Semesta 21

Beter eerst de sterren raken en een paar opmerkingen achterlaten ⭐

Better hit the ⭐ first and leave some comments

300 votes for next update

I just want somebody who will never stop choosing me..

🌻🌻🌻🌻🌻

"Syahira..." panggil Zayid membuat Adiknya itu menghentikan aktivitasnya melabeli nama di depan kartu undangannya.

"Iya, Mas?"

Zayid duduk di samping Syahira sambil merapikan beberapa undangan yang tercecer di atas meja makan minimalis itu.

"Undangan sudah semua? Kamu sudah cuti kan?"

Syahira mengangguk pasti. "Sudah Mas, cuti juga tapi ya memang nggak bisa lama-lama." katanya lalu kembali sibuk dengan label nama di hadapannya.

Zayid menatap adiknya dari samping, ia tahu sebelum Khafi datang Syahira pernah menaruh rasa pada teman sejawatnya yang lain di rumah sakit tempatnya bekerja saat ini. Syahira menceritakan semuanya, sebagai seorang kakak laki-laki Zayid bertanggung jawab atas Syahira dan ia akhirnya membantu dengan mencarikan lelaki yang tepat hingga datanglah Khafi siang itu.

Berulang kali setelah saat iti Zayid dan Ibu bertanya pada Syahira apa sudah yakin dengan pilihannya kali ini. Meyakinkan sekali lagi bahwa pilihannya bukan untuk pelarian dari kisah cinta tak bersambut sebelumnya.

Saat itu Syahira menjawab begitu yakin sampai akhirnya Khafi beserta ibu bapaknya datang untuk melamar Syahira dan di tentukannya tanggal pernikahan yang kini tinggal menghitung hari.

"Sya, kamu sudah yakin dengan pilihanmu?" tanya Zayid entah sudah berapa kali ia menanyakan hal yang sama pada Syahira.

Syahira mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan kakaknya itu.  "Mas Zayid yang tampan, jawaban Sya tetap sama seperti beberapa waktu lalu. Sya yakin, insha Allah karena Allah telah menuliskan jodoh Sya, ikhlas dengan apa yang akan Sya terima. Toh, Mas kan yang menjodohkan Sya dengan Mas Khafi?"

"Cieee..." Zayid malah mengalihkan pembicaraan saat mendengar Syahira memanggil Khafi dengan sebutan Mas di depannya.

Pipi Syahira lantas memerah, ia buru-buru menunduk untuk menyembunyikan wajahnya dan fokus kembali dengan undangannya. "Apa sih, Mas. Memangnya nggak boleh?"

"Ya boleh aja, hitung-hitung latihan biar nanti kalau sudah SAH nggak kagok lagi." ujar Zayid dan berlalu dari sana.

Syahira hanya diam saja meskipun dalam hati ia mengiyakan perkataan Zayid tentang latihan memanggil Khafi dengan sebutan Mas.

Selesai dengan pekerjaannya, Syahira lantas merapikan beberapa undangan yang akan dibagikannya ke beberapa divisi rumah sakit termasuk untuk Bryan dan Bryna. Syahira harus berbesar hati karena nanti akan ada hati yang akan Syahira harus jaga.

🌻🌻🌻🌻🌻

Suasana KMC benar-benar penuh hiruk pikuk sejak pagi tadi. Cuaca yang beberapa waktu belakangan ini sungguh amat terasa panas akibat dari kemarau berkepanjangan membuat beberapa orang denhan imunitas yang tidak kuat menjadi tumbang dan jatuh sakit.

Hampir semua poli hari ini penuh sesak dan pasien yang mengantre lumayan panjang hingga siang hari ini akhirnya Syahira bisa melepaskan sejanak lelahnya setelah pasien masuk silih berganti.

Syahira menyandarkan punggungnya sebentar menikmati kenyamanan setelah berulang kali duduk lalu berdiri. Terpejam beberapa saat sampai ia ingat ada dua lembar undangan lain yang belum ia serahkan tadi.

Tangan Syahira menarik keluar laci mejanya dan mengambil undangan yang ia bawa dari rumah tadi.

"Enough Sya, kamu bakal married setelah ini..." gumam Syahira lalu bangkit dari kursinya dan keluar dari ruangannya.

KMC masih sangat ramai, apalagi poli pediatrics ada yang masih menunggu giliran untuk periksa namun ruangan sang ibu direktur tengah sepi bahkan gelap.

"Ke mana dr. Aliya ya?" kayanya sendiri. Akhirnya Syahira memutuskan untuk langsung naik ke lantai atas karena tak ada suster yang stand by di depan ruangan itu.

Saat pintu lift terbuka, Syahira langsung di hadapkan dengan wajah Aliya yang sedang menunggu lift juga.

"Lho, dr. Syahira?" tanya Aliya.

Syahira mengumbar senyumnya kemudian. "Iya dok, maaf saya langsung ke sini habis tadi ruangannya gelap."

Aliya membawa Syahira duduk di sofa tak jauh dari lift. "Halah, sudah santai aja. Ini ada apa? Ada pasien kah?"

"Anu, nggak dok. Ini saya mau kasih undangan." Syahira mengangsurkan dua buah undangan dari tangannya.

"Undangan?" Aliya menerimanya lalu sekilas ia baca dan sedikit terkejut. "Masha Allah, selamat ya." katanya sambil menggenggam tangan Syahira.

