Tips Menulis Agar Konsisten

Pemateri idrianiiin

Minggu, 12 Juli 2020

Apa sih konsisten itu?

Kata konsisten merupakan serapan dari consistent dan consistentem yang berarti 'berdiri dengan kokoh' atau 'berdiri tegak'.

Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsisten artinya 'tetap (tidak berubah-ubah)', 'taat asas' atau 'ajek'. KBBI juga mengartikan konsisten sebagai 'selaras atau sesuai'. (Sumber Wikipedia)

Nah, sebenarnya seberapa penting sih konsisten dalam menulis itu?

Biasa aja?

Penting?

Atau penting pake banget?

Coba tanyakan pada diri kita masing-masing. Jika sudah menemukan jawabannya maka kita akan mudah dalam mencari tips dan trik agar konsisten dalam menulis.

Berikut akan aku uraikan 8 tips agar konsisten menulis (Ini hanya sekadar pengalaman pribadi saja) :

1. Tuliskan Goals atau Tujuan

Ini sangat penting, karena pada saat kita tahu goals atau tujuannya, pasti kita akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai hal tersebut. Pilihlah goals yang berasal dari dalam diri kita pribadi, semisal; "Aku ingin menulis untuk diriku sendiri. Pokoknya harus tamat dalam jangka waktu satu bulan." Camkan terus kalimat itu agar menjadi motivasi dan penyemangat. Jangan pernah sandarkan goals tersebut pada orang lain, terlebih pada jumlah readers, vote, atau koment sekalipun. Aku jamin kalian akan capek sendiri, dan ujungnya nyerah di tengah jalan. Jangan sampai kaya gitu yah :)

2. Buatlah Jadwal Update

Ini juga gak kalah penting lho, karena ini sangat berkaitan dengan tanggung jawab dan janji pada diri sendiri. Kalau kita sudah benar-benar memantapkan niat, hati, dan juga usaha In syaa Allah akan mudah dan ada saja jalannya. Jangan muluk-muluk setiap hari update, pelanpelan saja, mungkin dari mulai dua kali dalam seminggu? Kalau sudah mampu maka tambah lagi, tiga kali dalam seminggu? Dan begitu seterusnya sampai kita bisa update setiap hari. Hargai setiap prosesnya maka hasil yang terbaik akan dengan senang hati menghampiri.

3. Pertebal Rasa Percaya Diri.

Pede itu penting, bermental baja tahan banting juga gak kalah penting, maka dari itu perteballah keduanya. Kenapa begitu? Karena pada saat kita mendapatkan kritik pedas kita sudah siap mental dan akan tetap melanjutkan cerita kita sampai selesai. Beda lagi kalau minim rasa percaya diri, minderan, kena kritik dikit langsung down. Hilangin deh mental kaya gitu. Cerita yang kita tulis gak akan kelar-kelar kalau kaya gitu mah. Fokusin aja niat sama otak kita. Jangan pikirin tanggapan orang lain kecuali masukan yang membangun.

4. Gabung Dengan Orang-Orang Yang Memiliki Visi dan Misi Sama.

Sejatinya manusia itu haus akan dukungan dan pujian. Benar gak? Nah maka dari itu kita harus mencari banyak kenalan dari satu ruang lingkup yang sama. Bukan hanya untuk sekadar bermain-main saja, tapi bergabunglah dengan grup kepenulisan yang memang mengedepankan konsistensi dalam menulis.

Memangnya ada?

Salah satunya 300 Days Challenge. Ini bukan promosi yah, hanya sekadar berbagi pengalaman saja. Gak dapet endorse dari founder maupun admin, hehe. Di grup 300DC itu sangat amat fokus pada konsistensi, meleng sedikit langsung kena SP, dan konsekuensinya langsung hengkang dari grup. Kejam? Gak. Itu namanya pola didikan agar kita bisa me-manage waktu dengan baik.

