Part 26
Setelah menghindari lion dan amelia seharian dan menenangkan dirinya di sebuah apartemen yang kini telah di beli oleh kalvin untuk dirinya,kalvin akhirnya kembali ke hotel tempat mereka menginap seperti janji mereka,mereka akan malam di luar sembari menikmati keindahan kota paris di malam hari
Alvedro sedang dalam perjalanan menjemput leona seperti yang dia perintahkan,leona akan menemani nya sebagai pasangan nya malam itu untuk acara makan malam,alvedro juga sudah mengirim sepasang gaun malam bewarna hitam ke alamat leona untuk leona kenakan malam itu
Mobil alvedro akhirnya sampai di sebuah perumahan yang mirip sebuah apartemen biasa dimana leona tinggal, alvedro turun dari mobilnya dan menelpon leona melalui ponselnya
"hallo"
"aku sudah sampai"
"baiklah aku segera turun"
Apartemen leona yang berada di lantai dua belas cukup jauh jaraknya untuk bisa melihat alvedro yang sedang berdiri di bawah menunggu dirinya,leona menarik nafas dalam dan mengenakan mantel karena baju yang alvedro berikan cukup seksi di bagian punggung nya
"haruskah dia mengirim pakaian sialan ini" ujar leona masam melihat bingkisan yang alvedro kirimkan
Leona terpaksa memakai gaun itu jika tidak maka dia harus berdebat kembali dengan boss gilanya,leona menarik nafas dalam dan pergi keluar dari apartemen nya dan menuruni lift untuk sampai di parkiran mobil alvedro
Setelah cukup lama akhirnya leona sampai menemui alvedro yang sedang menunggunya di samping mobil
"tuan" sapa leona kepada alvedro yang langsung menoleh ke arahnya alvedro terdiam di tempatnya,wanita di depan nya sungguh sangat cantik dengan rambut hitam sebahu yang ikal dan polesan makeup tipis leona tampak memukau malam itu
"kenapa kau tak sering berdanan seperti ini?" ujar alvedro ketika pertama kali melihat leona malam itu
"aku tak terbiasa dan tak tahu caranya"
"lalu ini?"
"aku ke salon kau memintaku tampil bak wanita yang anggun jadi ku memutuskan ke salon" ujar leona memalingkan wajahnya malu
"tidak buruk, aku berharap sering melihat mu berpenampilan seperti ini"
"memang nya bagus?"
"iya kau cantik,ayo masuk"
Alvedro membuka pintu mobil untuk leona,leona merasa tersipu malu ketika alvedro memujinya namun sesungguhnya penampilan itu bukan dirinya
"oh ya kita akan kemana?"
"ikuti saja kau harus mengikuti semua perintah ku nanti"
"ya tuan" ujar leona malas,dia sudah malas berdebat dengan alvedro itu hanya membuang waktunya saja jadi dia membiarkan nya saja
Mereka pun meluncur pergi menuju restoran yang telah di pesan untuk mereka malam itu,begitu pula dengan kalvin dan amelia yang pergi berdua tanpa lion karena lion sudah duluan ke tempat restoran
Sepanjang perjalanan kalvin tidak mengatakan apa pun kepada amelia,hal itu membuat amelia merasa aneh dengan sikap kalvin yang sekarang menjadi lebih dingin dan pendiam seperti dulu lagi
"kalvin"
"ada apa?"
"setelah makan malam,apa kau mau kita menghabiskan waktu berdua?" tanya amelia ke arah kalvin, kalvin menatap amelia sejenak
"mau kemana?"
