Kepingan Keenam
Pelajaran olahraga bagi kelas 1.3 baru saja selesai, dilanjutkan dengan waktu istirahat. Jinu tidak langsung mengganti bajunya, atau ke kelas. Pemuda itu berjalan menuju ruang bekas UKS yang belum lama ini pindah. Konon, ini karena lokasi ruangan ini kurang strategis. Memang, karena itu berada di bagian gedung yang paling belakang.
Jinu membuka ponselnya, dan mengirim pesan kepada kekasihnya.
'Kau sungguh tidak apa-apa kutinggal sendirian?'
Kemudian, muncullah jawaban dari Nina. 'Tenang saja, aku bersama Hyesun.'
'Hyesun? Kenapa—' Jinu tidak melanjutkan kata-katanya. Ia menghapusnya, dan mengetik lagi. 'Ok. Hubungi aku jika butuh apa-apa.'
'(^^) b'
Setelah menutup pesan, ia mengatur timer, dan menyetel musik metal menggunakan earphone merah miliknya. Masih ada beberapa kasur yang bisa Jinu gunakan untuk ia berbaring. Sekali ia menguap, dan meregangkan otot dan sendi-sendinya.
Tak lama, pemuda itu sedikit meringis ketika ia merasakan nyeri di pinggangnya. Ia sibakkan seragamnya, terlihatlah memar biru di bagian pinggang kanannya. Bukan karena cedera saat olahraga, melainkan karena pekerjaannya semalam.
"Tidak apa-apa, ini resiko yang harus kuhadapi," monolog Jinu, sambil melepas earphonenya yang sedikit terbelit. Ingatannya masih begitu segar. Semalam ia menghalau seseorang yang mabuk berat dan mengamuk di bar tempat ia bekerja. Ia tidak bisa melukai lelaki itu karena tubuhnya yang lebih besar darinya, dan juga ia adalah pelanggan. Karena kalah tenaga, Jinu terdorong hingga membentur sudut meja bartender.
"Mau bagaimana lagi, mencari pekerjaan sambilan cukup sulit, akhir-akhir ini. Apalagi bagi kami yang masih di bawah umur. Masih untung aku punya kartu identitas palsu untuk mendapatkan pekerjaan di sana," batinnya sambil mengusap-usap bagian tubuhnya yang terluka.
"Hey … kau pikir kau pahlawan?" Terdengar bentakan dari arah luar. Jinu langsung menoleh ke arah jendela yang tertutup tirai. Suara seseorang yang ia kenal, -Suho.
"Kau pasti tidak menduga bahwa kita akan bertemu lagi, di sekolah ini," ucap orang itu lagi.
"Jadi dia yang kau bicarakan waktu itu? Pfft! Lihatlah tampangnya." Suara lain muncul, menandakan di tempat itu tidak hanya satu orang.
Suho berucap lagi dengan suara penuh intimidasi. "Kenapa kau diam saja? Ayo tantang aku lagi seperti kemarin. Ayo!" Terdengar beberapa tamparan di sela-sela ucapannya.
Mengetahui Suho ada di situ, Jinu bisa mengira-ngira apa yang mungkin sedang terjadi. Pemuda itu segera beranjak dari kasur dan membuka jendela di sisi ruangan, tempat terdekat dari sumber suara yang ia dengarkan sedari tadi.
Ketika jendela terbuka, semua orang yang berada di luar langsung berhenti dari aktivitasnya, dan menoleh. Aroma dan asap rokok yang khas menyambut kedatangan pemuda itu. Hampir semua orang di tempat itu membawa batang putih menyala di sela jari mereka. Di antara orang-orang itu, Jinu bisa melihat remaja jangkung berkacamata, dengan wajah menyebalkan dan pipi kirinya yang terlihat memerah.
"Ahngyeol?" Kemudian, Jiinu menoleh ke arah para pelaku yang telah menganiaya teman sekelasnya itu. Benar saja, itu adalah Suho dan kawanannya.