Sedikit berbagi cerita saja, cerita kelima—Cinta Tapi Diam—yang aku ikutsertakan dalam 300 Days Challenge Periode 6 tamat dalam kurun waktu kurang dari 2 bulan, lebih tepatnya dari mulai tanggal 20 April s/d 08 Juni 2020. Kok bisa? Kuncinya hanya satu, konsisten. Perjelas tujuan dan ubahlah pola pikir kita dengan hal-hal yang positif serta membangun semangat dalam diri. Jangan mencari motivasi dari orang lain, tapi galilah dalam diri kita sendiri, karena musuh terbesar yang sesungguhnya itu adalah diri sendiri.

5. Enyahkan Rasa Malas

Jangan pernah beralibi dan bersembunyi di balik kata writers block, karena menurutku pribadi itu gak ada. Writers block itu kata gaul dari males. Lho kok bisa? Kebanyakan penulis pemula—aku contohnya—sering mengumbar alasan kehabisan ide, mandeg di tengah jalan, muncul ide baru, atau bisa saja malas ngetik. Semua itu sering kita alami bukan? Nah cobalah benahi kemalasan itu, dan usahakan untuk menulis setiap hari. Gak usah banyak-banyak, satu kalimat atau satu paragraf aja cukup, yang penting cerita yang kita tulis gak terbengkalai. Balas chat doi yang panjang-panjang aja mampu, kok cuma nulis satu kalimat aja gak bisa sih:')

6. Buatlah Premis atau Outline Yang Jelas, Lugas, dan Tegas

Kalau secara praktik dan teori dua hal di atas ini sangat bisa membantu lho, apalagi kalau kita membuat outline secara keseluruhan bab. Pasti nulisnya akan ramai lancar tanpa hambatan, karena kita sudah punya panduan dan arahan, tinggal kita ramu dan olah menjadi sebuah satu rangkaian cerita saja. Kalau itu merasa memberatkan cukup tulis outline yang hanya mencakup, awal, pertengahan/konflik, dan akhir/ending. In syaa Allah gampang, dan akan lebih bermanfaat jika diamalkan serta dipraktikkan.

7. Dilarang Keras Selingkuh Pada Cerita Baru

Usahakan fokus pada satu cerita saja, terlebih jika cerita yang tengah kita garap baru beberapa bab awal. Itu bisa mengganggu jalan cerita satu dengan yang lainnya, kalau salah alur bagaimana? Lain hal lagi kalau kita sudah pro dan memang jago membagi otak serta waktu, boleh-boleh saja melakukan hal itu. Kalau memang mendapatkan ide baru ya akan lebih baik jika dicatat dulu saja, dan eksekusi nanti setelah cerita yang tengah kita garap selesai.

8. Niat, Tekad Kuat, dan Juga Usaha Yang Hebat.

Yang terakhir gak kalah penting juga nih. Antara niat, tekad, sama usaha harus sinkron. Kurang salah satunya aja pasti gak akan berjalan dengan baik. Modal niat aja gak akan cukup, karena hal itu hanya kita rangkai dalam otak dan pikiran tanpa kita barengi dengan usaha/ikhtiar. Tekad juga wajib kita miliki, agar kita tak mudah goyah hanya karena lemparan batu kerikil kecil. Ingat goals kita di awal, itu bisa memacu semangat juga lho.

Kunci konsisten itu ada pada diri kita masing-masing. Seberapa besar kemauan dan juga usaha yang sudah kita lakukan, maka hasilnya pasti takkan jauh dari itu. Maka dari itu maksimalkanlah kemampuan dalam diri, selalu memberikan karya terbaik bagi para pembaca, terbaik di sini tidak mengacu pada apa pun tapi sesuai dengan kacamata kita masing-masing.

Ingat satu hal, Allah saja tidak bisa menyenangkan semua hamba-Nya dengan takdir yang telah Dia tetapkan. Lantas apa kabar dengan kita yang hanya seorang pengarang saja? Kita tidak bisa memuaskan semua orang, karena selera setiap manusia itu berbeda-beda. Cukup berikan yang terbaik, untuk urusan ada yang suka atau gak jangan dijadikan persoalan.