"bagaimana jika kita menonton"
"aku rasa sebaiknya kita menghabiskan waktu bersama dengan alvedro dan lion kita lama tidak bersama" amelia tersenyum terpaksa mendengar jawaban kalvin
"baiklah aku rasa itu bukan ide buruk"
Mobil pun terus berjalan membelah kota paris malam itu hingga akhirnya mereka sampai di sebuah restoran yang menampak kan pemandangan menara eifeel di malam hari,kalvin dan amelia keluar dari mobil sembari amelia mengandeng lengan kalvin mereka berjalan masuk ke dalam restoran
Di sisi lain alvedro dan leona juga baru sampai di restoran yang di tuju dan tak lama pula sebuah limosin putih panjang datang ke restoran dan diana keluar bersama eros dengan anggun dalam balutan gaun selutut keemasan saat alvedro dan leona akan melangkah masuk leona melihat diana yang akan menaiki anak tangga dan menyapanya
"Nona diana" ujar leona berbinar melihat diana yang sedang mengandeng lengan eros di sisinya
"pardon?? Apa saya kenal anda" leona cukup malu karena dian tidak mengenali tampilan nya malam itu dengan cepat alvedro datang dan merangkul pinggang nya membuat leona meloncat kaget sesaat
"Hai Diana,tidak menyangka kita bertemu disini"
Ujar alvedro ke arah diana
"oh hai Tuab alvedro ternyata itu anda"
"oh panggil saja alvedro jika kita di luar"
"oh baiklah,jadi kau kemari dengan kekasihmu?"
"kau tidak kenal dia?"
"oh apa aku mengenalnya?"
"tentu saja dia sekeretarisku Leona lim"
"oh nona leona,maafkan aku,kau sangat cantik malam ini dan sangat berbeda aku sampai tidak mengenalimu"
"tidak masalah nona senang melihat anda lagi"
"ya aku juga tidak menyangka bertemu kalian disini,perkenalkan ini tunanganku eros,eros ini adalah Perusahaan dimana aku akan melakukan pemotretan bulan ini"
"hay,aku Eros Geonani"
"Alvedro sebastian,selamat untuk pertunangan kalian" ujar alvedro menyalami eros sembari menatapnya dengan pandangan menyelidik
"terima kasih,Princesa aku rasa kita harus masuk sekarang"
"oh baiklah,jika begitu kami duluan tuan alvedro maksudku alvedro"
"Silahkan Diana"
Diana dan eros pun melangkah masuk ke dalam restoran dan kemudian seorang pelayan menyambut mereka,alvedro dan leona juga menyusul masuk dan pelayan mengantar mereka masuk ke dalam restoran dan keruangan yang telah di pesan
"tidak sangka ternyata tuan eros sangat serasi dengan nona diana" ujar leona ke arah alvedro saat mereka mulai menaiki lift
"benarkah? Tapi aku pikir ada yang lebih sarasi untuk bersanding dengan diana"
"benarkah? Siapa?"
"well masih rahasia kau akan tahu segera,intinya malam ini kau berperan sebagai kekasihku"
"what..!! Anda serius??"
"tentu saja ini perintah dan jangan panggil aku tuan ketika bersama temanku"
"ya tuhan kesialan apa aku bertemu mahluk gila seperti ini" batin leona melirik ke arah alvedro yang tampak cuek
Mereka pun sampai di tempat tujuan di ruangan dimana makan malam akan di mulai,kalvin dan amelia sudah bergabung bersama lion sembari menunggu kedatangan alvedro tak lama alvedro datang bersama leona
"hay semua,maaf terlambat" ujar alvedro ke arah mereka semua,mereka bertiga langsung menoleh ke arah alvedro dan begitu terkejut mendapati alvedro justru datang tidak sendirian
"vred kau disini" amelia merangkul lembut alvedro memberi salam pertemuan yang di sambut canggung oleh alvedro
"hai amelie,bagaimana kabarmu?"
"aku baik,bagaimana dengan mu?"
"ya cukup baik"
"kau tampak bahagia sepertinya berada disini" ujar lion memeluk alvedro
"ya begitulah bagaimana kabarmu?"