"Terimakasih dok,"

"Pantesan tadi saya lihat ada surat pengajuan cuty kamu di mejanya dr. Adri. Cuma saya nggak lihat untuk apa, ternyata ini toh. Beruntung ya laki-laki itu..."

Syahira hanya tersenyum sekenanya menanggapi celoteh dokter seniornya ini. "Dok, yang satu lagi titip untuk Bryna dan Bryan ya."

"Ooh iya, nanti saya sampaikan ke anak-anak ya."

"Ya sudah dok, kalau begitu saya permisi dulu mau makan siang." Syahira lalu permisi meninggalkan Aliya yang masih duduk di sofa tadi.

Aliya menatap pintu lift yang sudah tertutup membawa Syahira turun ke lantai bawah lagi, ia tersenyum sekilas menatap undangan ditangannya. Berarti Bryan melakukan perintahnya untuk memberi Syahira kejelasan dan benar saja kini Syahira yang selangkah lebih dulu dari Bryan semoga saja setelah ini Bryan akan segera mempersunting Hannah.

🌻🌻🌻🌻🌻

Mobil Bryan masuk ke carport rumahnya dan parkir dengan tampan di sebelah mobil Daddynya, seperti biasa hari-hari sebelumnya ia menjemput Bryna dahulu sebelum pulang ke rumah.

"Eh Mas, undangan siapa nih?" kata Bryna saat melihat tergeletak di atas meja ruang tengah.

Bryan merebahkan diri di sebelah adiknya sambil terpejam ia menjawab. "Mana tahu, kan baru sampai."

"Hih!" kesal Bryna, ia lantas membaca nama siapa yang tertulis di sana.

Mata Bryna membulat lalu mengguncang-guncang tubuh Bryan. "Mas, Mas bangun dulu ini serius Syahira mau married?"

"Iya kali dek..." jawan Bryan tak antusias malah semakin terpejam.

"Wah keduluan kamu Mas, kasian deh." ledek Bryna, namun Bryan tak bereaksi apapun. Seharian jaga di UGD membuat tubuhnya berteriak minta istirahat dengan segera.

"Udah ah, Mas mau tidur dulu." Bryan membuka matanya dan bangun dari sofa.

"Eh nanti dulu," tahan Bryna sampai Bryan duduk lagi. "Kita ini di undang, mom juga. Datang mas, ada baiknya jika di undang itu kita datang menghormati yang mengundang."

"Iya nanti kita datang berempat. Udah, mas mau beres-beres capek nih." ujar Bryan meninggalkan Bryna di ruang tengah.

Bryan masuk ke kamarnya lalu bersih-bersih, kali ini tubuhnya sudah tak bisa melawan lagi karena sungguh ia pum butuh tidur selepas dua hari berturut-turut jaga di UGD dengan jumlah pasien yang berjibun.

Baru saja selesai mandi, ada yang mengetuk pintu kamarnya.

"Mas Bryan." Aliya dengan senyumnya begitu Bryan membukakan pintu kamar. "Mom boleh masuk?"

"Boleh dong mom, ada apa?" tanya Bryan sambil membawa Mommy nya duduk di tepi tempat tidurnya.

Aliya mengusap punggung Bryan. "Nggak Mas, momom cuma mau tanya aja. Kamu sama Hannah itu gimana sekarang?"

Bryan terdiam sebentar. "Ya masih biasa aja mom, cuma kalau momom tanya Mas ada niat apa nggak untuk bicara ke Papinya Hannah, Mas sudah punya niat itu tapi untuk kapannya mas belum tahu." jawab Bryan.

"Alhamdulillah kalau itu sudah ada niat di hati Mamas. Mom cuma pesen, segerakan. Karena tidak baik niatmi diabaikan terlalu lama." ujar Aliya, Bryan memgangguk paham. "Urusanmu dengan Syahira sudah selesai kan Mas? Tahu kan dia juga mau married minggu depan?"

Bryan tersenyum. "Alhamdulillah, iya mom. Mamas tahu, tadi sudah baca undangannya. Itu sudah kemarin mom, sekarang biarkan Syahira dengan pilahannya, Mamas dengan pilihan sendiri yang Insha Allah mom dan daddy sudah tahu dia seperti apa. Doakan ya mom."

"Doa mom dan daddy selalu untuk mamas, dedek, abang dan adek Zie." Aliya merangkum kepala anak sulungnya dengan sayang dan mengecap puncak kepalanya.

"Mom tidak berhak untuk melarangmu memilih pilihanmu Mas, karena mom tahu yang akan menjalankan pernikahan adalah kamu dan pasanganmu kelak dan kamu yang akan bertanggung jawab atas pilihanmu. Mom dan Daddy hanya jadi perantara untuk mengangtarkan kamu sampai gerbang pernikahan nanti, meskipun baktimu tetap pada Mom tapi jangan lupakan Istrimu juga, dia juga utama untukmu nak."

"Danke mom, ik hou van jou."

🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Yaaaaa sebulan gaes ternyataaa hahahaha maafkan yaaa baru update lagiii.. Selamat menikmati dan membaca, jangan lupa tinggalkan jejak kalian gaes

#dahgituaja

#awastypo

Dudui

Au revoir

Danke

Merci

Ifa 💕

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top