#16

"Benarkah ini rumah Oliver?"

Begitu turun dari atas motor Casey, Chloe langsung mengarahkan pandangan ke sebuah rumah berlantai dua yang dikelilingi pagar tembok berbalut cat putih. Pemilik rumah itu pastilah cukup kaya, pikir Chloe. Meski tidak terlalu mewah, tapi Chloe bisa melihat kondisi ekonomi pemilik rumah berlantai dua itu sangat berkecukupan.

"Ya. Mari kita masuk," ajak Casey usai memarkir motor dan melepas helm. Ia tak memberi waktu pada Chloe untuk mengagumi rumah Oliver barang sejenak.

Chloe mengekor langkah Casey tanpa bertanya. Gadis itu sibuk memperhatikan sekitar saat Casey berusaha membuka pintu gerbang rumah Oliver yang tidak terkunci.

Begitu tiba di depan pintu rumah keluarga Oliver, Casey langsung menekan bel yang telah terpasang di sana. Kondisi di luar rumah terlihat sepi, tapi ada sebuah mobil sedan yang terparkir di garasi.

Nyatanya perlu beberapa menit hingga akhirnya pintu itu terbuka dari dalam. Seorang wanita yang tampak sebagai asisten rumah tangga menyambut kedatangan mereka.

"Kalian mencari siapa?" tegur wanita pelayan itu dengan menatap ke arah Casey, lalu pada Chloe.

"Apa ibu Oliver ada di dalam?"

Chloe yang berdiri di dekat Casey seketika melirik cowok itu. Bukankah tujuan mereka ke sana untuk mencari Oliver? Tapi kenapa Casey justru mengatakan pada wanita itu jika mereka sedang mencari ibu Oliver?

"Ya. Silakan masuk."

Wanita itu mempersilakan Casey dan Chloe untuk masuk, lalu menyuruh mereka menunggu di ruang tamu. Sedangkan ia sendiri meneruskan langkah ke dalam untuk memanggil nyonya rumah.

Ruang tamu rumah Oliver tampak bagus. Set sofa yang menghuni ruangan itu terlihat cukup mahal dan berkelas. Berbeda dengan sofa di rumah Chloe yang tergolong biasa-biasa saja.

Tak lama mereka menunggu, seorang wanita berusia akhir 40-an muncul. Perawakannya langsing dan meski ia tidak muda lagi, wanita itu masih terlihat cantik. Kulitnya terlihat masih kencang dan terawat dengan baik. Namun, ekspresi wajahnya terkesan murung.

"Kau kemari, Casey?" sapa wanita itu sebelum mengambil tempat duduk di seberang sofa yang diduduki Casey dan Chloe. Ia dan Casey tampak saling mengenal satu sama lain dengan cukup baik.

"Ya, Bibi."

Bibi?

Mendengar Casey memanggil wanita itu dengan sebutan 'bibi' membuat Chloe tercengang. Jadi, Casey masih kerabat dengan Oliver?

"Siapa gadis ini? Apa dia kekasihmu?" Perhatian wanita itu beralih ke arah Chloe yang sejak tadi diam. Gadis itu duduk persis di samping Casey.

Casey mengambil napas. Cowok itu sempat agak bingung untuk menjelaskan status Chloe.

"Tunggu." Sebelum Casey menjelaskan identitas Chloe, wanita itu bicara kembali. "Sepertinya aku pernah melihat gadis ini, tapi aku lupa di mana." Wanita itu tampak sedang berusaha dengan keras untuk mengingat, tapi agaknya ia mengalami kesulitan menemukan penggalan memori di dalam kepalanya.

"Dia Chloe, teman di kampusku," ujar Casey memperkenalkan gadis di sebelahnya pada wanita itu. Namun, ia tak menyebut jika Chloe adalah mantan kekasihnya. Casey hanya mengatakan jika Chloe merupakan teman di kampusnya. "Chloe, ini Bibi Brenda, ibu Oliver." Usai memperkenalkan Chloe pada wanita itu, giliran Casey untuk memperkenalkan wanita itu pada Chloe.

