Prolog
Kota Evilia, 2013
Desiran-desiran tawa terdengar dari sepasang kekasih di petang hari yang penuh dengan angin, menjalar ke tubuh mereka, di lapangan basket di dekat sebuah villa. Sagon tersenyum, mengejar kekasihnya yang berlari, Sasmi, seorang gadis yang tinggal di daerah sana. Keduanya sudah pacaran selama tiga bulan. Mereka keluar dari lapangan basket. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul enam sore, Sagon menuntun Sasmi ke sebuah pemakaman.
"Mau ke mana kita Gon?" tanya Sasmi.
"Udah, ikut aja, aku udah siapkan tempat kita mengadu nikmat," ucap Sagon. Sasmi hanya mengangguk saja, menerima ajakan Sagon. Keduanya sampai di samping sebuah liang lahat. Sagon mengawasi sekitar, melihat-lihat bila ada yang mengawasi mereka.
"Nggak ada siapa-siapa di sini, ayo masuk!" bisik Sagon memberikan perintah.
Gadis yang memakai baju basket itu langsung loncat, diikuti Sagon. Keduanya saling menatap di dalam liang lahat. Sagon meminta Sasmi untuk duduk. Mata mereka saling menatap, mereka berdua tertawa. Sagon membuka baju basketnya, lalu memberi isyarat kepada Sasmi untuk juga membuka pakaiannya.
Sasmi pun menanggalkan baju basketnya, tampak beha putih terlihat mengeras, wajah Sagon mendekat, bibirnya menyapu leher Sasmi. Sementara sang gadis bersandar di dinding liang lahat, suara desahan panas keluar dari mulut Sasmi. Mulut Sagon turun dari leher menuju kedua buah dada Sasmi.
"Ah Sagon! AH!" desah Sasmi.
KREK!
Tangan Sagon merobek beha Sasmi. Keduanya berpelukan di dalam liang lahat, dihiasi suara buruk gagak. Erangan panas terdengar ketika tubuh mereka menyatu, keduanya tampak menikmati, apalagi ketika mulut Sagon perlahan menghisap susu yang ada di kedua buah kembar Sasmi, namun tak lama pukulan keras menghantam leher Sasmi. Sagon sudah melepas pelukannnya di sela-sela fantasi, saat Sasmi sedang mencapai titik puncak.
Darah keluar dari mulut Sasmi. Sasmi berteriak, Sagon mencekik leher Sasmi. Sasmi ingin keluar dari sana, merasa nyawanya terancam. Namun kaki Sagon menyelengkat kakinya. Gadis polos tanpa sehelai benang itu menangis, Sagon tertawa melihatnya. Wajah Sasmi tampak konyol ditambah buah dadanya yang sudah basah karena air susunya sudah keluar ditelan lawan mainnya. Sagon tertawa terbahak-bahak.
"Jangan bunuh aku Sagon!" pintanya.
Sagon hanya menyengir, kedua tangannya langsung menghantam kepala Sasmi ke dinding liang lahat, Sagon menginjak leher Sasmi hingga gadis itu menghembuskan napas terakhirnya. Sagon lalu menikmati tubuh gadis polos yang sudah tak bernyawa di kakinya. Lidahnya terus menjilati Sasmi dari ujung kaki sampai kepala.
"Aku akan kuat!" teriaknya di dalam liang lahat, di tengah-tengah titik puncak. Suara gagak makin keras, menggema dengan lantang, ribuan gagak sudah berkumpul menyaksikan pelepasan birahi keji tersebut.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top