Semesta 20
Beter eerst de sterren raken en een paar opmerkingen achterlaten ⭐
Better hit the ⭐ first and leave some comments
300 votes for next update
🌻🌻🌻🌻🌻
Suasana ramai di atrium Kemang Village dengan dentuman alunan lagu kekinian menggema ke seluruh penjuru. Fashion show kembali dihelat dengan menggandeng beberapa designer kondang juga designer muda berbakat dan menampilkan koleksi apik mereka mulai dari dress, semi formal, semi casual hingga koleksi relaxing summer tahun ini.
Atas undangan Hannah, Bryan dan Bryna hadir sebagai dua dari sekian banyak tamu undangan khusus yang duduk di antara tamu-tamu lainnya dengan santai menikmati acara yang sudah setengah berjalan ini. Bryan mulai terbiasa dengan hal ini dan tidak akan lagi menolak jika sang adik mengajaknya ikut serta menyaksikan.
Koleksi relaxing summer milik Hannah mulai keluar satu persatu dengan cantiknya. Warna-warna yang lembut terpancar indah, pas di tubuh sang model. Beberapa kali pula Bryna berdecak kagum sambil membidik lensa kameranya ke arah panggung tanpa canggung.
Sementara Bryan yang sesungguhnya tidak paham dengan apa yang ia lakukan di sini, hanya bertepuk tangan sesekali saat para model berbalik kembali ke belakang panggung dan keluar lagi bersama dengan Hannah.
"Mas, fotoin!" seru Bryna lantas memberikan kamera pada kembarannya itu, ia langsung naik ke atas panggung memberikan Hannah bunga lalu memeluknya.
Sesuai perintah, Bryan membidik lensa dan mendapatkan gambar yang bagus untuk ukuran sekali capture dalam keadaan ramai di atas panggung.
Senyum tipis tersungging dari bibirnya saat melihat hasilnya, tanpa sadar, Bryan juga menjadi sasaran foto para pemburu berita yang masih mengenalinya sebagai hero yang menolong Hannah saat kejadian waktu itu.
Dan seketika itu juga, beberapa foto Bryan sedang membidik kamera tersebar di media sosial hingga acara selesai, ia belum juga sadar akan hal itu. Sama sekali.
"Mas, jangan cabut dulu ya? Hannah mau ngajak makan, kan waktu itu nggak jadi." kata Bryna saat acara sudah selesai dan euforianya masih terasa meski sudah banyak yang meninggalkan kursinya.
"Iya, ya udah ayo minggir dulu kita cari tempat. Hannah langsung ketemu di resto atau gimana?" tanya Bryan.
"Minta tungguin katanya." sahut Bryna sekenanya Bryan hanya mengangguk saja.
Sementara di sisi lain belakang panggung, Hannah sedang diinterogasi para wartawan yang tadi tidak sengaja melihat Bryan ada di barisan bangku penonton.
"Mbak Hannah, lagi dekat sama seseorang ya?"
"Mbak, cowok yang waktu itu membantu mbak Hannah kabarnya gimana? Tadi datang nonton ya?"
"Apa ada hubungan spesial mbak?"
Rentetan pertanyaan bertubi-tubi terus memburu Hannah untuk segera dijawab hingga rasa penasaran para pemburu berita ini sedikit terobati. Ingin sekali Hannah menjawab semuanya secara jujur dan gamblang namun lagi-lagi ia pendam semua itu sendirian untuk saat ini dan akhirnya ia hanya menjawab seadanya karena asisten Hannah terus memberi kode untuk segera menjauh dari kerumunan itu.
Kay terus menggerakkan tangannya membentuk tanda X besar yang artinya Hannah jangan menjawab pertanyaan yang akan menjadi bumerang untuknya nanti.
Hannah hanya melempar senyumnya lalu menjawab dengam jelas. "Kami teman kok." kata Hannah. "Untuk saat ini." tambahnya tentu dalam hati.
"Sudah dulu ya. Saya di tunggu klien lain." alibi Hannah dan Kay langsung menarik tangan Hannah keluar dari kerumunan meski suara-suara tak puas dan kecewa mendominasi.