"well aku cukup baik,ini siapa?" tanya lion melihat ke arah leona yang sedari tadi hanya berdiri diam
"Perkenalkan Leona lim dia kekasihku"
"wow serius?" lion tampak begitu terkejut mendengar pernyataan alvedro begitu juga dengan kalvin
"setahuku dia sekeretarismu?" ujar kalvin melihat ke arah alvedro
"hahaha kau mengenalinya,ya dia sekretaris sekaligus kekasihku" ujar alvedro ke arah mereka semua memberikan suprise tak terduga kepada para sahabatnya
"wow selamat jika begitu,aku amelia" ujar amelia menyalami leona dan melihatnya dengan tersenyum hanya saja leona merasa tidak nyaman dengan senyuman itu
"leona"
"ayo duduk,kita mulai makan malam nya" ujar alvedro kemudian mereka semua pun duduk dan pelayan menyajikan hidangan yang sudah mereka pesan,mata leona melotot menatap hidangan di meja yang begitu banyak dan tentu saja dengan harga fantastis
"apa kalian sudah lama bersama?" tanya lion ke arah leona di sela makan malam mereka
"aku baru mengenalany ketika pindah kemari tapi dia menarik hatiku dengan cepat jadi aku memutuskan berkencan dengan nya" ujar alvedro ke arah lion dan tersenyum
"wow aku turut bahagia,seorang alvedro akhirnya benar-benar jatuh cinta"
"ya tidak buruk setidaknya ada seseorang yang bisa menghargai cintaku ya kan sayang"
"uhuk..uhukk" leona terbatuk ketika mendengar alvedro memanggilnya sayang
"kau kenapa? Ya ampun makanya pelan-pelan makanya sayang"
"aku baik-baik saja,sayang??" leona melirik alvedro dengan tajam
"ya sayang ada apa? Apa kau ingin kau aku suapi?"
"tidak,tidak perlu aku bisa sendiri"
Lion hanya memutar matanya jengah dan ingin muntah rasanya melihat kelakuan alvedro yang sangat berlebihan sementara kalvin hanya geleng-geleng kepala sendiri dan amelia menjadi orang yang sangat diam melihat perlakuan alvedro kepada leona malam itu
"kalvin,kau ingin ayam panggang ini?" ujar amelia mencoba bermesaraan dengan kalvin
"tidak,aku suda kenyang,aku permisi ke toilet sebentar" ujar kalvin tersenyum simpul dan beranjak dari meja makan
"kalvin"
"ada apa?"
"tidak pergilah" amelia mendengus masam dan menghela nafasnya,hal itu tidak luput dari perhatian alvedro dan lion
"apa yang terjadi dengan kalvin?" tanya lion ke arah amelia
"entahlah dia bersikap sangat dingin hari ini,mungkin saja dia kelelahan karena penerbangan kita"
"begitukah?"
"mungkin saja" ujar amelia bingung dan meneruskan makanan nya,alvedro menyadari mengapa kalvin berubah sikapnya
"aku juga akan ke toilet permisi sebentar" ujar alvedro kemudian berlalu dari mereka semua menyusul kalvin yang kini ternyata berada di balkon restoran menatap ke arah menara eifeel
"kalvin" sapa alvedro namun kalvin tidak menoleh
"ada apa?"
"apa kau baik-baik saja?"
"entahlah aku sulit bersikap hangat dan biasa saja di depan amelia maupun lion sekarang terlebih amelia"
"apa karena masalah amnesia mu?"
"iya dan aku terus kepikiran hal lain"
"apa?" kalvin menoleh menatap alvedro
"wanita yang membuat ku penasaran dan terus memikirkan nya"
"Diana?"
"iya"
"dia ada disini"
"benarkah? Dimana?"
"aku tidak tahu tepatnya dimana tapi dia disini bersama dengan tunangan nya aku rasa mereka punya acara disini malam ini"
Kalvin terdiam mendengar penuturan alvedro dan memandang langit malam kota paris
"alvedro katakan kepadaku apa yang kau pikirkan tentang diana?"
"maksudmu?"
"siapa dia sebenarnya?" alvedro terdiam mendengar penuturan kalvin
"menurut mu dia siapa?"
