30. Perempuan Jahat
Halo Kakak2!
Bab 29 (Senyuman Cantik) sudah dipublish kemarin lho Kak. Tapi sepertinya belum banyak yg baca krn ga ada notifnya di wp.
Jadi, bagi yg belum baca bab 29, yuk mampir dulu ke bab sebelum ini Kak, dan jgn lupa vote n komen.
Ditunggu vote n komen yg byk jg di bab ini Kak. Barangkali jadi double update kan hari ini. Hehehe.
Happy weekend, and happy reading Kak!
* * *
"Saya belum pamit sama Ahsan, Pak. Dia masih ulangan sampai dua hari ke depan, takut Ahsan malah kepikiran," kata Farah menjelaskan ketika mereka hanya tinggal berdua.
Selepas sesi les terakhirnya dengan Ahsan sebelum libur kenaikan kelas, Farah minta bicara berdua dengan Attar. Jadi mereka melipir ke ruang kerja Attar, sementara Ahsan masih main game di ruang tengah ditemani mbak Wati.
"Ada adik kelas saya yang biasa ngajar les privat juga. Nanti saya kenalin ke Bapak. Kalau Bapak dan Ahsan cocok, dia bisa gantiin saya. Nanti saya ikut ngenalin ke Ahsan juga, dan bisa nemenin belajar bareng untuk 1-2 sesi pertama."
Attar menatap Farah dengan bingung.
"Kalau kamu jadi ibunya, Ahsan nggak perlu guru les baru."
Farah menghela nafas sambil menatap lelaki di hadapannya dengan mata penuh permohonan maaf. "Maaf, tapi saya nggak bisa, Pak."
"Apa itu berarti kamu sudah memutuskan untuk menolak tawaran saya?"
Tawaran.
"Bagaimana kalau saya yang bertanggung jawab?"
Farah mengangguk. Yah, yang dikatakan Attar seminggu yang lalu itu memang hanya tawaran, bukan lamaran.
Memangnya apa yang kamu harapkan, Far, protes Farah pada dirinya sendiri.
"Tapi gimana dengan kehamilan kamu?" tanya Attar lagi, sebelum Farah sempat menjawab pertanyaannya sebelumnya.
"Bapak nggak perlu khawatir."
"Apa ayahnya sudah mau bertanggung jawab?" tanya Attar menuntut.
Farah menggeleng.
"Jadi apa rencana kamu? Jangan bilang kamu akan menggugurkan bayi itu!"
"Bapak nggak perlu khawatir."
"Nggak perlu khawatir gimana sih?!" balas Attar dengan tidak sabar. "Kamu mahasiswa saya, Farah! Dengan keadaan kamu seperti ini, jelas saya khawatir."
"Iya, saya mahasiswa Bapak," Farah mengulangi kata-kata Attar dengan tenang. "Tapi hanya karena Bapak Manajer Kemahasiswaan Fakultas, bukan berarti Bapak harus bertanggung jawab menikahi kalau ada mahasiswi Bapak yang hamil di luar nikah kan? Apa kalau ada mahasiswi lain yang hamil di luar nikah juga, Bapak akan menikahi dia?"
Deg!
Kata-kata Farah itu membuat Attar terkesiap. Selama ini dia kira dirinya peduli pada gadis itu karena gadis itu mahasiswanya. Tapi gadis itu benar, jika baginya gadis itu hanya mahasiswanya, dia tidak akan sepeduli itu kan?
"Terima kasih banyak atas tawaran Bapak. Tapi saya nggak bisa menerimanya. Bapak sudah terlalu baik sama saya."
Attar menggeser duduknya mendekati Farah. Lalu mencoba berkata dengan sabar.
"Saya mengerti kalau Farah bingung dan takut dengan kondisi diri Farah. Saya juga mengerti kalau Farah nggak mau minta pertanggungjawaban pada laki-laki yang sudah memperkosa Farah. Tapi saya nggak mau Farah menggugurkan kandungan itu. Pasti Farah benci sama laki-laki yang sudah memperkosa Farah, tapi bayi itu nggak berdosa, jadi jangan digugurkan. Saya nggak akan memaafkan kamu kalau kamu sampai menggugurkan bayi itu. Biar saya yang jadi ayahnya."
Diperkosa? pikir Farah bingung.
Jadi itu alasan Attar ingin menikahinya? Karena kasihan padanya? Karena lelaki itu mengira dirinya adalah korban pemerkosaan?
"Saya peduli sama kamu," kata Attar dengan suara yang lebih lembut.
Farah tersenyum miris. Erlang ingin menikahinya karena rasa bersalah. Attar ingin menikahinya karena rasa kasihan. Sial sekali nasibnya, tidak ada laki-laki yang ingin menikahinya karena mencintainya.
"Bapak cuma kasihan sama saya."
Attar menggeleng, ingin menyangkal. Tapi kata-kata gadis itu selanjutnya membuat lidahnya kelu.
"Bapak nggak perlu jadi ayah bagi anak dari laki-laki lain. Saya bukan korban pemerkosaan."
Mata Attar membulat bingung.