"Yah.. Mbak satu pertanyaan lagi mbak..." kejar seorang wartawan meski Hannah sudah berjalan buru-buru, namun dengan halus Hannah menolaknya.
Bryna yang melihat kerumunan itu tadi langsung membawa Bryan menjauh dan memberitahu Kay untuk membawa Hannah ke resto korean BBQ di lantai atas, ia tak mau kakaknya jadi bulan-bulanan wartawan untuk hal-hal macam ini, apalagi setelah melihat captions di foto yang tersebar tadi, untung saja Bryan belum melihatnya.
Kurang lebih seperti ini.
'Dokter Tampan Yang Belum Di Ketahui Namanya Ini Hadir Di Acara Fashion Show Hannah Adlina'
'Hadir Di Sweet Talk Summer - Autumn Fashion Show, Dokter Tampan Yang Dekat Dengan Hannah Adlina muncul Lagi Ke Publik'
Dan Bryna hanya bisa menepuk dahinya untuk berita-berita yang tersebar meski hanya beberapa foto. Untung saja instagram milik Bryan terkunci dan hanya terbuka untuk orang-orang dekat jadi kecil kemungkinan untuk mendapatkan foto dari sana.
Tak lama kemudian Hannah muncul bersama Kay di resto yang Bryan dan Bryna sudah datangi terlebih dahulu.
"Maaf ya jadi nunggu lama deh." kata Hannah lalu duduk di depan Bryan dan Bryna.
"Nggak apa-apa, Han. Santai aja kali, kita juga belum lama duduk kok." sahut Bryna lalu tersenyum dan memesan menu makan siangnya.
"Mbak, saya permisi ya. Mau beres-beres baju FS nya buat display kotak kaca dan sebagian bawa balik ke butik." pamit Kay pada Hannah.
"Oh iya iya, nanti aku ke bawah sendiri deh kalau udah sepi. Keep silent aja ya Kay." pesan Hannah dan asistennya itu mengerti harus melakukan hal apa.
"Pusing ya, Han dikejar-kejar wartawan." ujar Bryan pelan.
Hannah tertawa lirih. "Ya risiko, Yan. Konsekwensi sebuah pekerjaan yang harus aku tanggung, so, yeah it's okay selama kita punya border untuk mereka nggak melanggar garis itu." jelas Hannah membuat Bryan mengangguk tanda setuju.
"Lagian ngapain juga kita kasih tahu private life kita ya Han. Jadi nggak ada privacy." sambar Bryna kemudian.
"Bener, bener banget. Selama private life nggak di usik sih aku masih oke, apalagi ditanya soal pekerjaan, apa yang sedang aku kerjakan pasti akan dijawab. Di luar itu? I'm sorry to say, they're didn't gonna get it. Itu aja sih, jangan upload aneh-aneh di Instagram, cukup foto kerjaan aja udah cukup, sisanya simpan sendiri."
Bryan hanya memperhatikan interaksi Bryna dan Hannah yang larut dengan segala pembicaraan perempuan sampai akhirnya makanan mereka datang dan keduanya terdiam menikmati makan siang kelewat ini.
"Oh iya, Yan, jadi mau ambil spesialis apa?" tanya Hannah sambil membalik daging di pangganggan.
"Belum sih, Han. Tapi nanti kayaknya mau ambil internist aja sih biar bisa handle yang lain juga. Karena dua kuliah nanti, MMRS dan Spesialis, target selesai barengan." jawab Bryan lengkap.
"Iya, biar nanti kalau daddy pensiun, Mamas langsung gantiin tapi syaratnya nikah dulu padahal calonnya aja nggak ada." kelakar Bryna sambil menyuap makanannya seolah tak tahu apa yang di simpan dalam hati oleh kembarannya ini.
Seketika meja mereka jadi hening, Bryan dan Hannah yang seolah terkoneksi tiba-tiba dengan omongan Bryna barusan langsung mengingat sesuatu yang sudah mereka dengar dari masing-masing oranh tua, tentang apa yang harus mereka lakukan.