"aku tidak tahu,tapi kata hatiku berkata aku harus mencari tahu tentang nya dan mendekatinya"
"maka lakukan lah"
"kau mendukung nya??"
"kalvin jika itu membantu memulihkan semua ingatan mu maka aku akan mendukungmu"
"apa kau pikir diana ada kaitan nya dengan hilang ingatanku?"
"mungkin saja bagaimana menurutmu? Kau merasa sudah mengenal nya lama walau baru pertama kali bertemu"
"iya itu benar"
Di tengah alvedro dan kalvin yang sedang asyik mengobrol di balkon diana berjalan melewati koridor dan melihat alvedro disana dia merasa mengenali pria yang sedang bicara dengan alvedro dia meminta eros untuk pergi dahulu ke mobil dan beralasan ingin mengambil sesuatu yang ketingalan,eros pun meninggalkan diana dan diana datang menghampiri kalvin dan alvedro di balkon
"Alvedro" sapa diana yang membuat kedua pria yang sedang bercengkrama saling memandang ke arah diana
"Diana,kau disini?"
"iya aku kebetulan lewat dan aku merasa mengenali seseorang,kau bukan kah pria yang aku tabrak kemarin di bandara?" ujar diana ke arah kalvin yang langsung di balas kalvin
"iya itu aku,kenapa kau disini?" ujar kalvin berlagak dingin yang kemudian di sengol oleh alvedro lengan nya
"aku disini makan malam bersama tunangan ku, kau apa yang kau lakukan bersama alvedro disini?"
"kalian saling kenal? Hahaha kebetulan sekali diana perkenalkan ini kalvin,sahabat ku yang baru datang dari new york,kalvin ini diana model dari produk kami"
"Kalvin" kalvin menyodorkan tangan nya ke arah diana yang di sambut oleh diana
"Diana,jadi kau sahabat alvedro,kenapa kau tidak menghubungiku untuk meminta ganti rugi??"
"apa kau akan membayarnya??"
"tentu saja aku bukan orang yang tidak bertanggung jawab seperti yang kau tuduhkan" ujar diana ketus
"dan aku bukan pria buta dan tuli seperti yang kau katakan setidaknya aku masih bisa melihat belahan dada mu yang tinggi itu"
"what...!!! Kau benar-benar pria tidak punya sopan santun"
"hei hei..stop..ada apa dengan kalian?? Bukan kah seharusnya kalian saling berkenalan dengan baik tapi apa ini yang terjadi,kalvin bisa jelaskan..??"
"Tuan alvedro tolong katakan kepada sahabat anda untuk menjaga mulutnya terhadap wanita"
"alvedro katakan kepada model mu untuk menjaga sikapnya aku tidak menyukai wanita kasar"
"what..!! Kasar..?? Hey kau yang mulai duluan"
"stoop...stoop..!!! Please stop..!! Okee"
Alvedro sampai kewalahan dan pusing mendengar perdebatan antara kalvin dan diana hingga ponsel diana berdering
"hallo"
"princesa,lama sekali"
"iya aku segera ke mobil tadi lagi ke toilet"
"baiklah"
Diana mematikan ponselnya dan menatap tajam dan masam ke arah kalvin
"aku harap aku tidak melihat wajahmu lagi..!!" ujar diana ketus
"kau masih harus bertanggung jawab,apa kau lupa??"
"apa yang kau inginkan cepat katakan..!! Aku akan membayarmu!!"
"bayar?? Kau akan membayar ku dengan apa??"
"apa maksudmu??"
"jika aku memintamu membayar dengan dirimu bagaimana??"
"apa..!! Dasar brengsek..kau merendahkan ku ya!!"
"kalvin apa yang kau katakan" alvedro menatap lirih dan heran ke arah kalvin dia tidak tahu lagi bagaimana membuat kalvin berhenti
"tidur denganku satu malam atau temani aku seharian..!!"
