Semesta 18
Beter eerst de sterren raken en een paar opmerkingen achterlaten ⭐
Better hit the ⭐ first and leave some comments
300 votes for next update
WARNING!
Nikmatilah cerita ini TANPA menentang Alurnya. Protes? Monggo bikin ceritane dewe!
🌻🌻🌻🌻🌻
"Daddy, may i?" kata Bryan di depan pintu ruang kerja Daddy nya yang terbuka.
Adrian menatap sekilas putra sulungnya di depan pintu. "Sini masuk Mas, kamu kayak sama siapa aja. Ini di rumah." ujar Adrian, Bryan hanya terkekeh pelan sambil masuk ke ruangan Daddynya itu.
Bryan melihat beberapa lembar berkas yang berserakan di atas meja kerja Daddynya sambil membayangkan betapa berat tugas Bryan nanti ketika dirinya menggantikan posisi sebagai pemimpin rumah sakit nantinya.
"Ada apa Mas?" tanya Adrian sambil terus memeriksa berkas-berkas itu.
"Daddy beresin dulu aja. Mas tungguin." jawab Bryan.
Adrian menaikkan kedua alisnya dan menatap sulungnya sedikit bingung. Tumben, tidak biasanya.
"Oke, daddy pause dulu. Ada apa?" tanyanya mengulang sekali lagi.
Bryan nampak menarik napasnya dalam sebelum ia mulai bicara. "Dy, dulu daddy sama mommy gimana?" tanya Bryan.
"Gimana apanya?" Adrian balik bertanya. "Hmm mesti ini soal perempuan." tebak Adrian, Bryan hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.
"Yaa dulu waktu daddy pertama kali ketemu mommy gimana? Pacaran atau nggak? Prosesnya gimana?" Bryan bertanya secara gamblang akhirnya.
Adrian tersenyum. Akhirnya putra sulungnya ini mau berbicara soal perempuan dengannya, man talk yang sangat dibutuhkan Bryan sebelum mengambil keputusan mungkin.
"Dulu daddy dan mom nggak sengaja ketemu di toko mainan waktu daddy temenin Tante Amanda dan Mom temenin Umi Kanika ke sana. Tante Amanda dan Umi Kani bertengkar rebutan boneka yang tinggal satu dan daddy kira Umi itu anaknya Mommy pun Mom mengira Daddy papanya Tante Manda." cerita Adrian sesekali tersenyum saat mengingat pertama kali ia bertemu Aliya, insiden di toko mainan itu membawanya ke pernikahan hingga menghasilkan empat orang buah hati kini.
"Terus dad?"
"Yaa lama juga nggak ketemu mom sampai daddy baru sadar lagi ternyata mommy dokter dan kerja di KMC. Lagi-lagi Tante Manda dan Umi Kani bertengkar rebutan ayunan dan disitulah baru tahu kalau Umi Kani itu adiknya Mom, begitupun sebaliknya." lanjut Adrian.
"Sampai akhirnya kita dekat, sering ngobrol, makan siang bareng dan lain-lain. Ternyata Mom membalas cinta daddy dan langsung daddy minta mom ke Opa. Gayung bersambut sampai akhirnya daddy dan mom resmi menikah beberapa bulan kemudian terus kalian lahir deh, udah itu aja."
Bryan masih menatap Daddy nya meminta cerita selanjutnya. "Masa itu doang dy?"
"Yang pahit sebetulnya ada dan sungguh banyak sampai mom sendiri stress. Cobaan setelah menikah itu ada dan pasti beda-beda Mas. Kamu harus siap dengan itu, daddy nggak mau bilang bahwa selalu bahagia. Kehidupan seperti roda, kadang ada sedih dan dukanya, ada suka dan senangnya. Kehidupan sesungguhnya akan benar-benar di mulai ketika kamu menikah, bagaiman caramu mengatur emosi, meredakan ego diri, meninggalkan gengsi dan lain sebagainya. Karena ada dua kepala yang di satukan menjadi satu pikiran dan itu tidak mudah."
Bryan mendengarkan kata-kata Daddynya dengan seksama. Ia paham bahwa tak ada yang mudah di dunia ini, tak ada yang membawa duka dalam kehidupan. Setiap manusia pasti memiliki kadar ujian dan cobaannya masing-masing, kembali pada diri sendirilah bagaimana kita menghadapi itu semua.
"Dan ada hal lain mas, jangan pernah sekali-sekali kamu melukai hati istrimu apalagi memukulnya. Apalagi bertengkar di depan anak-anakmu kelak, jangan mas. Kamu tahu apa efeknya, jadi simpan masalah itu untuk kalian berdua, ada kalanya anak-anak tidak perlu tahu apa yang menjadi urusan Ibu dan Ayahnya dan ada kalanya mereka harus tahu dan paham apa yang terjadi. Ingat itu mas." ujar Adrian tegas namun tetap dengan ekspresi wajah yang santai.
Bryan mengangguk paham.
"Tumben? Kamu mau ngelamar perempuan ya mas? Siapa?" cecar Adrian penasaran.
"Lho mommy belum cerita dad?" Bryan heran, Adrian hanya menggeleng. "Justru Mas yang di minta, Dy." lanjut Bryan lirih.
"Gimana Mas?"
Dan Bryan memulai ceritanya saat dr. Banyu membuatnya tersedak karena kaget tiba-tiba beliau meminta Bryan untuk jadi menantunya, jadi Suami Hannah, anak perempuan satu-satunya di keluarga dr. Banyu.