Mereka saling lirik satu sama lainnya, Bryan yang kebetulan sudah selesai makan lantas menenggak minumnya terlebih dahulu sebelum membicarakan hal yang tentu akan membuat Hannah, mungkin juga Bryna jadi syok.
"Ehm, Han." panggil Bryan serius tapi pelan, Hannah langsung meletakkan sumpitnya bersedia mendengarkan Bryan.
"Ya?"
Bryan berdeham sebelum memulai pembicarannya, Bryna juga jadi menghentikan makannya karena melihat aura serius dari kembarannya itu. Sepertinya ada sesuatu yang akan diceritakan Bryan.
"Papi kamu pasti udah cerita kan?" ujar Bryan to the point membuat Hannah mengangguk pasti.
"Iya, Papi udah kasih tahu semuanya, Yan."
"Jadi gimana?" Bryan dan Hannah mengucapkannya bersamaan lalu terkekeh kemudian, Bryna masih memperhatikan dengan kebingungan apa yang sebenarnya terjadi saat ini, kali ini ia benar-benar tak tahu apapun.
"I'd promise to your father that I will answer either yes or no as soon as possible dan aku akan jawab sekarang di depan kamu, Han." kata Bryan dengan mengubah panggilannya pada Hannah menjadi aku-kamu.
Jantung Hannah berdetak lebih cepat secara otomatis namun ia tak berani menatap Bryan, entah kenapa ia hanya bisa mengalihkan pandangannya menatap piring kosong di meja sambil menunggu kalimat apa yang akan keluar dari mulut Bryan.
"Aku akan ketemu sama Mami Papi kamu, bawa orang tuaku juga." jawab Bryan akhirnya membuat Hannah lega sementara Bryna masih saja tak ingin bertanya lebih jauh, dia akan menanyakannya nanti.
"Hadeuh, jadi nyamuk gue di sini." gumam Bryna lalu menyuap kembali makanannya.
Hannah tertawa mendengar kelakar Bryna dan tersenyum menanggapi ucapan Bryan, jujur saja ia sangat gugup setelah ini. Lain dengan beberapa menit sebelumnya yang jelas belum membahas soal hal tadi.
"Aku tunggu di rumah, nanti disampaikan ke Mami dan Papi." jawab Hannah.
🌻🍃 🌻🍃🌻🍃
"Jadi apa yang adek nggak tahu, Mas?" Bryna menginterogasi Bryan di sampingnya sedang fokus menyetir ketika perjalanan pulang menuju rumah.
"Banyak." jawan Bryan singkat.
"Kok bisa sih hal sebesar ini adek nggak tahu, Mas?" Bryna lantas menyubit pinggang kembarannya itu karena gemas.
"Aduh aduh! Iyaa maaf, mas baru diskusi sama Mom dan daddy soal ini. Papinya Hannah sendiri yang minta sama Mas dan ya seperti yang kamu tahu dek. Gayung bersambut, that's it." jelas Bryan singkat membuat Bryna terbungkam namun tetap saja adiknya itu belum puas karena menjadi yang terakhir tahu soal hal ini.
"Tetep aja adek jadi yang terakhir tahu, jahat!" Bryna memajukan bibirnya beberapa senti, Bryan hanya terkekeh saja melihat kelakuan adiknya itu.
"..tapi, apa mas siap dengan konsekwensi yang timbul nantinya?" tanya Bryna.
"Seperti kata Hannah tadi, harus siap apapun itu dan tetap memiliki border sendiri untuk private life kita."
Bryna hanya mengangguk dan tersenyum setuju, sepertinya kakaknya ini sudah siap dengan segala macam konsekwensi dan efek yang timbul jika Hannah benar-benar jadi pasangannya nanti.
🌻🍃🌻🍃🌻🍃
Waktu dan tempat dipersilakan netijen
Monmaap ya telat banget updatenya ehe...
#dahgituaja
#awastypo
Dudui
Au revoir
Danke
Merci
Ifa 💕
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top