Tidak butuh waktu lama bagi Jinu untuk mengetahui alasan utama mengapa Ahngyeol diganggu oleh mereka. Ia pun membuka jendela lebih lebar, dan keluar dari ruangan.
"Seonbae," sapa Jinu. "Kau dendam padanya karena dia menolong Nina?" lanjutnya, tepat setelah sepatunya menginjak tanah di luar ruangan. Ia segera menarik Ahngyeol dari kerumunan, dan merangkulnya. "Bisakah kau menunduk sedikit?" bisiknya ke telinga pemuda di sampingnya, yang langsung menurut dan merunduk.
"Memangnya kenapa kau ingin tahu?" sahut Suho. "Aku menemui anak ini karena aku mau. Aku ingin berkenalan dengannya karena kami sempat bertemu sebelumnya. Dan —apa maksudmu dengan menolong? Dia bahkan datang hanya untuk ku banting." Ucapan Suho diikuti dengan tawanya dan teman-temannya.
Sebenarnya, Jinu juga hampir ikut tertawa mengingat bagaimana sebelumnya Nina juga menceritakan hal yang sama tentang Ahngyeol. Tapi ia segera menepis perasaannya, karena biar bagaimanapun, kedatangan Ahngyeol waktu itu cukup membantu.
Kini, tampak wajah Ahngyeol yang mulai memerah, mengikuti warna bekas tamparan Suho di pipinya. "I- itu karena kau tidak memberiku kesempatan untuk bersiap!" kilahnya.
"Benarkah?"Suho menghembuskan asap rokok dari mulut dan hidungnya. "Kalau begitu kali ini aku akan memberimu waktu untuk bersiap."
"Apa?"
Suho membuang puntung rokoknya, dan segera menyiapkan kuda-kuda. "Dalam hitungan ketiga, aku akan memukulmu. Satu ...."
"Tapi—"
"... dua, tiga!" Satu kepalan melayang ke arah Ahngyeol yang terpaku. Dengan cepat, Jinu menangkap serangan seniornya itu. Spontan Gyeol meringsek ke belakang punggung Jinu.
"Lepas!" seru Suho merasa terusik dengan tindakan Jinu. "Ini tidak ada hubungannya denganmu, kan? Jangan menggangguku!"
Jinu melepas genggamannya. "Seonbae, hentikanlah kebiasaanmu ini. Apakah satu korban tidak cukup?"
"Sialan, jangan mengungkit-ungkit hal itu!" geram Suho. "Hey, Jinu. Kenapa kau jadi sok baik hati seperti ini?"
"Sok sok an keluar dari grup, dan menolong anak-anak. Apa kau sengaja ingin membuatku kesal dengan mengganggu kegiatan geng ku?"
Jinu tidak menyahut. Hanya helaan nafas yang bisa ia tunjukkan. Ia menatap wajah Suho, prihatin.
"Hey. Apa maksud dari ekspresimu itu?" Suho tersulut. "Kau pikir kau lebih baik dariku? Kau benar-benar tidak tahu diri. Beraninya anak dari keluarga rendahan memandangku seperti itu, bersikaplah sesuai jati dirimu, Sampah sialan." lanjutnya sambil meringsek ke arah Jinu.
Mendengar keluarganya dibawa-bawa, Jinu tidak bisa tinggal diam. "Memangnya apa jati diriku?" sahut Jinu emosi. Ia maju selangkah. Kini, ia dan Suho benar benar berhadapan satu sama lain.
"Sialan, kau lupa, rupanya. Bukankah kau baru saja menyinggung hal itu?"
"Memangnya apa urusanmu mempermasalahkan jati diriku? Karena kau kesal bahwa aku bisa lebih unggul darimu?"
"Kau yang mulai, Br*ngs*k!"
Kini, pertarungan fisik tidak bisa terhindarkan antara mereka. Jinu dan Suho, sama-sama melayangkan pukulan satu samalain. Siswa pengikut Suho pun, tidak bisa diam saja melihat bosnya melawan Jinu sendirian. Beberapa ada yang menyerang Ahngyeol, beberapa lagi membantu Suho dan mengeroyok Jinu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top