11 - (New) Daily Life Si Kembar

Zafran menatap skeptis adik sepuluh menitnya yang tengah menuruni tangga sambil menggendong tas sekolahnya. Bibir pucat itu menyungging ejek menangkap tatapan tidak suka dari Zafran yang sedang mengenakan dasi di depan cermin ruang tengah.

Adiknya itu hanya menginap semalam di rumah sakit. Besoknya, dokter sudah memperbolehkan untuk dilakukan rawat jalan. Katanya, Zayyan masih menyesuaikan diri dengan sibuknya kegiatan sekolah. Tubuhnya yang belum terbiasa dibawa banyak beraktivitas memberontak menuntut Zayyan untuk beristirahat. Sebenarnya salah Zayyan juga karena saat itu memaksakan diri untuk ikut jam olahraga.

Melihat Zayyan yang sudah terlebih dahulu menempati kursi di meja makan, Zafran mengekor. Duduk di sebelahnya dengan tatapan yang sama.

"Ini anak mau ke mana, Bun?" tanya Zafran sambil menunjuk orang di sebelahnya. Yang ditunjuk lantas mengerutkan dahi.

"Ke sekolah. Zayyan pengen berangkat sekolah hari ini. Temenin Zayyan terus ya, Ran."

"Sekolah?" sewot Zafran. "Kecanduan masuk IGD lo?" tambahnya mengarah ke Zayyan.

"Eh, bicaranya yang baik, ya!" tegur bunda sembari menata makanan di meja.

"Kok bunda kasih ijin sih?!"

"Ya udah sih! Bunda udah ijinin juga ngapain lo sewot?" timpal Zayyan.

"Yang penting jangan kecapean dulu di sekolah. Kamu jangan jauh-jauh dari Zayyan, ya."

"Ah, ngerepotin aja!" gerutu Zafran sembari mengambil sarapannya. "Tinggal istirahat beberapa hari dulu ngapa?! Kemarin lo masuk RS juga karena kecapean kan?"

"Kemarin gue kecapean karena ikut olahraga. Sekarang kan nggak ada jam olahraga."

Zafran mendesah kasar. Kalau Zayyan mau sesuatu, nggak akan ada yang bisa melarang. Kembarannya itu selalu punya 1001 alasan buat terbebas dari batasan. Namun Zayyan selalu lalai dengan resiko yang bakal ia terima dari alasan-alasan itu.

Dia mau ini, ya udah gas. Soal resikonya, belakangan. Toh, selama ini Zayyan selalu selamat dari resiko yang dia terima.

Gitu kira-kira isi pikiran Zayyan.

Belum tau aja kalau nggak selamanya Tuhan mau diajak bercanda terus. Anak lelaki ini harus dikasih sesuatu biar kapok!

Namun sebenarnya keinginan Zayyan itu sederhana. Dia cuman pengen kehidupan normalnya dulu kembali. Dia pengen bisa melakukan banyak hal seperti dulu, bahkan hal sekecil berangkat sekolah aja. Zayyan pengen kembali jadi dia yang dulu.

Zayyan ingin tumbuh menjadi remaja pada umumnya. Bergelut dengan banyaknya tugas, organisasi, bersenda gurau dengan teman, atau merasakan romansa bangku sekolah. Zayyan tidak ingin ada yang berubah dari hidupnya.

Tapi dengan takdir yang sudah terlanjur mengukir kisah hidupnya ini, apakah mungkin segala yang ia impikan jadi nyata?

Tentunya itu tidak mungkin. Zayyan tidak bisa meminta untuk hidup seperti dulu. Dia tidak bisa kembali pada dirinya di masa lalu. Waktu akan terus mendorongnya untuk bertumbuh. Masa akan menuntutnya untuk terus berproses. Garis hidup akan mengantarnya ke berbagai lika-liku jalan yang harus ditemui ujungnya.

Zayyan tidak akan bisa kembali ke masa lalu, atau bahkan sekedar mematung di titik ini.

Dia harus tetap berjalan bagaimanapun keadaan raganya sekarang.

Karena tak selamanya berproses itu sulit. Tak selamanya berproses itu menyeramkan untuk dihadapi. Tidak ada yang menjamin kehidupan sebelumnya adalah yang terbaik. Selama Zayyan terus berusaha melakukan yang terbaik setiap harinya, dia pasti akan mendapat bayaran yang terbaik pula.

Kembali ke sekolah, Zayyan berangkat bersama Zafran dengan menaiki motor Zafran yang setinggi harapan orang tua itu. Tebak siapa yang tidak akan melepas Zayyan barang sejengkal pun hari ini? Tentu saja itu Zafran. Dia enggan mengulangi kesalahannya kemarin, kemarin, dan kemarinnya lagi. Zafran ingin berhasil menjaga Zayyan kali ini.

Deru motor Zafran yang melaju menuju parkiran tak pernah absen dari perhatian orang. Tiap-tiap dari mereka pasti menyempatkan diri untuk sekedar menengok atau melirik. Ya siapa sih yang bisa menahan diri untuk tidak melirik sepasang anak kembar bertubuh menjulang dengan pahatan wajah yang rupawan? Satu aja sudah cukup, apalagi dua.

Antara Zafran dan Zayyan, keduanya sama populernya. Zayyan yang popular karena aktif mengikuti kegiatan sekolah, sedangkan Zafran yang popular karena sifat dinginnya yang entah kenapa malah bikin banyak cewek klepek-klepek. Ah, mungkin karena dia dulu aktif juga di band-nya, Niskala, sebagai vokalis.