"plakk...." satu tamparan mulus mengenai wajah kalvin
"dasar pria brengsek..!! Kau pikir aku wanita apa..!!"
"wanita yang suka berpakaian seksi dan di rangkul pria bukan kah itu yang tunangan mu lakukan kepadamu..??"
"kau..arrgghh dasar sial..brukk" satu tendangan mulus mengenai kaki kalvin dan diana tersenyum puas melihatnya dan tertawa labar
"hahaha rasakan itu,itu pantas untuk pria kurang ajar seperti mu"
"kalvin..kau baik-baik saja..ya tuhan apa yang kau lakukan kalvin..!!"
"tuan alvedro aku benar-benar berharap aku tidak bertemu dengan nya lagi jika tidak aku batalkan kontrak kita"
Diana berlalu dari hadapan alvedro dan kalvin dengan amarah yang meneyelimuti hatinya rasa kesal terhadap kalvin sangat memuncak,diana tidak tahu ada apa dengan dirinya mengapa dia bisa begitu mudah emosi bila bertemu dengan pria bernama kalvin itu
"kalvin..!! Ya tuhan apa yang kau pikirkan mengapa kau mengatakan itu semua kepada dia..!!" kalvin hanya meringis menahan perih di kakinya dan matanya melirik ke limosin putih yang berlalu pergi dari restoran
"ini tidak sebanding dengan rasa sakit yang aku rasakan di dalam"
"apa maksudmu??"
"aku ingin sekali meninju pria yang merangkul nya tadi"
"ya tuhan,kau cemburu dengan nya??"
"aku tidak tahu,aku hanya merasa sangat kesal ketika melihat mereka keluar dari dalam bergandengan mesra hatiku sakit melihat nya aku tidak tahu mengapa..sial arrghh..!!" kalvin berteriak dengan udara kosong di depan nya
"meski begitu tidak seharusnya kau mengatakan itu semua kepadanya kalvin itu benar-benar melukai harga dirinya sebagai wanita apa kau tahu itu..!!"
"alvedro"
"ada apa??"
"suara diana berteriak memanggil namaku ketika aku tidur dan muncul suara-suara lain nya"
"suara lain apa??" alvedro mengernyitkan dahinya bingung
''sudah lah lupakan saja,ayo kita kembali ke dalam aku akan pulang ke new york besok"
"hah besok?? Kau serius,secepat itu?"
"aku tidak ingin bertemu dengan nya lagi lebih baik aku menghindarinya"
Alvedro hanya bisa menghela nafas panjang melihat sikap kalvin,pria ini sungguh susah di tebak wataknya,mereka pun berlalu kembali ke dalam dan bergabung kembali dengan lion dan amelia sementara itu diana masih menahan amarah nya di dalam mobil akibat perkataan kalvin
"ada apa princesa? Kenapa kau terlihat sangat kesal?"
"tidak apa-apa,oh ya besok aku akan ke new york"
"new york?"
"iya untuk tanda tangan kontrak dengan salah satu perusahaan disana dan mungkin aku akan lama disana"
"berapa lama?"
"seminggu sepertinya aku juga akan mengujungi mahattan menghadiri sebuah pembukaan hotel dan mall,carlos tidak bisa pergi jadi aku mewakilinya"
"baiklah kabari aku jika kau sudah disana nanti"
"oke" diana tersenyum ke arah eros dan melupakan sejenak perkataan pria kurang ajar bernama kalvin itu diana benar-benar berharap mereka tidak akan bertemu lagi
Sementara itu kalvin bersama amelia dan lion kembali ke hotel mereka cukup terkejut mendengar kalvin ingin segera kembali ke new york besok
"kita baru saja sampai hari ini kau sudah ingin pulang besok?" ujar amelia ke arah kalvin
"benar kalv apa ada masalah?"
"kau temanin amelia saja disini aku harus mengurus rapat di new york dan juga launching mall dan hotel kita dalam beberapa hari ke depan"
"jadi karena itu kau ingin pulang??"
