Belantara

Tiupan angin membelai kulit. Beri rasa dingin menggigit.

Tidak seperti biasa, ada yang berbeda. Atau bisa jadi memang aku yang terlampau telat. Tertinggal guna menyadari apa yang disodorkan di depan mata.

Mata ini tersedia dengan sempurna. Bisa bedakan aneka warna, mampu melihat dengan jelas tanpa bantuan kaca mata. Sayang, tanpa sadar nyatanya mata ini tetap memakai penghalang. Mereka memakai kaca mata kuda. Mana tak terlihat lagi, bodohnya....

Lalu, apa gunanya mata?

Jika kebenaran tak sanggup menarik atensinya.

Jika segala kejadian buruk di sekitar tak lagi menariknya barang sebentar.

Jika kepalsuan lebih dihargai dibanding kejujuran.

Jika yang dilihat hanya satu dunia saja yang tidak nyata. Dunia dalam ilusi, dunia khayal layaknya dongeng ibu peri. Segala sesuatunya tampak mudah. Yang tertawa kala di kanan-kiri menumpah darah.

Wahai mata, di mana fungsimu sesungguhnya?

Begitu takjub ketika melihat sekumpulan hyena berlari kencang. Bergidik ngeri kala seekor singa memangsa kijang. Berbelas kasih pada zebra yang jadi santapan binatang buas nan kuat. Si raja rimba. Lantas sebaris kalimat syukur mengudara.

"Untung saja aku terlahir sebagai manusia. Bukan hewan yang berada di dalam belantara."

Ada satu hal yang dilupa. Amnesia.

Cobalah tengok sebentar, lepas kaca mata kuda itu. Lihatlah, dunia yang aku dan kamu huni. Tiada beda dengan tempat hidup binatang-binatang liar itu. Bahkan mungkin lebih bobrok lagi.

Lebih menakutkan.

Lebih mencekam.

Sadarlah....
Siapa yang sepatutnya dikasihani di sini? Kita juga sedang hidup di tengah belantara, sama seperti mereka. Serupa meski tak sama.

Tidak percaya? Ha, dengarkan dengan saksama.

Bila belantara bagi sekawanan singa disebut hutan, maka belantara bagi manusia bernama waktu. Sama-sama mengerikan, tak kalah kejam.

Jika singa mengejar dan memangsa terang-terangan, lain halnya dengan waktu. Dia berjalan pelan tanpa disadari. Bersikap bagai teman sampai kita lengah. Kemudian, diayunkannya samurai untuk memenggal kepala.

Setelahnya, dia tertawa.

Begitu bahagia ketika tahu mangsanya pergi tanpa membawa apa-apa. Tugasnya selesai untuk mengakhiri makhluk jumawa bernama manusia.[]
























060819

Semoga saya dan kita semua bisa meninggalkan dunia dalam keadaan yang baik.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top