Part 3 ( Repost)


"Tok tok tok" Caca mengetuk pintu.

"Masuk, "

Pelan dia membuka pintu dan masuk, ruangan bos nya sangat luas, ada sofa yang cukup untuk menampung tidur dua orang, ada lemari es di sudutnya, bahkan home theater, sangat nyaman pikirnya. Bos nya masih sibuk dengan komputernya, tanpa menoleh dia menyuruh Caca duduk.

"Oke, saya ngga menyangka ternyata kerjamu bagus juga," ujarnya seraya menatap Caca.

Caca hanya melongo setelah tau siapa bos nya.

"Kenapa, kaget?,"

Caca mendadak serba salah. "Maafkan saya Pak, saya sudah tidak sopan ke bapak waktu itu," Caca menunduk menggigit kukunya.

Lelaki didepannya itu terkekeh melihat ekspresi Caca.

"You dont need to feel guilty Natasya, cuma mungkin suatu saat nanti aku akan menghukummu tapi tidak sekarang," ucapnya ringan.

"Sekarang kita membicarakan tentang acara baru yang akan kamu pegang, Sulis sudah kasi tau kamu?,"

"Sudah Pak, "

" Kamu bisa handle acara ini? "

" Bisa Pak,"

"Ini acara malam, dari jam tujuh sampai jam sembilan, kamu berani pulang malam? "

Caca mengangguk, "InsyaAllah saya berani Pak,"

" Bagus, seminggu lagi acara kita mulai, jadi hari ini kamu harus promokan acara ke dua untuk itu ke pendengar,"

"Baik Pak,"

"Oke, pelajari mulai sekarang, jadi pas harinya kami sudah siap bawakan materi itu,"

"Baik Pak, "

" Kamu boleh keluar sekarang, "

" Terimakasih Pak, permisi, "

Caca mempercepat langkahnya.

" Eh tunggu, "

" Ya Pak?, " Caca membalikkan badannya.

" Suara kamu enak kok, kamu suka lagu itu ya?, saya suka dengar ya,"

"Kenapa kamu ngga kepikiran ikut audisi? " tanyanya sambil menatap laptopnya.

Caca meringis, menahan malu.

" Saya dengar tadi di lift, ya sudah itu aja, silahkan kembali ke studio,"

Caca mengelus dada ketika sudah berada di luar ruangan.

"Arka Pratama, dia bos aku? " Natasya bergumam dan menepuk keningnya.
Dia nampak bodoh di dalam tadi.

Sementara Arka didalam menggelengkan kepalanya mengingat ekspresi Natasya.

*********

Malam ini hari pertama Natasya mengisi acara baru, symponi malam. Dia cara itu Caca menampung semua curhat dan keluh kesah pendengar yang ingin berbagi ceritanya.

"Selamat malam musik lovers, malam ini kita punya acara baru symponi malam, kamu semua bisa cerita di sini lewat telepon atau whatsapp atau sms juga bisa, di acara ini kita hanya saling bercerita pengalaman hidup, asmara atau apa saja lah yang bisa bikin kita kuat dan semangat menjalani hidup, oke musik lovers Natasya tunggu di line telepon 08256710000, sambil menunggu kita dengarkan bareng lagu cantik berikut ini.... "

Lagu power of love dari Celine Dion terdengar.
Dari ruang kaca dia melihat Mas Beni sedang mengagungkan jempolnya tanda dia sukses. Mas Beni program director yang bertugas malam.

Meski hari pertama namun respon dari pendengar cukup baik, terbukti dari banyaknya penelpon yang berbagi cerita. Hingga akhirnya acara di tutup dengan lagu flying without wing milik Westlife.

"Keren Ca, selamat ya acara hari pertama sukses, semoga bisa lanjut, " ujar Hendra rekannya.

" Makasih Hen, eh udah malam aku balik ya, "

" Oke, ati ati, "

" Siap, "

Arka mendengarkan acara baru yang di pandu Natasya di mobilnya.

