Part 5 ( repost )

Caca berlari kecil menuju lokasi wisuda. Meski hanya di pulas make up sederhana namun aura kecantikan Caca sangat terlihat. Dia masuk dan bergabung dengan calon wisudawan yang lainnya. Matanya berkeliling mencari Rena.

"Caca," dia menoleh ketika pundaknya di tepuk seseorang.

"Bagas, kamu liat Rena ngga? "

Lelaki itu menggeleng.

" Ca, habis wisuda kita jalan yuk,"

"Aku harus langsung ke studio Gas, maaf ya, "

" Kalau gitu aku antar ya, please kali ini jangan nolak, " Bagas memohon.

Caca menatap Bagas sebentar, lagi - lagi dia teringat Clara cewek cantik dan kaya yang tergila gila pada lelaki didepannya.

" Lupakan Clara, aku ngga Ada hubungan apa-apa lagi dengannya, " ujar Bagas seolah tau pikiran Caca.

" Oke kalau gitu," gadis itu tersenyum hingga tercetak lesung pipinya.

Acara wisuda dimulai, seperti biasa sambutan demi sambutan terlebih dahulu. Caca tidak begitu menikmati, hingga pada acara puncak. Ketika namanya disebut sebagai mahasiswa dengan IPK tertinggi di jurusan Publik Relation, matanya membulat tak percaya, segera dia beranjak dan melangkah ke depan dengan mata yang berkaca-kaca. Seluruh ruangan bergemuruh bertepuk tangan untuknya. Nampak di barisan para tamu seseorang tengah tersenyum seolah ikut merasakan kebahagiaan Natasya.

*********
Acara selesai, seluruh undangan dan wisudawan menghambur keluar, mereka semua saling merekam moment membahagiakan itu. Bagas mendekati Caca.
"Selamat ya Ca, aku ikut senang, buat kamu, " dia memberi setangkai mawar merah.

Caca menerima dan tersenyum, " Makasih Bagas, "

Cowok itu tersenyum manis, " Aku harap setelah ini kita bisa lebih dekat, " ujarnya.

" Cacaaa, selamat yaa," Rena datang langsung memeluknya erat.

"Aku iku bahagia Ca,"

"Makasih Ren, "

"Ca, Kim Bum Ca, aku tadi sekilas liat dia, sumpah!" bisik Rena tepat ditelinganya.

"Bagas," tiba-tiba Clara datang dan menarik lengan lelaki itu.

"Kamu ngapain disini, ayo kesana," ajaknya.

"Clara, kamu ini kenapa sih, " ujar Bagas terlihat tidak suka.

"Jadi kamu disini berdua sama dia?. Kamu, sampai kapan kamu jadi penghalang hubungan ku sama Bagas?" Clara menatap Natasya tajam.

Caca menggeleng, "Aku ngga pernah menghalangi hubungan kalian, lagian apa posisi ku?, Bagas, selesaikan saja urusan kamu sama dia, aku bisa pergi sendiri, terima kasih bunganya,"
Caca menarik lengan Rena mengajak pergi.

"Caca tunggu," panggil lelaki itu.

"Bagas," Clara menahan lengan Bagas kuat, tak ingin ada keributan dia mengalah.

Setelah menjauh dari Bagas dan Clara, Caca menghela nafasnya.

"Dasar nenek sihir," cetus Rena.

"Udah ah Ren, aku mau siap siap ke studio nih, "

" Ih, masih lama kali Ca,"

"Iya, tapi antisipasi macet, aku kan naik angkutan umum Ren,"

"Eh iya Ca, sumpah aku tadi liat Kim Bum," Rena mengalihkan pembicaraan.

"Isshh, Kim Bum siapa siih?,"

"Ya elah Ca, bos kamu yang ganteng itu Caca, "

" Pak Arka?, ada Pak Arka gitu?, "

" Hu-umh, "wajah Rena mendadak berubah tegang, matanya membulat menatap lelaki yang berdiri dibelakang Caca.

" Ngga lah Ren, ngga mungkin gunung es itu datang, dia kan sibuk banget, lagian aku cuma karyawannya Rena. Kemarin aku dibilang cengeng tau ngga... " kalimat Caca terhenti melihat Rena.

" Kamu kenapa Ren?, "

Rena memberi isyarat supaya Caca berbalik.

Caca berbalik, sontak dia mundur menutup mulutnya, mata Caca membulat.

"Kenapa kalian berdua memandang saya seperti melihat hantu?" tanya nya tersenyum.
Ya Tuhan, baru kali ini aku melihat dia tersenyum seperti itu, Caca membatin.

