Bab 10

Jam dinding menunjukkan pukul 9 pagi, hari ini hari Kamis. Keyna mengangkat tutup panci yang airnya sudah mendidih dari masak menggunakan kompor listrik di dalam kosannya. Dia baru saja memasak sayur bayam. Terlihat jagung kuning yang sudah menggoda untuk dimakan. Nasi di magic com sudah matang. Ini waktunya makan pagi. Sarapan minimalis karena harus irit agar bisa foya-foya di lain hari.

Setelah mengambil sayur dan nasi, kini dia bisa kembali fokus ke layar laptop yang masih menyala dengan tampilan video yang sedang di mode pause. Sebuah materi dari kelas marketing yang dia beli di aplikasi belajar online. Sambil menyantap sarapannya dia menyaksikan video tersebut.

Suara notifikasi ponsel yang tidak dibisukan membuat fokus Keyna teralih, dia mengira ada pesan penting dari grup kafe. Matanya terbelalak saat melihat sebuah notif permintaan follow di akun Instagram miliknya dari seseorang bernama Jati Ajimasa. Dia bingung, tidak mengenal seseorang bernama Jati Ajimasa, kecuali ada satu orang si Jati-Jati itu. Tangannya segera membuka pesan masuk dari orang itu juga.

Ajimasajati:
Halo Kak Kenari
Boleh minta nomor kamu? Ini soal Nava

Keyna segera membalas tanpa mikir panjang. Minta sama Nava lah.

Saking tanpa berpikirnya, dia tidak peduli Nava masih memiliki nomornya atau tidak.

Ajimasajati:
Kamu mau aku dipanggang atau dia jadi geer karena aku ketauan butuh koneksi org lain buat nyari info ttg dia?

KenariIndah:
Ohh, ini secret mission?

Ajimasajati:
Aku pengen kenal Nava lebih jauh

KenariIndah:
Ya tanya ke orangnya lah

Ajimasajati:
Pengen tau dia dari orang lain

KenariIndah:
Aku gak kenal amat sama Nava
Jgn tanya aku

Keyna sungguh terganggu karena dia tidak kenal amat sama Nava. Tidak ada balasan dari Jati lagi, okelah.

Dia menjadi merenung bahwa memang tidak kenal atau dekat dengan Nava, dia bukan orang yang Jati maksud. Tidak bohong, Nava yang sekarang seperti bukan gadis yang dia kenal saat masih kecil, remaja, dan beberapa tahun lalu. Atau memang Keyna yang sudah kena tipu, baru tahu sifat asli cewek itu saat sudah dewasa.

Kalau diingat-ingat saat mereka tumbuh bersama sejak kecil, Nava memang hobi berantem dengan temannya dengan desas-desus dialah yang jadi biang kerok. Setiap sekolah Nava pasti memiliki masalah dengan temannya.

Keyna menganggap biarkan saja Nava ribut sama temannya, setiap orang punya paham yang berbeda sehingga bisa salah paham. Nava baik padanya, jadi mereka masih berhubungan dengan baik. Sampai suatu hari Mama dipanggil ke sekolah dan Nava dinasehati di rumah agar tidak mencari masalah. Meski tidak diceritakan soal masalahnya Nava, Keyna mencuri dengar bahwa Nava bermasalah membuat temannya dipanggil pihak sekolah. Kejadian itu berupa salah paham. Keyna kasihan pada Nava yang tidak sengaja membuat masalah dengan akar salah paham. Belakangan ini Keyna jadi tahu dari Riesa, tetangga alias kakak kelasnya Nava saat  SMA dulu, kalau kejadiannya lebih parah dari yang pernah dia dengar. Nava menyebarkan gosip kalau teman sekolahnya ada yang hamil, karena seks bebas. Gosip itu sampai ke kepala sekolah. Sosok cewek yang digosipkan dipanggil sekolah dan dipaksa untuk mengakui kehamilannya. Nava dipanggil kepala sekolah. Yang ternyata cuma berita palsu!

Nava mulai menunjukkan sisi menyebalkannya, menjadi pribadi yang tukang marah setelah masuk kuliah. Keyna menganggap Nava sudah mulai dewasa dan mengekspresikan emosinya ke saudaranya. Nava suka marah tanpa sebab. Mendiamkannya begitu saja. Belakangan Keyna tahu alasannya karena Nava naksir Arsyi, si cowok anak jurusan Ekonomi yang menjadi teman Keyna. Ternyata Nava sudah menyukai cowok itu sebelum Keyna memperkenalkannya

Tahu-tahu saja Jati mengirimkan pesan lagi.

