Kepingan Ketujuh

"Hah ...." Dohyuk keluar dari ruang kelas sambil mengibaskan kemejanya. Baru beberapa langkah menapak lantai koridor, ia langsung masuk kembali ke kelas, karena melihat gerombolan yang dipimpin oleh Suho muncul dari kejauhan.

"Kak Suho sekolah di sini juga? Sial!" umpatnya setengah berbisik.

Tepat setelah Suho melewati depan kelasnya, Dohyuk mengintip dari balik pintu. "Dia tidak pernah berubah," komentarnya melihat Suho mengganggu junior-juniornya di sepanjang perjalanan.

Mata Dohyuk membulat ketika ia menyaksikan Gyeol yang tengah berjalan, dihentikan oleh Suho. Terlihat seniornya itu mendekati  Gyeol, memperhatikan tiap sudut wajah anak itu. Setelah itu, terlihat Suho menyeringai, sebelum merangkul dan menyeret Ahngyeol entah kemana.

Entah karena khawatir atau hanya karena ingin tahu, Dohyuk mengikuti gerombolan itu diam diam. Gestur Ahngyeol sama sekali tak terlihat, namun Dohyuk masih bisa mengikuti jejak antek-antek Suho yang berkerumun.

Rupanya, Gyeol dibawa ke belakang gedung. Suho dan yang lain menyulut rokok, dan menghembuskan asapnya ke wajah Ahngyeol. Dohyuk geleng-geleng dibuatnya.

"Masih muda, sudah merokok," lirihnya. Dohyuk juga hanya bisa meringis dan memegangi pipinya sendiri ketika melihat Gyeol ditampar beberapa kali oleh Suho.

Tak lama, sebuah jendela terbuka, dan seseorang muncul dari dalam ruangan.

"Apa? Ngapain Jinu di situ?" komentar Dohyuk sambil terus mengintai.

"Mwoya mwoya! Apa mereka akan berkelahi?" ucapnya ketika Suho dan Jinu mendekat dan berdebat satu sama lain.

"Serius?!"

Melihat perkelahian mulai terjadi, Dohyuk panik. Ia tidak mungkin bisa mengabaikan hal itu, namun ia juga tidak bisa membantu Gyeol. Tubuhnya yang kecil dan pendek bisa-bisa dijadikan samsak juga, oleh mereka. Pemuda itu menggeleng keras, berusaha membuyarkan ingatan pahitnya di masa lalu.

"Aku harus melapor pada guru!" Pemuda itu berlari ke arah ruang guru. Namun kemudian, ia berhenti. Ia ingat bahwa saat di SMP dulu, Suho kebal terhadap sanksi sekolah.

"Apa yang harus aku lakukan?" ucapnya sambil menjambak rambut, frustasi. "Aish! Bagaimana, ini?"

Bak gayung bersambut, terlihat salah seorang guru yang sedang berada di sekitar tempat kejadian. Rupanya, itu adalah pelatih klub taekwondo di sekolah mereka, Pak Kang.

"Ini sepertinya jawaban untukku." Dohyuk segera berlari menghampiri sang guru. "Pak Guru!"

"Ha?" Yang bersangkutan menoleh ke arah Dohyuk. "Kau memanggilku?"

"Tolong, pak!" Dohyuk menarik lengan gurunya tanpa penjelasan.

"Apa? Kenapa? Hah?" ucap Lelaki itu kebingungan.

Sementara itu di belakang gedung, Suho, Jinu, dan yang lain masih sibuk memukul musuh. Dengan mudah, Jinu mengalahkan teman-teman Suho dengan tendangannya. Namun, tidak semudah itu melawan Suho yang memiliki tingkatan beladiri yang sama dengannya.

Mundur beberapa langkah menghindari serangan Suho, Jinu mendekati Ahngyeol yang masih meringkuk pasrah menerima pukulan. Seragam putih yang belum lima menit ia kenakan, kini sudah kotor, kusut, dan tidak karuan. Tangannya terlihat banyak luka gores dari sepatu anak-anak itu.

Sambil terus menyerang dan bertahan dari Suho, Jinu berusaha melerai siswa lain yang mengeroyok Ahngyeol. Ini berakhir dengan dia melawan tiga orang yang sebelumnya mengeroyok temannya itu.

