5 - Kembali ke Sekolah
Tidak ada hari yang lebih membahagiakan bagi Zayyan selain hari saat ia kembali ke sekolah. Satu semester penuh ia habiskan di rumah. Zayyan hampir menyerah saking bosannya terpenjara setiap hari di sana. Hari ini semuanya telah usai. Zayyan kembali menjadi siswa pada umumnya.
"Ada anak baru nih!" ledek Guntur, teman sekelas Zayyan, yang duduk di depannya. Semua teman kelas Zayyan berkerumun di sana. Menyambut kedatangannya dengan penuh suka cita.
"Kenalan dong, Kak!" sahut Azmi ikut meledek.
"Ya, kenalin nama saya Zayn Malik," timpal Zayyan menanggapi ledekan teman-temannya. Semua yang di sana terbahak.
"Zayyan?!"
Semuanya serentak menoleh ke sumber suara. Tampak seorang gadis tengah terkejut di sana. Ia mendekat, menembus kerumunan dan berdiri di hadapan Zayyan.
"Ini beneran Zayyan?!" ujarnya tak percaya.
"Iya, Zan. Apa kabar?" kekeh Zayyan seraya mengulurkan tangannya.
Gadis bernama Zanna itu terperangah lantas menyambut uluran tangan Zayyan. "Gila, lama banget nggak ketemu lo! Gue baik, Yan. Lo gimana?"
"Ya, kayak gini," balas Zayyan dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.
"Ehem!" Dehaman keras itu lantas membuat genggaman keduanya terlepas. Zayyan menoleh ke teman-temannya yang sudah memasang raut wajah meledek dan menahan tawa.
"Pada kenapa sih?" tanya Zayyan heran.
"Nggak apa-apa, Yan. Udah dilanjut aja," sahut Azmi. Raut wajahnya yang penuh arti itu ingin sekali Zayyan pukul.
Di sisi lain, Zanna yang paham maksud ledekan Azmi dan yang lain jadi salah tingkah. Degup jantungnya naik drastis. Ia sangat senang bisa bertemu kembali dengan lelaki yang dulu hingga sekarang masih ia sukai.
"Pada ngapain sih di sini?"
Zafran yang baru saja kembali dari toilet heran melihat tempat duduknya dikerumuni banyak orang. Oh iya, sesuai permintaan Zayyan, mereka duduk satu meja sekarang. Zafran sebenarnya tidak keberatan duduk sama Zayyan. Namun karena tsundere adalah nama tengah anak itu, tentunya Zafran sempat menolak permintaan Zayyan hanya untuk mendengar adiknya merengek.
"Pawangnya dateng guys! Bubar! Bubar!" ujar Guntur sembari mengibaskan tangannya mengusir kerumunan di bangku Zayyan. Mereka lalu bubar.
Zafran hanya mendengus. Ia menatap Zayyan yang lagi memperbaiki tudung jaketnya. "Nggak panas apa pake jaket terus?" tanya Zafran kemudian.
"Malu kalau dibuka," jawab Zayyan sambil cemberut. Zafran tak menjawab apapun. Kalau dia jadi Zayyan, dia akan melakukan hal yang sama. Bahkan mungkin dia tidak mau kembali ke sekolah sebelum rambutnya tumbuh.
"Nanti kalo guru marahin gue karena pake jaket dalam kelas, lo belain gue ya, Ran?" pinta Zayyan.
Tidak ada permintaan Zayyan yang tidak dikabulkan Zafran. Anak lelaki itu mengangguk sambil mengulurkan kipas elektrik agar Zayyan tidak kepanasan.
Zafran sudah berjanji akan melakukan apapun untuk Zayyan. Ia berusaha untuk menepati janji itu. Semoga saja Zayyan juga menepati janjinya untuk selalu bersama Zafran sampai kapanpun.
***
Baru ditinggal beberapa bulan, Zayyan sudah merasa asing dengan sekolahnya. Apalagi dengan statusnya sebagai siswa paling senior di sana. Banyak wajah baru berlalu lalang. Kadang ada yang sampai tak berkedip melihat sepasang anak kembar itu berjalan bersama. Berbeda dengan Zayyan yang risi, Zafran justru bangga menjadi pusat perhatian.
Anak kembar itu beriringan menuju kantin. Ramai sekali. Zayyan yang biasanya tidak begitu bermasalah dengan keramaian kini harus memegang erat seragam kakak sepuluh menitnya karena grogi. Ia sudah terbiasa tidak berinteraksi dengan banyak orang. Melihat banyaknya orang bercakap di sana membuat napas Zayyan sedikit sesak.
"Rame banget ya," lirih Zayyan sembari membenahi tudung jaketnya.
"Namanya juga kantin. Kalo mau sepi, sono ke kuburan," jawab Zafran ketus seperti biasanya.
"Gue pengap."
Zafran menghentikan langkah hanya untuk menoleh ke Zayyan. Wajah adiknya sedikit pucat. "Mau balik aja?" tanya Zafran dibalas gelengan oleh Zayyan.
"Gue pengen makan di kantin."
"Kuat kagak? Jangan maksain diri lah, Yan."
Zayyan menatap sekitar sebelum menjawab Zafran. "Cari tempat duduk di pojok aja, yang nggak terlalu banyak orang."
