nopember tahun lalu

9 nopember, ia terasa asing. Sudah tak ada lagi rasa rindu kepadaku. Ruang obrolan sudah begitu lusuh. Singkat sekali. Sampai akhirnya aku memintanya mengakhiri segalanya, setelah yang lalu tidak pernah ia setujui, kali ini tanpa ada mengapa ia langsung mengiyakan. Kukira aku masih segalanya.

9 nopember di tahun berikutnya, aku menikah. Ibuku yang baik membuatku menikah dengan pria yang kukenal 3 bulan yang lalu. Dengannya, ruang obrolan benar-benar sesak. Tak ada kenyamanan. Sama sekali berbeda, namun tetap dia yang berani menatap wajah orang tuaku dan menikahiku.

Setelah tamu pulang aku melihat barisan namanya terpampang di salah satu amplop, padahal aku tidak merasa melihatnya.

Meskipun jauh di dalam hatiku, aku sangat ingin melihatnya lagi. Setahun pasti mengubahnya. Dia datang dan memberikan restunya, tapi tidak mau menunjukkan wajahnya. Pengecut. Aku meremas amplop putih itu. Rasanya sakit. Kukira aku sudah cukup melupakannya namun ternyata salah.

Dengan perlahan aku menyobek ujung amplop. Terlihatlah uang kertas dengan nominal sepuluh ribu dan secarik kertas. Aku mengenali uang kertas ini. Uang kertas yang sama saat aku menulis nomor teleponku di kantin sekolah. Sialan, ada apa dengannya?

Lalu saat kulihat kertas kecil yang ia sisipkan, mataku membulat. Surat kematian bertuliskan namanya dengan tanggal 11 desember tahun lalu.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top