#20
Oliver pernah mengatakan bahwa ia sangat mengagumi keindahan pantai itu. Oliver menyukai embusan anginnya yang sejuk dan juga keramahan penduduk di sana. Bahkan ia sempat mengungkapkan keinginannya untuk tinggal di tempat itu.
Chloe masih ingat dengan semua yang pernah diucapkan Oliver kala itu. Pertemuannya dengan Oliver sangat berkesan untuknya. Semuanya terasa begitu nyata. Oliver tampak seperti manusia biasa. Namun, siapa sangka cowok tampan itu telah pergi dari dunia ini.
Chloe turun dari bus, lalu berjalan menuju ke arah pantai. Angin yang berembus menyapu wajahnya seolah-olah ingin menyambut kedatangan Chloe di tempat itu.
Akhir pekan yang biasanya Chloe habiskan di rumah, tapi tidak untuk akhir pekan kali ini. Chloe kembali ke pantai itu, tapi ia datang sendiri. Tanpa Emily.
Chloe tidak merencanakan ini sebelumnya. Pagi tadi, tiba-tiba saja keinginan untuk berkunjung ke pantai itu melintas di dalam kepalanya. Alhasil Chloe bergegas membersihkan diri dan mengambil tas kecil dari atas nakas, lalu berangkat ke halte. Chloe sengaja tak membawa pakaian ganti karena ia berencana akan kembali pada sore harinya.
Suasana di pantai itu masih sama seperti terakhir kali Chloe melihatnya. Hanya pengunjung tempat itu yang sedikit lebih banyak dari sebelumnya. Mungkin pengaruh dari media sosial membuat orang-orang tertarik untuk datang ke tempat itu.
Bangku kayu yang pernah ia duduki bersama dengan Oliver juga masih utuh di tempatnya. Tapi, tidak tampak sosok Oliver di sana. Chloe mencoba untuk duduk di bangku itu, berharap Oliver akan datang dan menghampirinya. Tapi, harapannya sia-sia. Selama setengah jam ia duduk di bangku itu, sosok yang ia tunggu tak kunjung muncul. Oliver tidak pernah datang.
Chloe bangun dari tempat duduknya setelah tahu sosok yang ditunggunya tidak muncul. Lantas Chloe mengayunkan langkahnya ke arah pantai.
Pandangan gadis itu mengarah lurus ke laut. Segelintir anak kecil tampak sedang bermain pasir tak jauh dari tubuh Chloe. Mereka sibuk membuat gundukan-gundukan mirip gunung. Ada juga beberapa orang dewasa yang tampak sibuk mengambil foto di sekitar area itu.
Chloe terus saja berjalan. Tak peduli butiran pasir mulai masuk ke dalam sepatunya. Gadis itu mengayunkan kedua kakinya mendekati pantai. Hingga kaki Chloe benar-benar menyentuh air laut. Tapi, bukannya langkah Chloe surut, gadis itu justru semakin bersemangat mengayunkan kakinya.
Mula-mula ketinggian air laut hanya sebatas betis gadis itu. Akan tetapi saat Chloe berada semakin jauh dari bibir pantai, ketinggian air laut mulai merangkak naik. Air yang tadinya hanya selutut, kian naik ke pinggang Chloe. Meski gadis itu tampak kesulitan untuk melangkah, tapi ia tetap saja meneruskan gerakan kakinya. Dan sebentar lagi seluruh tubuhnya benar-benar akan tenggelam jika seseorang tidak mencegah perbuatan Chloe. Sementara Chloe sendiri seolah tidak tergoyahkan.
Sebenarnya apa yang dilakukan Chloe? Kenapa ia berjalan ke arah laut seperti itu? Dengan tatapan mata yang kosong, ia terus berjalan seolah-olah ingin menenggelamkan diri dengan sengaja. Apa ia ingin mengakhiri hidupnya?
Namun, anehnya tidak ada satupun orang yang memperhatikan tingkah Chloe! Orang-orang sibuk dengan aktivitas masing-masing. Anak-anak kecil itu masih asyik bercengkrama dengan pasir. Seakan-akan mereka tidak melihat sosok Chloe yang nyaris tenggelam. Tinggal sedikit lagi. Ketinggian air telah mencapai dagu Chloe!
Di saat genting itulah, seseorang tiba-tiba berlari entah dari mana. Dengan langkah-langkah lebar dan sekuat tenaga, ia mengejar Chloe. Gadis itu hanya tampak bagian kepalanya saja ketika sosok itu tiba di belakang tubuh Chloe.
