengadakan yang namanya "Ekspedisi Berburu Coklat". Ya kan? Soal siapa yang bakal ngembat tuh coklat sampai ludes, yeah~itu kembali ke kalian. (Kalo Sempakman mah, udah jelas, coklatnya pasti Sempakman berikan ke perut Sempakman :"v
Tapi, apakah kalian tahu apa itu Hari Valentine? Apakag itu merupakan hari bagi-bagi coklat doang? Atau jangan-jangan Hari Valentine itu adalah Hari Neo-Imperialisme dan Kolonialisme modern terhadap para jones? (yg ini kelewat lebay :v)
Well, ini cuma sepengetahuan Sempakman doang, dan maaf bila Sempakman memberikan informasi yang kurang akurat.
Hari Valentine merupakan sebuah hari raya untuk memperingati kematian seorang tokoh Gereja yang bernama Valentine yang merupakan seorang pastor sekaligus tabib yang dermawan pada 14 Februari tahun 200-an Masehi gitu.
Meskipun merupakan kepala agama yang baik dan dermawan, nyatanya ia dan sederet petinggi Gereja pada kala itu hidup dan mengabdi di kerajaan yang dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. (ingat aja namanya Claudia, terus ganti "a" di akhirnya pake "us", habisnya cowok" romawi byk yg gitu :v).
Suatu ketika, tanpa hujan tanoa geledek, Si Kaisar Claudius yang kayaknya udah kebanyakan makan tempe bacem mabok dan berambisi mau memiliki pasukan militer yang besar, dan ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya. (Sekadar info, padahal faktor terbesar mundurnya Romawi dalam berbagai aspek itu biang keroknya tak lain dan tak bukan adalah banyaknya pejabat-pejabat korup, termasuk si kaisar sengklek itu :v). Namun, keinginan itu tidak didukung oleh para pria yang enggan terlibat dalam militer dan perang, sebab mereka tidak ingin meninggalkan keluarga dan doi tercinta (ntar malah ditikung ama tetangga :v). Hal ini membuat Sang Kaisar marah marah sakaw(?), dan segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.
Claudius berpikir bahwa jika pria tidak menikah, mereka akan senang hati bergabung dengan militer. (Untung yang beginian gak pernah terjadi di Indonesia. Kalo sempat terjadi, para jones bisa-bisa langsung ngadain civil war tuh, atau jangan-jangan perang kekhalifahan :v).
Lalu, Claudius melarang adanya pernikahan. Pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal, kecuali para jones di taman lawang, wkwkwkwkwk.
Karenanya, Valentine akhirnya menolak untuk melaksanakan titah atasannya yang maha kuasa yang memihak banget kaum jomblo ababil itu. Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai pastor, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta dan berkomitmen untuk hidup bersama sehidup semati meskipun secara rahasia.
Tapi, sepintar-pintarnya menyembunyikan bangkai, akhirnya jatuh juga! (eh, Sempakman salah peribahasa ya? :v). Aksi ini akhirnya diketahui oleh Si Kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tidak menggubris dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin. (Bukan biar romance, di zaman segitu, alat-alat penerangan levelnya emang baru segitu doang).
Sampai pada suatu malam, ia tertangkap kering (sebab ia belum tentu basah :v) memberkati salah satu pasangan. Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun malang Valentine tertangkap (firasat me jadinga enak). Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis hukuman mati, sehingga kepalanya dipenggal oleh algojo setempat. (Tuh kan benar!)
Sejak kematian Valentine (14 Februari), kisahnya menyebar dan meluas, hingga tidak satu pelosok pun di daerah Roma yang tak mendengar kisah hidup dan kematiannya. Kakek dan nenek mendongengkan cerita Santo Valentine pada anak dan cucunya sampai pada tingkat pengkultusan.
Ketika agama Katolik mulai berkembang, para pemimipin gereja ingin turut andil dalam peran tersebut.
Di tahun 494 M, Paus Gelasius I mengubah upacara Lupercaria yang dilaksanakan setiap 15 Februari menjadi perayaan resmi pihak gereja. Dua tahun kemudian, sang Paus mengganti tanggal perayaan tersebut menjadi 14 Februari yang bertepatan dengan tanggal matinya Santo Valentine sebagai bentuk penghormatan dan pengkultusan kepada Santo Valentine. Dengan demikian perayaan Lupercaria sudah tidak ada lagi dan diganti dengan "Hari Anti-jones"……eh, salah, maksudnya "Hari Kasih Sayang" atau juga dikenal dengan nama "Hari Valentine".
Jadi, Hari Valentine itu hari rayanya umat Kristen (Protestan, Katolik, Ortodoks, Anglikan, dsb) doang?
Eittsss!!!! Jangan langsung nyimpulin gitu! //Reader: ya elah, elu yg bacot, elu juga yg nuduh gaje.
Hari Valentine tetap menjadi hari raya kudus umat kristen, sampai negara api menyer…maksudku sampai para petinggi Gereja mulai melakukan semacam riset (Sempakman lupa apa istilah risetnya :"(. wkwkwkwk).
Hari Valentine mulai dihapus dari kalender Gereja Katolik, terutama Gereja Katolik Roma pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus eksistensi santo-santa yang asal-muasalnya dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja. (kalau kalian tanya" ama Ki Wiki, yg ngerayain Valentine itu mayoritas umat kristen kecuali Katolik).
Jadi, hari Valentine itu ga mesti hari raya keagamaan.
Bahkan, jauh sebelumnya, ketika Inggris, Belanda, dan Prancis sedang gatel-gatelnya ngejajah seisi dunia sebelum Perang Dunia Pertama, bangsa Barat yang melaksanakan Hari Valentine juga merayakannya setiap tangga 14 Februari baik di negeri sendiri maupun di tanah-tanah jajahan mereka.
Nah, dampak dari perayaan Hari Valentine di tanah jajahan masing-masing penjajah adalah munculnya proses peniruan dan percampuran kebudayaan yang dilakukan oleh masyarakat setempat (yang kala itu dijuluki inlander atau pribumi, sekarang semua WNI adalah WNI, ga ada pribumi dan non-pribumi). Belum lagi, bangsa-bangsa Barat gemar melakukan perdagangan dengan masyarakat setempat yang membuat Hari Valentine belum tentu dirayakan dengan maksud keagamaan, melainkan karena ikut-ikutan kebudayaan asing. Akhirnya timbul lah perayaan Hari Valentine sebagai perayaan kebudayaan, bukan lagi perayaan agama.
So, it's okay to celebrate it!
Terakhir, Sempakman ingin berpesan kepada kalian. Karena Hari Valentine itu memiliki nama lain sebagai Hari Kasih Sayang, hari ini gak mesti dirayain oleh kalian yg udah punya doi ato gebetan. Kalau kalian punya teman, ortu, sahabat, sepupu, dsb, kamu bisa membagikan kasih sayang kalian ke mereka di hari itu juga, siip!?
Yah, segitu aja deh postnya, Sempakman mendadak ga ada mood.
see ya!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top