"Selamat ya Natasya, maaf bunganya ketinggalan, " Arka berkata sambil tersenyum.

"Arka, ayo jangan lama-lama disini," tiba-tiba Linda datang menggamit lengan Arka dan menggelandot manja disana.

Caca mencoba menguasai suasana, dia merasa wajahnya panas melihat perempuan itu nampak manja dengan bos nya.

"Oh, jadi ini Natasya itu?" Linda menatap dengan tatapan merendahkan, dia melihat dari ujung rambut hingga ujung kaki, mendadak Natasya merasa di kuliti.

"Saya Natasya, karyawan di studio Pak Arka, " Caca mengulurkan tangannya mengajak bersalaman.

Dengan malas Linda menyambutnya.

" Ayo Arka kita pergi, "

Arka menatap Natasya yang tersenyum. Sejenak mata mereka beradu.

Tanpa kata Arka berlalu dengan menggandeng Linda.

"Ca, itu ceweknya?" tanya Rena.

"Mungkin, bisa jadi begitu," jawab Caca sekenanya. "Ren, jam berapa sekarang, aku harus ke studio,"

"Aku antar Ca, Papa sama Mama tadi habis acara naik taksi online ke Bandara, jadi Pak Joko yang antar aku pulang, ayo aku antar sekalian, "

Caca menyambut baik tawaran Rena.

Di mobil Rena tak henti memuji ketampanan bos Caca.

"Eh Ca, aku juga mau kalau punya bos kaya dia, " ujar Rena dengan tawa berderai.

"Eh tapi dia sudah punya ya pacar ya, cantik pula," sambung nya.

"Rena, bicara yang berfaedah deh, dari tadi bicara itu mulu, "

" Eeh, ini berfaedah kali Ca," Rena tergelak. Tak urung Caca menjitak kepala sahabatnya itu.

"Eh Ca, kepikiran ngga kalau misalkan dia suka sama kamu? " tanya Rena genit.

" Renaaa, apaan siih, "

" Ecieeee, wajahnya meronaaaa, ada yang nyimpen rasa nih," seloroh Rena.

Tak terasa mobil yang mereka tumpangi sampai di depan gedung tempat Caca bekerja.

"Makasih ya Ren,"

"Iyaa, eh salam ya buat Kim Bum," ujar Rena tertawa.

"Rena," Caca mengepalkan tinju, sambil merapatkan mulutnya.

"Pak Joko, cepet bawa Rena pulang," pesan nya pada supir Rena.

Mobil Rena meluncur, Caca berjalan masuk ke dalam gedung, namun dia sedikit salah tingkah karena semua mata seperti tertuju padanya. Dia baru menyadari ketika masuk ke dalam lift, ternyata masih dia masih memakai toga. Caca menepuk keningnya. "Kenapa aku bisa lupa," gumamnya pelan.

"Yeayy, selamat ya Caa," sambut beberapa rekan kerjanya ketika dia sampai di studio.

"Terimakasih semua," dia tak bisa menahan haru ketika teman temannya memberimya pelukan.

"Eh, gue boleh peluk juga ngga nih? " tanya Hendra lucu.

" No, ngga boleh donk, enak aja lu " cetus Kiki.
Mereka semua tertawa.

Caca membuka toga nya, " Eh, bentar lagi aku siaran nih, aku masuk ya,"

"Eh tunggu Ca, " namun terlambat, Caca sudah masuk ke ruang kaca studio.
Ada Arka disana sedang bersama Beni sepertinya sedang membahas program baru.

" Oops, maaf "

Arka menoleh sekilas, kemudian dia mengajak Beni keluar.

" Silahkan, waktumu siaran kan?,"

Caca mengangguk.

Setelah mereka berdua pergi, gadis itu duduk dan membuka acara.

"Haii musik lovers dimanapun kamu berada, jumpa lagi dengan saya di hari minggu minggu ini, bagaimana malam minggu kalian?, semoga semua bahagia ya, lagi ini spesial buat kamu kamu yang selalu setia di sini, kita simak bareng yuk... "

Matamu melemahkanku
Saat pertama kali ku melihatmu.
Dan jujur ku tak pernah merasa.
Ku tak pernah merasa begini.

Oh mungkinkah inilah cinta.
Pandangan yang pertama.
Karena apa yang kurasa ini tak biasa.
Jika benar ini cinta.
Mulai dari mana.

Oh dari mana.
Dari matamu matamu.
Ku melihat melihat.
Ada bayangan.
Dari mata kau buatku jatuh.
Jatuh terus ke hati.

Matamu melemahkanku.
Saat pertama kali ku melihat mu.
Dan jujur ku tak pernah merasa begini.

