Beda
Gemerisik daun bambu ditiup angin jadi pemecah sunyi pertama pada pagi kedua di awal tahun. Harusnya sudah mulai hujan. Tapi kemarau berkunjung terlampau panjang. Barangkali betah bercengkerama dengan bumi. Tidak mau diganggu air barang sebentar.
Udara panas, juga dedaunan yang mengering jadikan suara mereka makin nyaring. Beberapa yang jatuh timbulkan suara gemersak ketika patah serta remuk akibat terinjak. Semuanya sudah berubah. Tidak ada lagi hijau yang segarkan mata.
Alam marah.
Dan aku rasa kamu juga bertindak serupa. Sudah beda. Tidak lagi sama. Tatap mata jernih juga paras polos tanpa beban sudah tidak lagi bisa ditemui. Pada matamu terdapat ambisi. Ada gelombang amarah yang meletup-letup dibaliknya. Sorotkan dendam yang kian membara.
Senyum diparasmu lambat laun berubah jadi seringai. Sehebat itu dunia membentukmu diluaran.
Jadi, aku putuskan untuk pergi saja.
Tahu kenapa?
Karena seseorang yang dikuasai amarah tidak bisa lagi dipegang janji-janjinya. Kasih dari dalam dirinya sudah menguap entah ke mana. Jangan bilang aku egois. Karena pada dasarnya manusia makhluk yang dinamis. Kamu saja pergi, kenapa aku tidak boleh?
Jalan kita sudah tidak searah. Mana mungkin bisa menyamakan langkah?[]
22.09.19
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top