Ajimasajati:
Sodaraan kok dingin amat? Ga akur ya?

Keyna segera membalas. Kepalanya sudah mendidih karena bisa-bisanya ada orang baru menyinggung soal itu.

KenariIndah:
Tujuan kamu ini sebenarnya buat apa sih?

Tidak lama Jati membalas pesan lagi.

Ajimasajati:
Mau cari tau info ttg Nava lewat orang terdekatnya. Kamu kakaknya dia. Lebih tau banyak hal.

Keyna secepat kilat membalaskan.

KenariIndah:
Kenalan aja sendiri
Kan yang mau jalanin hubungan kalian.

Balasan panjang dari Jati kontan membuat Keyna sempat melotot.

Ajimasajati:
Kita ini dijodohin, ga bakal lama pacarannya. Apalagi buat kenal jauh dan detail sikap-sikapnya. Aku pengen tau aja penilaian calonku dari sisi org lain. Terlebih dari org dekatnya. Itu wajar.

Keyna menahan tertawa usai membaca pesan Jati, dia memberikan balasan sadis.

KenariIndah:
Kenapa gak cari sendiri aja kalo takut salah pilih gitu? Mau aja dijodohin, memangnya udah gak laku lagi?

Sebenarnya tidak salah. Meski lelaki itu lumayan cakep bahkan sangat bisa mencari jodoh sendiri. Pasti dia mau dijodohin dengan Nava karena cewek itu juga cantik banget.

Keyna mengira pria itu bakalan berhenti mengganggunya karena marah atau kesal direspon seperti itu. Namun, nyatanya Jati semakin nyebelin karena mengajaknya bertemu untuk bercerita banyak.

Lagi-lagi Keyna harus menolak dengan amat sadis dan tidak takut bakal dicap sebagai manusia nyebelin. Bukankah sejak awal dia memang sudah menunjukkan sikap tidak ramah pada Jati, tapi itu cowok seakan tidak takut apalagi malas ngajak interaksi. Malah makin bertingkah aneh.

Jodoh memang cerminan diri, kasihan Nava mendapat jodoh si lelaki banyak bertingkah ini. Tapi, mampuslah dia jika ini karma atas kelakuannya selama ini. Mampus kamu dapet pasangan cowok aneh yang tukang tebar pesona!!

Keyna memberikan pesan terakhir panjang lebar kalau dia tidak mau diganggu. Jati memberikan balasan yang membuat Keyna sedikit tercenung.

Ajimasajati:
Sesuai anjuran dari pemerintah. Ada iklannya di TV kalo banyak info yg mesti dikonfirmasi kebenarannya.
Hoax itu bahaya

Keyna sempat takjub karena Jati orangnya tidak mudah percaya pada cerita. Tapi, ngapain berurusan dengan orang ini? Maka jemari Keyna mengetikkan kalimat isi pesan yang sudah menjadi senjata terakhir.

KenariIndah:
Ga perlu itu. Ga perlu nanyain dia lewat aku juga. Semua orang mudah percaya ke Nava

Keyna langsung mengeluarkan akunnya dari aplikasi itu.
 

Kalo gak sibuk dtg ya Na
Ibuku ultah loh
Kamu gak pernah main ke rumahku lagi
 
Keyna memijat kepalanya yang berdenyut. Dia sedang duduk di meja kafe depan kasir. Kapan terakhir kali ke rumah Arsyi? Sehari setelah Bapak menikah. Masih belum ada satu tahunan sudah membuat Arsyi menggunakan alasan itu untuk membuatnya terbujuk lalu merasa tidak enak hati merasa bersalah dan berakhir jadi ingin datang. Seakan dia terpaksa melakukannya.

Beberapa hari ini dia mulai sering mengalami pusing dan sakit kepala. Salah satunya disebabkan karena kurang tidur. Tadi pagi Bapak sudah mengirimkan pesan undangan ulangtahun Bu Sanna yang akan diadakan hari Sabtu sore alias besok.

Sebenarnya cuma acara lingkup kecil yang didatangi keluarga mereka. Sudah memperhitungkan untung ruginya untuk datang. Salah satu alasan besarnya ya tentu karena Keyna masih harus menaruh hormat ke Bapak, segalanya memang karena beliau. Terlebih Pak Darso juga memintanya untuk datang.