Oh mungkin inilah cinta
Pandangan yang pertama.
Karena apa yang kurasa tak biasa.
Jika benar ini cinta mulai dari mana...

Dari matamu matamu.
Ku mulai jatuh cinta.
Ku melihat melihat
Ada bayangan.
Dari mataku buatku jatuh.
Jatuh terus ke hati...

(Ran- Dari mata-)

Arka duduk sambil menatap layar laptop nya, di telinganya ada earphone sambil sesekali dia mengikuti lagu sambil menggoyangkan kepalanya.

"Pilihan lagu yang bagus, selera musiknya tidak buruk," gumamnya tersenyum.

Lelaki itu nampak menelepon sebentar kemudian tersenyum, segera dia beranjak pergi.
Hampir saja dia menabrak Caca yang tergesa gesa keluar dari ruangan.

"Maaf Pak, " ujar Caca merasa bersalah.

" Kamu sering begini ya?, atau memang hobi kamu? ceroboh, " Arka kembali melanjutkan langkahnya.

Caca meringis menepuk keningnya bergegas menuju toilet.

"Kenapa aku selalu nampak bodoh jika didepannya," rutuk Caca sambil kembali berjalan ke ruangan nya.

"Ca, mau nunggu lagi, atau pulang nih?,"

" Nunggu aja mba, tanggung,"

"Oke, Mba pulang duluan ya,"

"Oke Mba, "

Caca membuka majalah musik sambil bersandar di sofa. Di dalam ruang studio Kiki sedang siaran.

Terdengar pintu diketuk.

" Dengan Mba Natasya?" tampak lelaki sedang membawa rangkaian bunga,"

"Iya saya sendiri,"

"Oh, ini Mba ada kiriman bunga buat mba, "

" Dari siapa Pak? " tanyanya heran.

" Ini ada kartu ucapannya Mba, kalau dari siapa saya tidak tau, saya permisi Mba,"

"Oh iya Pak terima kasih,"

Caca menatap rangkaian bunga di tangan nya, ada tertulis di kartu ucapan "Congratulations for your graduation"

Namun tak terdapat nama pengirimnya disana.

Caca masuk meletakkan rangkaian bunga di atas meja. Kiki yang baru saja menyelesaikan tugasnya keluar dari ruang studio.

"Wow, rangkaian bunga yang cantik, dari siapa Ca? "

Caca mengangkat bahu, menggeleng.

" Buat lu? "

" Kata yang nganter sih begitu,"

Caca mengangguk.

"Dari penggemar lu kali,"

"Tau deh, " Caca kembali duduk dan meneruskan bacaannya.
Dia enggan menebak siapa pengirimnya.

***********

Malam itu Caca merasa lelah, dia ingin segera beristirahat. Setelah seharian penuh dia beraktivitas.

Saat dia hendak merebahkan tubuhnya di kasur, pintu kamarnya diketuk.

" Caca sudah tidur?, " terdengar suara Budenya.

" Belum bude," ujarnya seraya membuka pintu.

"Boleh Bude masuk?"

Caca mengangguk, "Tentu saja boleh Bude,"

Ranti masuk, Caca kembali menutup pintu.

Budenya duduk di pinggir petiduran, sedangkan Caca duduk di kursi.

"Ada apa Bude?, sepertinya penting,"
Caca melihat ekspresi tak biasa dari Ranti.

"Sebelumnya Bude mau ngucapin selamat kamu sudah di wisuda dengan nilai yang memuaskan, Bude ikut seneng,"

" Makasih Bude, "

" Caca, ada hal penting yang mau Bude sampaikan, ini lebih kepada permintaan tolong Pakde dan Bude mu ke kamu Ca,"

Caca menatap Budenya penuh tanya.

"Kamu mau tolongin kami kan Ca? "

" Apa yang harus Caca lakukan untuk menolong Pakde sama Bude? "

Bude mulai bercerita, Caca mendengarkan, sampai pada akhir cerita airmata nya luruh terjatuh.

"Caca, Bude memohon padamu Ca," Bude duduk di bersimpuh memohon pada Caca supaya setuju dengan permohonan mereka.

Sejenak Caca bergeming, pandangan nya kosong.

"Tolong kami Caca,"

"Kapan Bude?,"

"Bulan depan kamu harus sudah disana, semua sudah pihak sana yang menyiapkan, "

******

Bersambung...

Apa yang terjadi?
Penasaran? Simak terus ya.. Hehe.

Terimakasih sudah mampir dan membaca.

Maafkan typo bertebaran.

kalau suka klik bintang ya, ditunggu komentar nya juga 😘😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: #ceritacinta