"Saya bukan korban pemerkosaan, Pak. Jadi Bapak nggak perlu mengasihani saya. Saya nggak pantas dikasihani. Saya melakukannya tanpa dipaksa, karena saya cinta sama laki-laki itu. Tapi belakangan saya tahu bahwa laki-laki itu nggak mencintai saya, makanya saya nggak minta dinikahi kalau dia hanya merasa bersalah dan bertanggung jawab. Jadi anak ini sepenuhnya kesalahan dan tanggung jawab saya. Bapak nggak perlu kasihan dan bertanggung jawab untuk sesuatu yang bukan kesalahan Bapak."
Penjelasan Farah itu sangat mengejutkan bagi Attar. Membuat Attar kehilangan kata-kata.
Jadi Farah melakukannya tanpa paksaan? Bukan pemerkosaan? Dan itu karena Farah sudah mencintai laki-laki itu, meski lelaki itu tidak mencintainya dan hanya mengambil keuntungan darinya?
Jadi Farah sudah mencintai laki-laki lain?
Kenapa Attar merasa tidak suka dengan fakta itu ya?
Farah bisa melihat raut kekecewaan di wajah dosennya. Farah mengerti, Attar pasti kecewa saat tahu bahwa mahasiswa yang dipikirnya mahasiswa baik-baik, ternyata hanya mahasiswa bodoh yang budak cinta hingga mau saja dihamili oleh orang yang tidak mencintainya. Dosennya itu pasti sangat kecewa pada mahasiswa seperti dirinya.
"Kalau gitu, saya pamit ya Pak," kata Farah akhirnya. "Makasih banyak selama ini Bapak sudah baik banget sama saya. Sekarang Bapak nggak perlu khawatir atau kasihan lagi sama saya. Dan tentang Ahsan, Bapak juga nggak perlu khawatir. Adik kelas saya yang akan menggantikan saya sudah pengalaman mengajar anak-anak. Ahsan juga pasti akan langsung cocok sama guru barunya."
Farah meraih ranselnya dan bangkit dari duduknya perlahan, karena sejak tadi ia merasa sangat pusing dan nyeri di perutnya. Ia kemudian mengangguk sopan dan melangkah pergi. Kali itu ia tidak mencium tangan Attar seperti kebiasaannya karena dia sudah sangat malu pada dosennya itu.
Attar sendiri, terlalu kaget dengan fakta yang baru didengarnya, hingga dia hanya bisa diam ketika gadis itu berpamitan. Ia hanya memandang gadis itu pergi dengan tatapan seperti orang linglung.
Kesadarannya baru kembali ketika melihat gadis itu tiba-tiba terjatuh dan pingsan setelah pergi beberapa langkah. Dengan cepat ia menghampiri gadis itu dan mencoba menyadarkannya. Tapi kemudian tatapannya menjadi nanar ketika melihat ada darah mengalir di paha kanan gadis itu.
* * *
"Kehamilan ektopik," kata dokter yang menangani Farah, memberi penjelasan.
Attar mengernyit tidak mengerti.
"Orang awam biasa menyebutnya kehamilan di luar kandungan. Setelah pembuahan, fetus normalnya akan menempel di dinding rahim dan berkembang. Tapi pada kasus Bu Farah, fetus berada di tuba falopi atau saluran telur, dan gagal berkembang. Jadi kita harus menggugurkannya."
Attar tampak kaget dengan penjelasan itu.
"Kalau berdasarkan perhitungan hari pertama haid terakhir, harusnya usia janinnya sudah 12 minggu. Tapi kenapa Bapak dan Ibu belum periksa ke dokter kandungan? Harusnya keadaan ini bisa terdeteksi lebih dini sehingga tidak harus terjadi pendarahan seperti ini."
Attar bingung menjelaskan keadaan ini sehingga ia hanya bisa diam.
"Sekarang, masalahnya terjadi pendarahan di tuba falopi. Sehingga bukan saja kandungannya harus gugur, tapi kami harus melakukan operasi untuk mengatasi kerusakan di tuba falopi tersebut."
"Operasi?"
"Kami butuh tanda tangan Bapak sebagai suaminya untuk persetujuan operasi. Tolong diurus segera administrasinya ya Pak. Perawat disini bisa membantu."
Setelahnya, dokter itu meninggalkan Attar yang berdiri gamang. Lelaki itu kemudian melangkah memasuki salah satu bilik ruang bersalin dan menemukan Farah terbaring di sana.
Gadis itu menatapnya dengan mata sembab. Sepertinya gadis itu sudah tahu apa yang terjadi.
"Saya nggak menggugurkan dia Pak," kata Farah mencicit, pada Attar yang berdiri di samping ranjangnya.
"Saya tahu," jawab Attar lembut.
"Saya belum menyayangi dia. Tapi saya nggak menggugurkan dia."
"Iya. Saya tahu."
"Saya sempat memikirkan cara menggugurkannya. Tapi saya nggak menggugurkan."
"Iya, Farah."
"Saya perempuan jahat kan Pak? Saya ibu yang jahat kan?"
Tanpa benar-benar berpikir, Attar menunduk di atas tubuh Farah yang terbaring, lalu merengkuh tubuh gadis itu dan memeluknya erat. Sekonyong-konyong, Farah merasa tidak bisa menahan diri lagi hingga ia menangis tersedu-sedu di dada dosennya, dalam pelukan lelaki itu.
* * *
Kemarin siapa yang doain Farah keguguran hayo?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top