Acara perayaan ulang tahun yang ke-55? Keyna tidak menyangka, dia harus berinteraksi dengan keluarga itu lagi dengan alasan yang tidak pernah terpikirkan. Ulangtahun ibu-ibu kece.

Pesan dari Arsyi belum sempat dibalas. Matanya melihat pemandangan dari kasir beberapa kepala muncul di sana. Saat kepergok, para stafnya pada bubar begitu saja dengan kepala menunduk. Semenjak kejadian Azam memergokinya dengan Arsyi di depan kafe, cewek itu tidak banyak bicara. Padahal wajah-wajah karyawannya sudah kepalang penasaran tapi tidak berani memancing cerita.

Keyna juga tidak mau bercerita banyak untuk hal yang sudah tidak penting lagi. Arsyi benar. Kenapa menjauh kalau sudah tidak memiliki perasaan? Keyna juga tidak marah, menurut pengakuannya sendiri malam itu.

Move on dari kehidupan bukan dengan kabur, bukannya itu malah menunjukkan takut? Berdamai dengan keadaan bukannya yang bisa bersinggungan tanpa harus menjadi luka lagi? Keyna memutuskan untuk pergi ke acara ulangtahun Bu Sanna, alias ke rumahnya Arsyi.

Begitu turun dari ojek online di depan gerbang rumah Arsyi yang di luarnya sudah ada beberapa mobil terpakir. Membawa goodie bag berisi hadiah untuk Bu Sanna, Keyna memasuki halaman rumah yang sudah ada para tamu dari keluarga Bu Sanna. Banyak anak kecil yang sedang bermain. Keyna menyapa para bocil itu beserta orangtuanya. Sudah pernah bertemu saat acara pernikahan Bapak dan Bu Sanna.

Keyna tidak bisa mengabaikan pemandangan di halaman depan, tepatnya di bawah pohon besar dekat air terjun mini, ada Jati dan Nava sedang berdiri dan tertawa. Yang menyapanya adalah Jati, Keyna segera berjalan untuk masuk ke dalam rumah sudah disambut oleh Arsyi dan sosok perempuan cantik berambut panjang ikal agak kecokelatan yang berdiri di sebelahnya.

“Ibu di mana?” tanya Keyna tanpa mempedulikan si cewek cantik itu. Perasaannya mengatakan ini akan jadi hal yang menyakitkan, makanya dia tidak menaruh perhatian lebih pada sosok tak dikenalnya itu.

“Ada di atas. Kamu mau minum apa? Duduk dulu.” Arsyi tersenyum seraya menawarkan.

“Nanti aja. Mau ketemu Ibu dulu,” jawab Keyna menunjukkan hadiah yang dibawanya. “Aku mau cari Bapak dan Ibu dulu ya?”

“Na, sebentar dulu, kenalin ini namanya Tifa,” ujar Arsyi seraya menahan lengan Keyna.

Karena itu Keyna menjadi menatap si perempuan cantik itu. Sepertinya cewek itu tidak ada saat di acara pernikahan orangtua mereka. Mungkin orang baru-nya Arsyi.

“Keyna.” Senyum kecil Keyna sampirkan saat Tifa mengulurkan tangan dengan manis dan ramah juga menyebutkan namanya dengan lembut.

“Tifa ini pacarku, Na. Sayang, Keyna ini anaknya Pak Darso.” Ucapan Arsyi menciptakan double efek dahsyat.
Tifa mengangguk-angguk sok paham. “Jadi, kakaknya Nava? Atau adiknya?” Cewek itu memandang Arsyi takut salah bicara.

Keyna diam saja, tidak mau mengakui ada hubungan dengan si Nava sialan itu.

“Keyna kakaknya Nava.” Kali ini Arsyi agak sedikit tercenung dan tidak secerah tadi wajahnya.

Mungkin karena obrolan semakin memiliki topik yang tidak enak. Mana Arsyi tidak menjelaskan detail status anak angkat Keyna pada Tifa.

Bagaimana Keyna tidak menjadi bingung, Arsyi bisa membuatnya benci dan jatuh cinta dalam bersamaan. Keyna mengerjapkan matanya yang mulai pedas. Bukan karena maskara yang dia gunakan. Entahlah kenapa dia merasakan matanya menjadi berat dan berair.