"Ya, aku ibu Oliver. Apa kau juga mengenal Oliver?" tanya Bibi Brenda pada Chloe.

Chloe mengangguk.

"Begini, Bibi Brenda." Casey menyela sebelum terjadi percakapan lebih lanjut antara Chloe dan Bibi Brenda. "Chloe bertemu dengan Oliver di pantai beberapa waktu yang lalu. Dan dia kemari untuk mengembalikan jaket milik Oliver."

Kening Bibi Brenda seketika mengerut. Wanita itu mengamati wajah Chloe dengan cermat.

"Benarkah kau bertemu dengan Oliver di pantai?"

Chloe mengiyakan meski ia merasa bingung dengan sikap yang ditunjukkan Bibi Brenda. Cara Casey menceritakan pertemuan Chloe dan Oliver juga terdengar aneh.

"Apa sebelumnya kau pernah bertemu dengan Oliver?" cecar Bibi Brenda lagi.

"Tidak." Chloe menggeleng.

"Ceritakan pertemuanmu dengan Oliver. Aku ingin mendengar semuanya," suruh Bibi Brenda kemudian.

Chloe bergeming. Ia bingung. Sedari tadi Bibi Brenda terus saja bertanya pada Chloe. Kenapa ia tak memanggil Oliver saja daripada terus menginterogasi Chloe?

Meski dilanda rasa heran, akhirnya Chloe menceritakan pertemuannya dengan Oliver secara singkat. Ia juga mengatakan bahwa mereka kembali bertemu di malam sebelum kepulangan Chloe. Dan juga saat Oliver melupakan jaket yang ia pinjamkan pada Chloe.

"Lalu di mana jaketnya? Apa kau membawanya?"

Casey yang membawa jaket itu tadi. Cowok itu menyimpan jaket milik Oliver di dalam tas ranselnya.

"Ini .... " Dengan tangan gemetar Bibi Brenda menerima jaket hijau tua yang disodorkan Casey. Seketika kedua mata wanita itu tampak berkaca-kaca. "ini jaket Oliver."

Chloe bertambah bingung. Ia benar-benar tak mengerti dengan sikap Bibi Brenda. Ia juga heran, kenapa Oliver tidak muncul. Mungkinkah Oliver belum kembali dari liburannya?

"Maaf, Bibi. Di mana Oliver? Apa dia belum kembali dari liburannya?" Akhirnya Chloe memberanikan diri untuk bertanya.

Bibi Brenda menatap penuh haru ke arah Chloe. Wajahnya terlihat menahan tangis. Dan kebingungan Chloe semakin menjadi-jadi. Sebenarnya apa yang terjadi?

"Apa kau belum menceritakan semuanya pada gadis ini?" Alih-alih menjawab pertanyaan Chloe, Bibi Brenda justru melempar pertanyaan lain pada Casey.

"Belum." Casey hanya menjawab dengan singkat.

Bibi Brenda kembali menatap Chloe usai mendapat jawaban Casey.

"Oliver sudah tidak ada di dunia ini," tandas Bibi Brenda dengan suara yang susah payah coba dikuatkannya.

Chloe tercekat.

"Oliver ... " Kalimat yang ingin diucapkan Chloe tersendat di tenggorokan. Gadis itu tidak kuasa untuk meneruskan kata-katanya.

"Ya, Oliver sudah meninggal. Dia tenggelam saat berenang di pantai," ujar Bibi Brenda menjelaskan sebab musabab kematian Oliver.

Seluruh tubuh Chloe langsung lemas. Dadanya bergemuruh hebat. Sesuatu yang berat seolah baru saja memukul kepalanya.

Oliver sudah meninggal?

"Apa Bibi bisa menceritakan kronologis kejadiannya?" pinta Chloe setelah beberapa lama kemudian. Saat ia merasa cukup kuat untuk mendengarkan kisah yang sebenarnya.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: #misteri