Bintang Jatuh

"Janji bakal liat bintang jatuh bareng lagi?"

"Janji. Aku bakal cari Venven, trus kita liat bintang jatuh bersama."

"Rion beneran harus cari aku, ya!"

"Iya. Pasti."

"Kalau bohong, kuping Rion bakal copot satu." Usai mengatakan itu, daun telinga Orion tanggal dan jatuh ke atap tempat mereka berdua duduk.

Sontak Orion panik, berusaha memasang kembali kupingnya tapi tidak bisa. Ia pun menangis dan bangun dari tidurnya.

Orion menghela napas dan menenangkan diri. Entah mengapa, sudah beberapa bulan ini ia selalu memimpikan kejadian saat berusia enam tahun, ketika ia bermain bersama anak tetangganya dulu.

Ia menyeka keringat di kening, lalu melirik jam di atas nakas. Sebentar lagi ia harus ke cafe dekat kampus guna mengikuti kencan buta, event buatan teman-temannya.

Pertama kali memasuki cafe dan memulai perkenalan, Orion melihat seorang gadis yang langsung membuatnya teringat pada masa kecilnya, tapi ia mengabaikan hal itu sebab sang gadis tak semanis Venven yang ia kenal. Mereka juga memiliki pandangan yang berbeda. Tidak ada kesamaan.

Hanya saja, setiap kali Orion melihat gadis bernama Venus itu berbincang dengan lelaki lain, bahkan begitu akrab. kecemburuan membuatnya gelisah dan mengabaikan pasangannya sendiri. Pun, semakin ia memperhatikannya, ada kemiripan yang membuat wajahnya jadi begitu familier.

"Mau bahas yang tadi?" sapa Orion tiba-tiba. Ia mengabaikan berpasang mata yang heran melihat kelakuannya--menyerobot pasangan orang lain yang sudah ditetukan.

"Bahas apa?" Alis Venus sedikit terangkat, tidak mengerti apa yang Orion maksud.

"Tentang ...." Orion hanya reflek mendekatinta karena hati yang memanas, sekarang otaknya dipaksa bekerja untuk mengingat pembahasan yang sempat membuat kesan pertama mereka begitu buruk. "Tentang berjodoh dengan sesuatu yang tak hidup."

"Bodoh!" gumam Venus dan melanjutkan makan malamnya.

"Ayolah, gue bakal ngajarin lo gimana yang namanya jodoh dan tak jodoh dengan sesuatu selain makhluk hidup!" Ia tahu betapa tak pentingnya pembahasan yang berusaha diperjuangkannya itu, tapi peduli setan, Orion hanya ingin menarik perhatian Venus.

"Berisik banget." Venus berdiri dengan tatapan gusar. "Ya sudah, kemari!" suruhnya seraya berjalan meninggalkan meja dan pasangannya yang planga-plongo seperti orang linglung.

Mereka berjalan menuju meja paling belakang. "Mari kita luruskan. Jodoh itu hanya untuk makhluk hidup. Kamu ga akan berjodoh dengan pelajaran matematika."

Orion langsung tertawa, tak ayal membuat banyak mata kembali menoleh padanya--pada mereka.

Puas tertawa, Orion berdeham sekali, lalu bicara dengan memelankan sedikit suaranya. "Eh, Venus. Gue tanya sesuatu boleh?"

"Tanya apa?"

"Lo suka astronomi?"

"Pertanyaan macam apa itu?"

"Jawab aja!"

Diam sejenak, Venus menghela napas lalu bersandar di punggung kursi. "Nanti malam akan ada hujan Meteor Perseid. Aku ingin melihatnya."

"Itu tadi pagi dini hari. Bukan nanti malam."

Tampak keterkejutan di wajah Venus, tak lama berubah menjadi kekecewaan. "Aku pikir malam ini ...."

Tanpa banyak bicara, Orion menggenggam tangan Venus dan mengajaknya berdiri. "Kalau gitu kita lihat sekarang!"

"Memangnya ada?"

"Ada. Planetarium."

****

Jika memang benar Venus suka astronomi terutama bintang jatuh, mungkinkah dia Venven? Pertanyaan itu terus berkumandang di otaknya sepanjang perjalanan mereka menuju planetarium.

Walau tidak yakin akan ada pertunjukan Meteor Perseid, setidaknya pasti ada yang serupa--bintang jatuh. Orion tidak mau Venus semakin kecewa.

Di tengah pertunjukan, Orion hanya memandang Venus. Seolah bintang dan angkasa di layar tidak lebih indah dari planet paling terang yang kini berada di sampingnya.

"Lo tahu ga? Dulu gue pernah ada janji sama seseorang buat liat bintang jatuh. Namanya Venven."

Venus menoleh. "Venven?"

"Orion mengangguk dan tersenyum."

"Dia mirip banget sama lo."

Diam sejenak, Venus berucap, "seumur hidup, cuma satu orang yang menggil gue Venven."

Tanpa penjelasan lebih, Orion sudah tersenyum lebar. Ia menggenggam tangan Venus dan menarik gadis itu agar masuk ke dalam dekapannya. "Ketemu."

Prompt: Pilih satu art, lalu buat cerita dari art tersebut (min. 100 kata)
Jumkat: 560 kata
Tanggal: Rabu, 25 Oktober 2023

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top