TANYA-JAWAB

1. Q: Kak aku izin bertanya, aku punya tiga cerita dan semua cerita aku buat jadwal updatenya, tapi terkadang aku suka milih-milih, maksudnya tuh kaya lagi pengen tulis cerita A nanti yang dua cerita lagi, malah ditinggal. Sebaiknya gimana ya kak supaya aku tetap nulis ketiganya? Terima kasih kak.

A: Kasusnya sama kaya aku saat ini. Aku ada tiga cerita on going, dan itu jadwal update nya harus setiap hari. Kenapa gitu? Soalnya aku ingin menuntaskan cerita aku dengan waktu yang cepat. Caranya gimana?

Kalau aku pribadi mengatur jadwalnya misal, cerita A aku nulis malem, cerita B aku tulis siang, dan cerita C aku tulis pagi. Aku gak akan pindah ke cerita lain sebelum cerita di awal kelar aku tulis, atau paling enggak dapet separuh bab.

Ini tergantung pada kita pribadi, bagaimana kita memanage waktu dengan baik. Tanya diri kita sendiri, tujuan nulis untuk apa? Dari sana motivasi untuk menyelesaikan cerita akan selalu menggebu-gebu, itu aku yah. Kalau kamu mungkin bisa cari alternatif lain, cari hal positif yang bisa bangun mood kamu.

Semoga jawabnya memuaskan yah, hehe


2. Q: Ka, aku mau nanya. Aku udah ada bikin outline cerita, udah setengah jalan, aku ada kepikiran buat bkin chanel YouTube. Pas Chanel YouTube nya udah jalan, aku malah jadi malas nulis. Aku mau konsisten di dua2 nya dan mulai nulis lagi tapi belum kesampaian. Tips nya gmna ka?

A: Prioritaskan salah satunya, kecuali memang kamu bisa jalan dengan dua kegiatan itu. Aky percaya bahwa perempuan itu multitasking, semua bisa dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Tapi kalau merasa menjadi beban dan malah terbengkalai, lebih baik pilih salah satu, dan geluti bidang yang benar-benar kamu inginkan. Prioritas itu penting.


3. Q: Mau tanya, Kak. Semisal kita udh buat jadwal up-date. Tapi, pas waktunya tiba kita malah kyk gimana, ya. Bisa menulis tpi feeling nya itu nggak masuk. Menurut kak iin, kita hrus bgmn?

A: Menurut aku gak papa up aja, karena setelah cerita itu ending akan ada masa revisi. Nah di sana lah kita pangkas yang tidak perlu, dan perbaiki yang tidak ngefeel nya.


4. Q: Kak, bagaimana cara menghadapi mood buruk (atau membangun mood baik) untuk menulis/menyelesaikan naskah?

A: Cari motivasi, jangan motivasi dari orang lain, tapi dari diri kita pribadi. Cari kegiatan yang berfaedah yang sekiranya bisa membuat mood kamu bagus. Setiap orang beda-beda menyikapi hal ini, kalau aku pribadi lebih memilih untuk mendengarkan lagu-lagu melow, dan itu cukuo bangkitin mood aku. Kenapa melow? Karena cerita aku rata-rata main hati, konflik batin, dan bikin nangis. Jadi cari moodboster yang sesuai dengan kamu serta cerita yang tengah kamu garap.


5. Q: Kak kalau misal nya kita udah kepikiran bikin cerita yapi pada saat nulis malah mau bikin cerita lain?

A: Tampung dulu, tulis di buku catatan, biar idenya gak lupa dan ilang. Fokusin satu aja, supaya otak kamu searah, gak lari ke sana-kemari.


Menulislah dari hati maka apa yang kita sampaikan akan sampai ke hati pula. Jangan pernah putus asa dan patah arang, ingat bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil. Berikan yang terbaik, hargai karya kita sendiri, cintai karya kita sendiri. Karena jika bukan di mulai dari kita dari siapa lagi!


Moderator: rachmahwahyu 

Notulen: mahdiyani94 


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top