"Chloe!" Sosok itu menyambar tubuh Chloe sebelum air menenggelamkan tubuhnya.
Seketika Chloe tersentak. Gadis itu kaget ketika menyadari dirinya telah berada di dalam air dan seseorang sedang menahan tubuhnya agar tidak tenggelam. Chloe tampak linglung.
"Casey?"
Chloe memanggil nama sosok yang kini berada di depan matanya.
"Apa yang kau lakukan, Chloe?" tanya Casey masih dengan tangan melingkar di pinggang Chloe.
"Aku ... " Chloe bingung harus mengatakan apa. "aku tidak tahu kenapa aku bisa sampai di sini," ucap gadis itu dengan terbata.
"Kau hampir tenggelam tadi, Chloe. Untung aku cepat datang."
Chloe mengerjap. Ia juga tak bisa menjelaskan pada Casey apa yang sebenarnya terjadi.
"Ayo kita kembali," ajak Casey kemudian.
Keduanya berjalan kembali ke arah pantai. Chloe terlihat kepayahan dan tubuhnya kehilangan cukup banyak energi.
Casey membawa Chloe duduk di atas pasir, tidak jauh dari anak-anak kecil yang sedang bermain.
"Apa kau baik-baik saja?" tegur Casey beberapa saat setelah keduanya menjatuhkan diri di atas pasir.
"Ya. Aku baik-baik saja," ujar Chloe yang belum sepenuhnya mengerti dengan apa yang baru saja menimpanya.
"Sebaiknya jangan pernah datang ke pantai ini lagi," tandas Casey. Kali ini ia tidak bertanya lagi tentang apa yang baru saja menimpa Chloe.
"Aku tidak tahu kenapa aku bisa berada di sana. Aku tidak bisa mengingat apapun." Chloe tertunduk menatap sedih ke arah kedua kakinya yang masih terbungkus sepatu dan basah kuyup.
Casey terdiam. Apa yang ia alami juga tidak jauh berbeda dengan apa yang dialami Chloe. Tanpa direncanakan sebelumnya, Casey juga tiba-tiba ingin datang ke pantai itu. Dan ketika ia baru saja tiba, Casey melihat sosok Chloe yang sedang berjalan ke arah laut. Gadis itu sendirian dan seolah ingin menenggelamkan diri ke dalam air. Dengan spontan Casey berlari mengejar Chloe yang nyaris tenggelam. Dan ia beruntung karena Chloe masih bisa terselamatkan.
"Apa ini ada hubungannya dengan Oliver?" Seolah mengerti arti kebisuan Casey, Chloe pun mengajukan pertanyaan. Karena kejadian yang dialami Chloe benar-benar aneh dan tidak masuk akal.
Casey menatap gadis itu lekat-lekat. Rasanya berat untuk menjawab pertanyaan Chloe.
"Aku tidak tahu," ucap Casey memilih untuk tidak mengatakan apapun. Karena ia sendiri hanya bisa menebak, tanpa kepastian.
"Oliver pernah mengatakan padaku kalau dia sangat menyukai tempat ini dan dia ingin tinggal di sini." Chloe menatap ke arah laut ketika mengucapkan kalimat itu. Oliver dan pantai. Mungkin saja kedua hal itu berkaitan erat dengan apa yang baru saja menimpa Chloe. Tapi, Chloe tak bisa membuktikan kalau dugaannya benar.
"Ayo kita pulang," ajak Casey yang telah lebih dulu bangkit dari duduk. Cowok itu mengulurkan tangan ke hadapan Chloe.
Chloe bimbang selama beberapa detik. Ia telah bertekad dalam hati untuk tidak kembali pada Casey, tapi begitu melihat uluran tangan cowok itu, membuat pikiran Chloe goyah. Apa jika ia menerima uluran tangan itu, berarti hubungan mereka kembali terjalin?
"Chloe," sentak Casey demi menyadarkan gadis di depannya.
"Ya." Chloe menerima uluran tangan Casey dan bergegas bangun.
Nyatanya Casey tetap menggenggam tangan Chloe ketika keduanya berjalan menjauh dari bibir pantai menuju ke arah halte bus. Casey tak ingin melepaskan tangan gadis itu setelah apa yang tadi menimpanya. Sedang Chloe diam-diam merasa bahagia dengan perlakuan Casey. Setitik harapan kembali tumbuh dalam hatinya.
Selamat tinggal, Oliver. Berbahagialah di tempat yang indah itu. Doa kami selalu menyertaimu.
**** THE END ****
06 Agustus 2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top