"iya"
"baiklah jika itu alasan mu, aku akan segera pulang ketika pembukaan hotel dan mall mu"
"iya"
Kalvin tidak lagi bicara banyak dengan amelia dan lion kini pikiran nya malah fokus memikirkan diana,dia cukup menyesal mengenai kata-kata yang dia katakan kepada diana tadi tapi saat itu dirinya benar-benar kesal terhadap diana ketika melihat dia bersama pria lain
****
Eros mengantar diana ke bandara,eros menyarankan diana memakai pesawat pribadi namun diana menolak karena dia tidak ingin terligat mencolok setelah saling berpamitan diana masuk ke dalam jalur penerbangan menuju new york siang itu senada dengan diana kalvin juga diantar oleh amelia,alvedro dan juga lion menuju bandara dan berpisah disana ketika kalvin sudah mulai chek in
Pukul satu siang pesawat yang kalvin dan diana tumpangi akhirnya mengudara lepas landas menuju new york,kalvin masih berjalan di ubin pesawat mencari bangku miliknya yang berada di kelas bisnis siapa sangka bahwa satu bangku yang yang berada di sebelah nya adalah diana bangku mereka hanya di batasi oleh penutup di pesawat
"silahkan tuan ini kursi anda"
"terima kasih"
Diana masih fokus membaca majalah ketika kalvin mulai duduk dan mengambil remote kontrol untuk mengatur bangkunya tidak sengaja tangan mereka saling bersentuhan
"maaf" ujar kalvin pelan,diana sedikit terkejut mendengar suara itu dan meletak kan majalahnya dan membalalak kan matanya melihat pria yang duduk di samping nya
"kau lagi..!!" ujar diana prustasi melihat ke arah kalvin,kalvin terkejut mendapati diana yang duduk di sebelahnya
"kau"
"ya tuhan mimpi apa aku terus bertemu denganmu..sial" diana mengambil remote kontrol dan menutup pembatas diantara mereka engan melihat wajah kalvin
"ehhhm soal semalam"
"berhenti bicara anggap kita tidak saling kenal" kalvin menoleh dan membuka pembatas diantara mereka dan menatap diana
"aku serius aku minta maaf"
ujar kalvin tulus ke arah diana membuat diana terdiam di tempatnya dia menatap pria itu,tatapan itu terasa sangat tidak asing bagi diana dan membuat dirinya gugup jantung nya terasa berdetak sangat kencang saat itu,diana memalingkan wajahnya dan menutupinya kembali dengan majalah
"lupakan saja"
"jadi kau memaafkan ku?"
"hmm tapi aku tetap masih kesal denganmu"
"baiklah aku mengerti" diana menolah heran ke arah kalvin
"kenapa kau jadi sangat pengertian?"
"aku sedang lelah berdebat denganmu" ujar kalvin bersandar pada kursi dan menyilangkan tangan nya dan menutup matanya perlahan
"cih bisa juga kau lelah"
"ada apa kau new york?"
"bukan urusanmu"
"berapa lama kau disana"
"bukan urusanmu"
"kau akan tinggal di hotel mana"
"bukan urusanmu..!!" ujar diana mulai kesal,kalvin membuka matanya dan melirik diana sembari tersenyum miring
"jika begitu bagaimana dengan ini"
"apa maksudmu??"
"apa kau ingin makan malam denganku ketika di new york"
"hah..makan malam..??" diana terkejut mendapati tawaran kalvin
"iya makan malam,apa kau juga akan jawab bukan urusanmu juga??"
"untuk apa aku makan malam denganmu..!! Jangan harap..!!"
"aku punya banyak alasan,pertama kau berhutang tanggung jawab denganku dan kedua ini simbol permintaan maaf ku padamu karena telah berkata kasar kepadamu,bagaimana kau ingin pilih alasan yang mana??"
"kedua aku pilih yang kedua"
"okee baiklah aku akan menghungimu"
"memang kau tahu nomorku?"