"Bagaimana kalau kamu dengan Hannah saja, Bryan?"
"Uhukk uhuk..." Bryan menepuk-nepuk dadanya, ia tersedak karena kaget mendengar pertanyaan dari sejawat seniornya itu. "Ah dokter bercanda nih." tanya Bryan setelah ia bisa bernapas lagi.
Dr. Banyu tersenyum. "Maaf ya kamu jadi kesedak. Tapi saya nggak bercanda, Bryan." ujar dr. Banyu serius.
Dalam hati sesungguhnya Bryan bersorak telah mendapat lampu hijau dari orang tua Hannah secata langsung dan terang-terangan seperti ini namun tetap saja Bryan butuh untuk berpikir sejenak dan mendiskusikan hal ini pada Mom dan daddy nya.
"Jika memang Hannah dan saya berjodoh, pasti akan ada jalan untuk kami sama-sama bertemu di waktu yang tepat. Tapi kalau dokter berkenan, saya butuh waktu untuk berpikir sebentar dan diskusi dengan orang tua saya terlebih dahulu untuk hal ini." jawab Bryan setenang mungkin agar tidak begitu kentara perasaannya.
"Oke Bryan, saya kasih waktu kamu untuk berpikir. Saya tunggu jawabannya ya." kata dr. Banyu setelahnya.
"Terimakasih dok, secepatnya, iya atau tidaknya akan saya kabari segera."
.
.
.
"Jadi dr. Banyu langsung yang meminta kamu, Mas?" tanya Adrian setengah kaget, Bryan mengangguk-angguk.
"Gimana dad?"
"Lho kok tanya daddy, kamu yang gimana? Kamu suka sama Hannah?"
"Honestly dad, i don't know when it happens but i feel it since we were in high school. Dan sampai sekarang rasa itu belum berubah dad."
Adrian tersenyum sekilas, ia mungkin tak pernah merasa berada di posisi Bryan tapi ia akan coba memberikan jawaban terbaiknya.
"Jika kamu suka dan menyimpan perasaan itu sendiri, ada baiknya segera diutarakan sebelum rasa itu berubah dan akhirnya justru diambil pergi orang lain." ujar Adrian.
"Jadi...?"
"Go ahead son. Catch her as long as you can. Kamu yang akan menjalani kehidupan rumah tanggamu kelak, daddy dan mommy hanya jadi perantaran kalian sebelum menikah."
Bryan tersenyum sekilas lalu mengangguk pelan. "Thanks dad." ucapnya.
"Tell your mom," pesan Adrian.
"I will dad."
🌻🌻🌻🌻🌻
Sementara di tempat lainnya...
"Hun, Hannah nggak pulang lagi malam ini?" tanya Banyu pada Sekar yang sedang bermain dengan Bee, cucunya di ruang tengah.
"Kayaknya nggak mas, Hannah pulang ke Kemang katanya, ke apartment. Masih banyak kerjaan sama mau ada pameran lagi katanya sih jadi di sana dulu biar deket." jawab Sekar lalu mengangkat Bee ke gendongannya.
"Ada apa sih?" Sekar bertanya balik sambil membawa Bee mendekat ke arah Banyu.
"Nggak apa-apa, cuma ada yang mau dibicarakan aja sama Hannah." jawab Banyu lalu mengusap-usap pipi gembul Bee yang sedang mengunyah makanan.
"Soal?"
"Soal Bryan." jawab Banyu jujur, Sekar menatapnya seolah meminta jawaban. "Aku meminta Bryan untuk jadi Suami Hannah."
Mata Sekar membulat mendengar penuturan suaminya itu. "What? Kamu serius mas? Lalu Bryan jawab apa?"
"Ya, aku serius hun. Dan ya dia jawab butuh diskusi dengan Aliya dan Adrian dulu baru bisa kasih jawaban."
"Ya ampun mas...," gumam Sekar.
"Ampuunnn aaasshhh..." tiba-tiba suara Bee menirukan Nenda nya lalu membuat riuh tawa sepasang kakek dan nenek itu terdengar, sementara Bee hanya nyengir menampilkan gigi-gigi mungilnya.
"Aku mau jodohkan Hannah dan Bryan. Aku lihat mereka cocok sayang, gimana?"
"Kita disukusi dengan Hannah dulu, besok pagi aku minta dia pulang ya sayang." sahut Sekar sambil mengusap pipi suaminya itu dengan lembut, Banyu mengangguk lalu membawa Sekar ke pelukannya.
"Aku nggak mau Hannah mengalami hal buruk itu lagi Mas." ujar Sekar tiba-tiba.
"Aku juga nggak mau. Mungkin itu teguran untuk kita, untuk Hannah juga. Semoga aja, dengan adanya perjodohan ini Hannah akan dapat pasangan yang lebih baik dan aku rasa Bryan orang yang tepat untuk itu."
Sekar mengangguk pelan, mengiyakan perkataan Banyu sambil terus berpikir bahwa kejadian lalu sungguh membuatnya terpukul sebagai seorang Ibu.
"Everything is gonna be fine, honey." tutup Banyu sambil mengusap punggung Sekar.
🍃🌻🍃🌻🍃🌻🍃🌻🍃
Yes, mamas up lagiiii... Monggo komen dan vote nya. Ojo lali yoooo...
Oohh iyaa ada lapak baru punya Mama Mai dan Papa Hardi, judulnya LOCATIONS UNKNOWN. Mampir ke saana ya gaissss
#dahgituaja
#awastypo
Dudui
Au revoir
Danke
Merci
Ifa, 💕
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top