"Apa yang sedang kalian lakukan?!" Sentak guru yang baru saja datang bersama Dohyuk.

Semua orang berhenti dan terpaku, menyadari itu adalah ssaem mereka. Tanpa banyak basa-basi, mereka termasuk Gyeol dan Jinu, digiring menuju ruang guru.

"Suho, sudah berapa kali ini terjadi? Bisakah kau membiarkanku mengajar kalian dengan tenang? Berhenti membuat masalah," ujar Guru Kang. "Kalian, juga!" lanjutnya menunjuk ke arah teman teman Suho. Hampir-hampir ia melempar kertas absensi ke arah mereka.

"Ne ...."

"Sudah, keluar! Pergi ke ruang kesehatan untuk merawat luka kalian."

"Ne ...."

Suho dan yang lain beranjak untuk meninggalkan ruangan. Sebelum benar-benar pergi, pemuda itu berbisik kepada tiga siswa lain yang masih tinggal. "Ini belum berakhir."

Dohyuk menelan ludah, menyadari bahwa sekarang ia ada di jangkauan pandangan Suho.

"Kau yang akan berakhir jika tidak segera pergi dari sini!" seru Guru Kang sambil menyabet Suho dengan gulungan kertas miliknya.

"Memikirkan tingkah mereka selalu membuatku sakit kepala," keluh guru itu, memandangi punggung anak didiknya.

Muka masam guru Kang langsung berubah ramah ketika menoleh ke arah Jinu. "Aku sempat melihatmu mengalahkan beberapa siswa. Tidak diragukan lagi kemampuan taekwondo dari seorang Hwang Jinu," sapanya. Ia tidak memandang Gyeol dan Dohyuk sedikitpun. "Kau akan masuk ke klub Taekwondo, kan?"

"Aigo ... tapi, bagaimana ini. Aku lihat hubunganmu dengan Suho dan anggota lain agak buruk. Mereka juga anak Taekwondo." Pak Kang melanjutkan tanpa menunggu jawaban dari Jinu.

"Itu, aku tidak keberatan, Pak. Aku akan menjaga sikap selama belajar bersama mereka."

"Sungguh?" Senyum lebar mengembang di pipi pria itu. "Syukurlah. Sejujurnya, aku ingin kau nanti maju ke kompetisi tingkat nasional, bahkan internasional! Aku tahu kau sangat berpotensi, tapi aku tadi sempat khawatir jika kau tidak mau jadi muridku karena hal barusan."

Senyuman Jinu ikut mengembang mendengar pernyataan gurunya. Sementara Gyeol dan Dohyuk hanya bisa ikut menyimak pembicaraan.

"Kalau begitu, kalian boleh kembali ke kelas. Sebelum itu ...." Guru Kang memandangi kondisi Gyeol yang terlihat kacau. "Rawat dulu luka anak ini. Astaga ... kau berminat untuk bergabung ke Klub Taekwondo?"

"Tidak, terimakasih." Ahngyeol menyahut cepat, dangan gelengan spontan kepalanya. Sesaat kemudian, remaja ini bingung tentang alasannya menolak mentah-mentah tawaran Guru Kang.

"Jangan bilang ini karena aku tahu orang-orang itu juga anggota di sana?" batinnya kemudian.

"Kau tidak pergi?" Suara Dohyuk membuyarkan pikiran Ahngyeol. Ia pun pamit, dan keluar ruangan mengikuti langkah Jinu.

Beberapa saat berjalan dan mulut ketiga pemuda itu tak mengeluarkan suara. Jinu sibuk dengan ponselnya, sedangkan Gyeol dan Dohyuk larut dalam pikirannya masing-masing.

"Kenapa kita kesini?" tanya Dohyuk menyadari mereka berjalan ke arah yang berlawanan dengan ruang kesehatan.

"Kenapa kalian mengikutiku?" Jinu menjawab dengan tanya.

"Kupikir kau akan ke ruang kesehatan." Ahngyeol menyahut diikuti oleh anggukan Dohyuk, mengiyakan.

"Aku memang ke ruang kesehatan. Tapi ruangan yang lama." Jinu membuka pintu ruangan di ujung koridor, tempat seharusnya ia beristirahat tadi.

920 kata
bougenvilleap_bekasi
_queennzaaa
Lyviajkm
Silvaqueen__

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top