Bayangin aja jadi ceweknya Zafran yang tiap hari bisa dengerin suara merdunya kalo lagi badmood. Auto daftar ke KUA kali ya.

Tapi bukan berarti nggak ada untungnya kalau dapet Zayyan. Cowok satu ini bakal ngasih tau banyak hal yang nggak pernah dipikirkan sebelumnya. Zayyan itu wawasannya luas. Efek banyak relasi dan pengalaman. Jadi kalau ceweknya punya masalah, Zayyan punya solusi. Auto berkembang value kita kalau jadi miliknya Zayyan.

Jadi, kalian mau pilih yang mana? Kebetulan dua-duanya lagi nggak ada yang punya tuh.

"Zafran! Zayyan!"

Berbagai sapaan berdatangan saat si kembar berjalan menuju kelas. Bibir Zayyan otomatis mengulas senyum atau sapaan balik saat mendengarnya. Beda sama Zafran yang asyik dengan ponselnya tanpa peduli siapa-siapa saja yang baru ia lewati.

"Nah, nah, nah! Nabrak kan lo!" tegur Zayyan yang spontan menarik Zafran yang hampir menabrak tiang. "Simpen dulu ngapa hape lo! Liatin apa sih?"

"Endorse."

"Sok ngartis amat lo! Emang lo punya apa?"

Zafran menunjuk wajahnya. "Ganteng."

"Itu gue juga punya! Apa gue bukan endorse an juga ya?"

"Akun private yang followers-nya cuman tiga digit siapa yang mau ngendorse?"

"Betul juga."

***

"Eh, mau ke mana lo?!"

Zayyan yang baru saja berdiri mengiyakan ajakan Guntur pergi ke kantin sontak menoleh saat Zafran menahan.

"Kantin lah! Udah jam istirahat kan?"

"Ngapain dah! Lo di sini aja!"

"Lah? Mau makan lah gue, laper!"

"Lo mau makan apa? Gue pesenin," ujar Zafran seraya mengeluarkan ponselnya.

"Hah? Nggak usah lah! Gue beli sendiri."

"Lo udah janji nurutin omongan gue loh, Yan!"

"Yaelah, Ran! Cuman makan di kantin situ doang masa nggak boleh?"

"Nurut aja ngapa! Udah lo ketik aja di sini lo mau beli apaan."

Zayyan lantas menerima ponsel yang diulurkan Zafran. Guntur yang tadinya mau pergi bersama Zayyan pun lantas pergi dengan yang lain. Zayyan memilih menyerah dan kembali duduk di kursinya.

"Kok ini roomchat Evan, sih? Lo nyuruh dia yang beli, bukan lo sendiri?"

"Kebetulan dia udah di kantin jadi sekalian aja. Lagian gue harus tetep di sini buat nemenin lo."

"Hah?!" Zayyan melongo tak percaya. "Lo kenapa sih?!"

"Lo mau masuk rumah sakit lagi?"

"Gue nggak akan sekarat cuman karena jalan ke kantin, Ran! Gila lo!"

"Jangan nyepelein keadaan. Lo nggak inget kemarin lo sesak napas aja tiba-tiba padahal nggak ngapa-ngapain?"

"Kemarin kan gue habis olahraga!"

"Udahlah! Ribet amat sih! Si Evan juga nggak keberatan. Lo mau beli apaan? Sini gue aja yang ngetik! Lama lo!"

Zafran lantas merebut ponselnya dari Zayyan. Tanpa menunggu usulan dari kembarannya, Zafran asal mengetik makanan yang akan mereka beli. Karena Zayyan pun tidak akan mau menyebutkan makanan yang harus dibeli Evan. Yang benar saja, dia tidak akan setega itu.

Tidak usah meragukan makanan yang dibeli Zafran untuk Zayyan. Lelaki itu tahu persis apa kesukaan kembarannya.

"Itu lo juga nitip buat lo sendiri?" tanya Zayyan melihat Zafran sudah selesai mengetik pesanannya dan langsung dikirim ke Evan.

"Ya masa gue di sini cuman liatin lo makan?"

Zayyan mendecak. "Lain kali jangan gini sumpah, Ran! Lo berlebihan! Gue nggak apa-apa cuman jalan segitu doang. Buat apa gue ke sekolah kalo ujung-ujungnya di kelas doang?"

"Lo baru keluar dari RS kemarin banget, Yan! Kalo udah agak lama juga gue nggak akan gini."

"Posesif banget, anjir!"

Zayyan tampak kesal lantas menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi. Ia menyambar buku dan membukanya dengan kasar untuk mengusir rasa bosan. Percuma, karena yang dia inginkan sekarang hanya bersenda gurau dengan temannya di meja kantin.

Zafran tidak peduli mau Zayyan ngamuk gimanapun. Ini lebih baik daripada harus melihat Zayyan kembali berlomba dengan kematian di ruang IGD.

***

Posesif amat si Zafran wkwkwk mau🥺

Bab-bab selanjutnya kita bakal liat gimana usaha Zafran buat jagain adik kembarnya. Tmi aja nih, dia agak serem sebenernya. Yg udah baca few tweets di twitterku pasti tau🤫

Sampai jumpa di bab selanjutnya‼️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top