"hmm aku tahu aku sudah menyimpan nya disini" ujar kalvin menunjuk kepalanya dan tersenyum miring ke arah diana,diana mencibir
"cih dasar sombong"
"akan aku tentukan tempatnya dan itu artinya kau masih hutang satu hal denganku"
"apa lagi..??"
"tanggung jawab karena sudah membuat jaket ku basah"
"ya tuhan masih harus??"
"tentu saja,aku akan pikirkan hal apa yang akan aku minta darimu"
"jika kau bilang ingin tubuhku lagi akan ku bunuh kau..!!" kalvin terkekeh dan menatap diana
"aku tidak berjanji akan menolaknya jika kau menyerah kan dirimu"
"kalvin..!!!" diana berteriak hampir saja membuat seisi pesawat menatap nya beruntung kalvin langsung menutup mulutnya dan itu membuat keadaan diantara mereka berdua saling berpandang dalam diam
"jangan memanggil namaku seperti itu,itu membuatku semakin menginginkan mu" ujar kalvin berbisik pelan ke arah diana dan kemudian melepaskan tangan nya dari mulut diana
Diana diam mematung di tempatnya mendengar ucapan kalvin yang entah mengapa membuat hatinya bergetar dan wajahnya memerah
"kau hanya bercanda kan ketika mengatakan itu tadi?" tanya diana penasaran ke arah kalvin,kalvin menatapnya
"jika serius kau mau apa..??"
"kau gila aku sudah bertunangan..!!" kalvin menghela nafas dan menunjuk kan cincin di jari manisnya kepada diana
"aku juga lady" ujar kalvin sembari tersenyum dan menutup matanya kembali
"kau sudah bertunangan tapi bisa-bisanya kau mengatakan hal seperti itu kepada wanita lain dan wanita itu sudah memiliki tunangan juga..!!"
"hanya tunangan bukan menikah,jadi semua belum pasti"
"kau..!!"
"sudah lah lebih baik diam dan istirahat jika tidak ingin aku cium disini"
"kalvin..!!" diana mengeram kesal,kalvin hanya tersenyum simpul dan menutup pembatas diantara mereka kembali
Mendengar diana memanggil namanya seperti itu benae-benar membuat hati kalvin merasa bahagia seolah wanita dalam mimpinya muncul berada tepat di depan nya rasa nya kalvin tidak ingin moment yang mereka lewati sekarang berakhir segera kalvin masih ingin selalu dekat dengan diana walau dia tidak tahu siapa wanita itu
Diana sudah tertidur di kursinya,kalvin membuka matanya dan membuka pembatas diantara mereka melihat ke arah diana yang tidur pulas,kalvin menyibak rambut pirang wanita di depan nya dan menutupi nya dengan selimut,kalvin memandangi diana dengan lembut dan dalam
Seketika sebuah ingatan terlintas di otaknya ketika melihat diana tidur pulas,potongan kejadian itu berputar di otaknya,kalvin mencoba menahan dirinya dan menutup matanya dia memanggi kepalanya yang terasa ingin pecah dan akhirnya suara teriakan kecil lolos dari mulutnya membangunkan diana yang terkejut melihat kalvin duduk tersandar menahan kesakitan
"kalvin..hey apa yang terjadi kepadamu..kalvin ya tuhan kau kenapa..!!" diana cukup panik melihat kondisi kalvin namun dia tidak ingin membangunkan penumpang lain dan membuat heboh
"ambilkan obat di tasku sekarang..!!" ujar kalvin sembari mencova membuka matanya dan menahan kepalanya
"iya ya tunggu dulu,yang mana obatnya"
"botol putih..arrghhh"
"aku dapat ini" diana segera membuka botol obat kalvin dan meminumkan nya kepada kalvin
Kalvin meminum obat itu dan berangsur tenang dia memejamkan matanya dan tanpa sadar dia membuka matanya kembali dan menatap diana yang tampak panik dan khawatir melihat ke arahnya
"apa kau baik-baik saja? Apa masih sakit??"