"Keren juga dia, sukses acaranya, " gumamnya.

"Jadi Natasya ini penyiar baru kamu?" tanya perempuan cantik disampingnya tampak tidak suka dengan pujian yang baru diucapkan Arka.

"Iya, awalnya aku pikir dia gadis yang kacau, eh ternyata kerjanya bagus juga, " jawabnya tersenyum tanpa menatap lawan bicaranya.

" Dia cantik ya? " dari nada suaranya semakin menunjukkan kekesalan.

"Cantik, lucu, suaranya bagus dan banyak penggemar, untuk penggemar ini aku tau dari Sulis, banyak surat, bingkisan yang di kasih ke dia, tapi belum satupun dia balas dan buka," Arka bercerita tentang Natasya, ada nada bangga memiliki anak buah yang membuat salah satu radio yang di pimpinnya melambung.

"Kamu cerita begitu banget, curiga kamu salah satu penggemarnya," protes perempuan itu.

Arka terkekeh, "Iya, bisa jadi aku salah satu yang akan menggemarinya nanti,"

"Dan jika itu terjadi aku ngga akan membiarkannya Arka, aku mencintaimu, "

" Hei Linda, kamu ngomong apa?, mengagumi bukan mencintai kan?, please ngga usah terlalu pake perasaan lah, "

"Ya jelas lah aku pake perasaan, aku rasa akhir akhir ini kamu berubah, jadi ngga perhatian kaya dulu," suaranya meninggi.

"Linda sudahlah, kamu jangan possesive gitu lah, aku ini juga banyak kerjaan, "

Arka meminggirkan mobilnya.

" Linda, aku dari pertama kita bertemu dan berhubungan, aku pernah bilang kan, aku ngga suka di batasi, kalau kamu percaya silahkan lanjutkan hubungan ini, kalau tidak kita bisa berhenti, "

" Tapi aku mencintaimu Arka, apa karena penyiar baru mu itu? "

" No, kamu jangan ikutkan dia, ini hanya kamu dan aku, oke Linda jelas kan, maafkan aku, aku antar kamu pulang,"
Mobil kembali jalan mengantar Linda ke rumahnya.

********

Caca lega sidang skripsinya lancar, bulan depan dia bisa ikut wisuda. Setelah wisuda dia akan minta ijin untuk pergi dari rumah itu. Uang hasil keringatnya cukup untuk membayar kost. Sudah sebulan ini dia tidak memakai motor, karena Frida yang memakainya, sejak mobilnya masuk bengkel hingga sekarang sudah bisa dipakai lagi Frida tetap tidak mau mengembalikan motor Caca. Dan Caca tidak bisa berbuat banyak, selain menuruti kemauan Frida. Dia sangat menyadari bahwa dia hanya anak yang di selamatkan pakde bude nya, andai tak ada mereka entah seperti apa nasibnya.

Caca masih duduk menunggu bis kota menuju tempat kerjanya.

"Ca, kamu melamun? " Bagas menghampiri. Bagas adalah teman kampus nya.

" Kamu mau ke studio kan?, ayo aku antar," tawarnya. Caca menatap Bagas, kemudian menggeleng.

"Ngga lah Gas, aku ngga mau berurusan sama Clara, lagian tuh bis ku udah datang, thanks ya, "

Caca bergegas naik bis menuju studio.

Bagas mengusap wajahnya kecewa, sudah lama dia ingin dekat dengan Caca, tapi gadis itu seolah tak punya waktu untuknya, apalagi setelah Clara marah padanya saat Bagas bersama Caca menjadi panitia seminar fotografi.

Sejak itu Caca selalu menjaga jarak dengannya.

********

********

"Caca, pakde sama bude minta maaf nggak bisa datang wisuda mu lusa, ada hal penting yang harus di urus di Semarang, " ujar Pakde saat makan malam.