Zafran mendengus lantas kembali melangkah mencari meja sesuai permintaan Zayyan. Masih tersisa satu di pojok paling belakang. Zafran berjalan gesit menembus kerumunan bersama Zayyan yang meremas bagian belakang seragamnya, persis seperti ibu dan anak yang lagi nyari baju lebaran di tengah keramaian toko.
"Lo mau makan apa?" tanya Zafran setelah mereka berhasil sampai di meja tujuan.
"Mie ayam boleh?"
"Terserah lo."
"Mau mie ayam sama es teh manis deh, Bang."
"Ada lagi nggak?"
Zayyan menggeleng.
"Ya udah tunggu sini. Gue aja yang pesen."
"Makasih, Bang."
Zafran melenggang dari sana. Sebenarnya tidak terlalu jauh jarak antara gerobak mie ayam dan meja mereka. Namun Zafran tak bisa menghentikan bola matanya yang selalu ingin melirik Zayyan di sana. Dia khawatir. Wajah Zayyan memang tidak secerah dulu. Namun kali ini lebih gelap dari biasanya.
Zafran hanya takut Zayyan tengah menahan sakit saat ini. Dia tidak mau kecolongan untuk kesekian kalinya.
Adiknya itu tidak mengangkat kepalanya sedikitpun. Zafran sedih. Zayyan dulunya adalah seorang yang begitu percaya diri, aktif, ramah kepada semua orang. Sosok yang begitu Zafran benci saat itu. Namun kini sosok itulah yang paling Zafran rindukan.
Dua mangkuk mie ayam beserta dua gelas es teh pesanan Zafran sudah siap. Ia lantas membawanya dengan nampan. Zayyan yang menyadari kedatangan sang kakak langsung berbinar. Padahal cuman beberapa menit Zafran pergi, tapi rasanya seperti lama sekali bagi Zayyan. Mungkin karena dia yang tak nyaman duduk sendirian di sana.
"Lo nggak panas pake jaket mulu, Yan?"
"Panas, sih. Tapi mending panas dari pada malu."
"Gue kayaknya bawa topi. Mau gue ambilin?"
"Jangan lah. Gue nggak mau sendirian di sini."
Zafran menghela napas. Sebenarnya dia juga tidak mau meninggalkan Zayyan sendirian. Namun melihat keringat bercucuran di dahi Zayyan membuat Zafran tidak tega.
Cowok itu lantas mengeluarkan ponselnya. Jarinya bergerak mencari sesuatu lalu ponsel itu ditempelkan ke telinga.
"Lo di mana, Van?" ujar Zafran kepada seseorang di seberang telepon, Evan.
"Mau jalan ke kantin neh. Kenapa?"
"Lo bisa mampir ke kelas gue dulu nggak? Ambilin topi di tas gue buat Zayyan."
"Lah, gue udah di depan kantin. Dari tadi nggak ngomong."
"Gue butuhnya baru sekarang."
"Bentar ini Farrel masih di kelas keknya. Gue telpon dia dulu."
"Oke, thanks, Bro!"
"Yo!"
Panggilan terputus. Zafran meletakkan ponselnya di meja. Pandangannya naik ke Zayyan yang sedari tadi menatapnya. "Kenapa dah?" tanya Zafran heran.
"Makasih ya, Bang," lirih Zayyan.
"Gue ngelakuin ini soalnya risi liat lo pake jaket mulu. Ikut panas gue liatnya," jawab Zafran tak sesuai realita. Padahal dia cuman pengen Zayyan merasa nyaman.
Zayyan terkekeh. Dia senang dengan Zafran yang sekarang. Cowok itu bahkan menyiapkan topi untuknya. Perhatian sekali.
Tak berselang lama, Evan dan Devon datang menghampiri keduanya dengan makanan masing-masing. Mereka duduk sambil bersenda gurau membuat Zayyan kembali cerah seperti biasanya. Zafran diam-diam mengulas senyum melihat perubahan raut adiknya itu.
"Nih Ran topi lo!" Farrel datang langsung menyodorkan topi ke Zafran.
"Eh ya, makasih, Rel!" jawab Zafran lantas mengulurkan topi ke Zayyan.
"Woi, Yan! Apa kabar lo?" sapa Farrel sambil mengusap kepala Zayyan membuat tudung jaket itu sedikit menurun. "Loh, Yan? Lo kok botak sih?" ujar Farrel seketika dengan suara yang lumayan keras.
Beberapa siswa di sana langsung menoleh. Jantung Zayyan berdetak begitu kencang. Zafran memutar lehernya begitu cepat menghadap Farrel. Bola matanya bergulir menatap Zayyan yang kembali murung.
Derit kursi yang didorong mundur terdengar begitu keras sampai mengagetkan orang-orang di sana. Zafran menggebrak meja dan langsung meraih kerah seragam Farrel.
"Bacot lo dijaga bangsat!" maki Zafran seraya melayangkan pukulan keras ke rahang Farrel.
Suasana kantin yang tadinya damai berubah kacau. Semuanya berantakan oleh kemarahan seorang kakak yang begitu menyayangi adiknya.
***
Lagi-lagi gue terlambat😭
Maaf ya temen-temen. Gue lagi nggak bisa bagi waktu antara nulis di twitter, wattpad sama real life huhuu SEMOGA INI JADI TELAT UPDATE YANG TERAKHIR YA ALLAH 🙏🙏🙏
Btw part kali ini lumayan menguras emosi ya :')
Sampai jumpa di update selanjutnya ❤️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top