Kalvin ingin meneteskan air matanya dan kemudian tanpa sadar merangkul diana ke dalam pelukan nya
"kalvin..apa yang kau.."
"sebentar,biarkan sebentar seperti ini aku mohon" ujar kalvin membenamkan kepalanya di lekuk leher diana suara kalvin terdengar parau seperti menahan tangisan yang akan keluar
Diana membiarkan kalvin memeluknya entah apa yang sedang merasuki dirinya melihat kalvin kesakitan seperti tadi membuat diana sangat panik dan khawatir dan juga takut,ketika melihat kalvin memeluknya seperti saat ini hati diana seperti bisa merasa kan sakit yang kalvin rasakan
"tidak apa-apa kalvin aku disini" ujar diana menenangkan kalvin dan mengelus pelan punggung nya kalvin melepaskan pelukan nya dari diana dan membuang wajahnya ke arah lain
"terima kasih" ujarnya lirih tidak menatap mata diana,diana memakluminya dia pun duduk kembali ke kursinya dan menatap ke arah kalvin
Diana menarik pelan wajah kalvin dan menghapus air matanya yang menempel di pipinya
"apa sangat sakit??" kalvin hanya mengangguk seperti anak kecil yang kehilangan ibunya
"istrihat lah" ujar diana menghela nafas dan membaringkan kalvin di kursinya
"diana"
"ada apa"
"bisa gengam tanganku?" diana menatap tangan kalvin yang memegang lengan nya dan dia pun mengangguk perlahan
"tidurlah aku ada disini"
"terima kasih"
"apa kau sering mengalami ini?"
"setiap waktu"
"apa yang terjadi dengamu?" kalvin terdiam dan hanya menatap diana dalam tatapan kalvin seolah menembus ke dalam relung hati diana mencoba menyalami apa yang pria itu rasakan dan dia bisa merasakanya
"tidur lah tak perlu kau ceritakan,aku disini"
"aku mengalami amnesia sebagian dari memory otak ku"
"ya tuhan,sungguh?"
"iya,dan ketika memory-memory itu mencoba datang kembali aku akan mengalami serangan yang cukup menyakitkan"
"seperti tadi??"
"iya"
"ya tuhan kau sudah berobat?"
"sudah,bertemu denganmu merangsang memory ku untuk mengingat kembali"
"bagaimana bisa??"
"suara mu mengingatkan aku kepada suara yang sering muncul dalam mimpi dan ingatanku" ujar kalvin membuat diana diam mematung di tempatnya
"bagaimana bisa itu terjadi??"
"aku tidak tahu,yang jelas suaramu dan dia mirip terutama saat kau memanggil namaku" diana menatap lirih ke arah kalvin
"mungkin saja kebetulan tapi jika memang kehadiranku bisa membuat mu mengembalikan ingatanmu aku akan membantumu"
"benarkah? Kau serius??"
"iya anggap ini adalah tanggung jawabku karena sudah menumpah kan kopi ke jaket mu,aku bisa kau hubungi kapan pun kau butuh untuk mengembalikan ingatan mu yang hilang"
"benarkah??"
"iya,aku berjanji"
"baik aku ingat janji mu"
Kalvin tersenyum senang mendengar pernyataan diana dia tidak menyangka serangan yang biasa dia dapatkan itu malah menjadi hal yang membuat diana luluh dan berbaik hati kepadanya,kalvin pun memejamkan matanya dan tertidur sembari memanggi tangan diana,diana pun akhirnya ikut tertidur setelah kalvin tidur dengan tenang dan tidak gelisah lagi hingga sampai di new york mereka tidur saling berpegang tangan
To be continue..yuhu author ngak sabar mau buat mereka berdua bermesraan jadi terciptalah adengan ini😅 akibat harus di rumah aja jadi author akan sering update sepertinya untuk cerita ini so semoga kalian terhibur dont forget to vote thank you😘
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top