" Ngga apa-apa Pakde, Caca ngerti kok," Caca memaksakan tersenyum.

"Kamu Faris, bisa datang kan lusa, temani Caca?," tanya pakde.

"InsyaAllah bisa, ntar mas usahakan datang Ca,"

"Makasih Mas, " raut wajah Caca terlihat terhibur.

" Ngga usah datang juga ngga apa-apa mas, lagian dia kan emang ngga punya siapa-siapa," cetus Frida.

"Frida, kamu ngomong apa sih!, " Faris membentaknya.

" Mas, yang adek Mas Faris itu aku atau dia?, kenapa jadi belain dia sih? "

" Mas ngga bela siapa siapa Frida, tapi kamu itu bicaranya ngga sopan!, "

Frida meletakkan sendok kasar dan pergi meninggalkan makan malam.

" Caca... "

" Ngga apa apa, Frida ngga salah kok," Caca menyela ucapan Faris.

********

Siang itu Rena sengaja ikut ke studio tempat Caca bekerja. Dia menjemput Caca di rumahnya.

"Ca, motor mu ada tuh, kenapa ngga boleh dipakai? " tanya Rena melihat motor Caca di garasi.

Caca menarik tangan sahabatnya menjauh.

" Aku ngga punya hak apapun dengan semua barang yang ada di sini," bisiknya.

"Mereka keterlaluan, " Rena terlihat marah.

" Sudah Ren, tapi aku masih bersyukur aku masih di beri hak dengan diriku, "

" Kamu yang sabar ya Ca,"

"Calm down, i can handle all this, insya Allah. Ya sudah ngga usah mellow, ayo berangkat, "

Mereka berdua sengaja menyusuri jalanan "tikus" supaya tidak terjebak macet, dan lebih cepat sampai.

"Ntar habis dari tempatmu aku mau ke butik Mama Ca," ujar Rena.

"Salam buat Mama ya Ren, "

Rena mengangguk.

Melewati gang sempit dengan banyak anak kecil berlarian membuat Rena memperlambat lajunya.

Caca menepuk pundak Rena, ketika melewati rumah singgah.

"Berhenti Ren!,"

"Ada apa Ca, kenapa berhenti? "

Rena meminggirkan motor,menguncinya kemudian mengikuti Caca.

"Pak Arka..." gumam Caca. Dia melihat Arka sedang mengajar anak anak melukis. Rena yang berdiri disebelah Caca bertanya tanya.

"Siapa dia Ca? "

Caca tak menjawab, dia menatap Arka kagum.

" Ca, kamu ini kenapa sih, siapa dia? "

" Dia bos aku Ren,"

"Bos kamu?, seriusan? "

Caca mengangguk,

" Kamu tau Ren, dia itu orang yang aneh, "

" Maksud kamu, aneh bagaimana? "

" Dia itu gunung es, tapi bisa meleleh saat bersama orang-orang yang kurang beruntung,"

"Kamu ngomong apa sih, ngga ngerti deh,"

Caca terkekeh geli melihat wajah bingung Rena.

"Kamu ngapain disini?" suara lelaki dari belakang menyapanya. Caca mengeras, matanya membulat. Wajah Rena tak kalah bingung. Pelan Caca membalikkan badannya, sambil meringis.

Lelaki itu menatapnya tajam.

"Kamu ngapain disini, sedang memata matai saya?,"

Caca menelan ludah menggeleng.

"Saya kebetulan lewat sini, saya lihat ada... "

" Sebentar lagi kamu siaran kan?, sana! "

Caca menarik lengan Rena mengajak pergi.

Bersambung.

Ceritanya menarik ngga ya?
Udah mulai ngga pede nih, hehe😀
Klu suka klik bintang donk, di tunggu komentar ya...
Maaf masih ada typo, hiks

Makasih sudah mampir dan membaca

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: #ceritacinta