“Aku cari Bapak dan Ibu dulu ya. Aku ke dalam ya?” Pamitnya kemudian dengan rasa keinginan untuk pergi yang sangat jelas tergesa-gesa.

Keyna menemui Bu Sanna di ruang TV lantai atas rumah. Rencana Keyna habis memberikan kado akan pamit pulang dengan alasan kafe mendadak diserbu ormas atau kompornya mati. Setelahnya cewek itu malah diajak bicara di dalam salah satu kamar dengan pintu tertutup.

“Kamu baik-baik aja, Na?” Wanita itu memandangi Keyna seraya memegang kedua tangannya.

“Sehat, Bu.” Keyna mengangguk pelan.

“Ada masalah selama hidup mandiri di sana?”

“Ngekos seru. Bisnis seru. Karyawanku pada lucu-lucu. Ada aja yang dibahas.”

“Kamu bisa sharing sama Ibu, Na. Ibu udah jadi wanita tukang bisnis sejak muda.”

Keyna tertawa. Dia tidak lupa bahwa wanita karir ini pensiunan PNS guru dan memiliki beberapa usaha. Duitnya banyak. Kok mau sama Pak Darso yang pensiun dari pabrik swasta. Cinta memang buta benar adanya. Makanya Keyna restuin mereka, soalnya Bu Sanna kan tajir. Keyna tidak mau Bapak menikah sama wanita yang tidak punya duit, nambah beban saja.

Tidak tahu mengapa Bu Sanna melakukannya, wanita paruh baya itu memeluknya erat. Keyna yang sedang berada dalam perasaan kacau balau mudah dibawa dan larut membalas pelukan itu.
Bu Sanna seakan sudah mengetahui sesuatu. Yang bahkan sudah Keyna sembunyikan sejak tadi. Tapi, Bu Sanna sudah tahu sejak lama tentang perasaan Keyna pada anak lelakinya. Bu Sanna memang jago meramal. Atau ya memang sepertinya itu hal-hal yang mudah ditebak?

“Bu, acaranya jam berapa? Kepalaku agak pusing,” ujar Keyna menarik bibirnya tersenyum malu.

“Mungkin jam 7 kurang.” Sekarang masih jam 17.15. “Kamu bisa tidur di sini dulu, Na. Istirahat aja, ya, Nak.”

Keyna mengangguk dan ditinggalkan sendirian di kamar tamu itu. Dia sudah pernah tidur di sini saat menginap untuk persiapan make up di jam 4 pagi saat pernikahan Bapak.

Acara pesta ulangtahun selesai sekitar jam 9 malam. Menjadi panjang setelah Bu Sanna mendapatkan surprise dari teman-temannya yang mendadak muncul di rumahnya. Oh, persahabatan yang indah.

Sudah jam 22.30 Keyna terpaksa masih harus berada di rumah itu dengan saran dari Bu Sanna kalau takut pulang malam bisa menginap, atau nebeng Jati dan Nava, atau diantarkan pulang oleh Arsyi.

Kafe dengan kosannya berjarak tidak jauh, dia tidak takut dianterin oleh ojek online. Sedangkan rumah Arsyi lumayan jauh untuk menuju ke kosan Keyna. Pulang ke rumah Pak Darso juga bukan pilihan, di sana ada Nava yang sedang menginap pulang ke rumahnya.

Keyna lebih memilih opsi untuk menginap di rumah Bu Sanna saja. Dia tidak mau bergantung pada orang-orang itu. Tidak mau kan bersinggungan dengan orang yang malas untuk kau temui?

Nava tidak menginap karena katanya besok ada acara reuni. Mungkin cuma alasan karena malas bertemu dengan Keyna secara berlama-lama, karena raut wajahnya jelas-jelas kusut sekali saat mereka tidak sengaja bertemu pandang.

Malam itu memang terlihat dari wajahnya Nava yang masam kusut seperti mau meledak marah-marah. Keyna juga melihat Jati ditinggal sendirian sedangkan Nava ditemukan sedang menyingkir duduk sendirian di taman belakang dekat kolam renang sedang bermain ponsel seraya minum soft drink. Pasti cewek itu lagi bad mood dan tidak mau berinteraksi dengan siapapun. Kasihan pacarnya dianggurin.

25 Mei 2024

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top