Bersyukur

"Ibuuu!" Aku menjatuhkan bokong dengan kasar di atas sofa, berharap ibu akan segera menyahut panggilanku.

Namun, ibu tak kunjung memperlihatkan batang hidungnya, hingga aku mendengus kesal.

Aku bangkit, berjalan lunglai menuju dapur.

"Bu, aku lapar!" ucapku sedikit membentaknya. Orang lapar pasti emosi.

Ibu menoleh, tatapan matanya sayu. Tangan keriputnya membelai lembut rambutku, aku diam tak berkutik.

"Cuma ada nasi goreng yang tadi pagi, Nak."

"Ibu juga lapar, lebih baik kita tidur saja, yuk!"

Gila, ya!

"Nanti kita sambat hari esok."

Aku menyahut, "Dan esok pun masih begini?"

Ibu tersenyum tipis, ia mendekatiku.

"Untuk menikmati hidup, kita hanya perlu bersyukur, Nak."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top