Part 12

Swiss pagi itu cukup ramai,meski badai salju baru saja terjadi kemarin namun tidak membuat warga Swiss takut untuk keluar rumah,meski cuaca terasa lebih dingin dari biasanya tapi para warga masih banyak berlalu lalang di jalanan kota Swiss,Alexa dan Kalvin baru saja menyelesaikan rapat mereka mengenai pembangunan Mall yang ada di Swiss,sekarang mereka sedang berada di kantor cabang milik Kalvin yang ada di Swiss.

Alexa sedang mengetik di laptop di ruangan Kalvin,merekap hasil rapat yang telah mereka sepakati beberapa jam lalu. Kalvin juga masih fokus dengan berkas dan dokumen yang harus dia tangani,Alexa masih terus melihat jam di tangan sembari mengetik di laptop,kepalanya terasa sedikit pusing dan perutnya terasa mual ingin muntah,alexa menghentikan ketikan nya dan menatap Kalvin.

"Kalvin..oilet dimana??" tanya Alexa parau menahan mual,Kalvin menoleh ke arah Alexa dan menatapnya.

"ada di sebelah" ujar kalvin,belum sempat kalvin bertanya alexa sudah berjalan dengan cepat ke toilet

Alexa muntah kosong di toilet,suara muntahan nya cukup keras membuat kalvin terkaget dan langsung berlari ke arah toilet

"alexa kau kenapa?" kalvin berjalan panik ke arah alexa,di liatnya alexa yang memuntahkan makanan kosong dari perutnya,wajah alexa tampak sedikit pucat

"aku tidak apa-apa mungkin hanya masuk angin"

"kau yakin? Wajahmu pucat sekali kita ke rumah sakit saja sekarang"

"tidak kalvin aku baik-baik saja,mungkin asam lambungku naik,aku tidak sempat sarapan tadi"

"apa..!! Kenapa kau tidak sarapan,kau sudah lelah dari kemarin malah tidak sarapan..alexa apa kau sudah lupa cara menjaga tubuhmu?" kalvin mengomel kesal ke arah alexa,alexa hanya tersenyum geli melihat kalvin begitu cerewet,alexa membasuh wajahnya dengan air dan kemudiam mengelapnya dengan handuk kecil

"aku baik-baik saja,tenang lah,kau tidak cocok menjadi cerewet begitu" alexa berusaha berjalan tapi kakinya terasa lemas,kalvin merasa bersalah seharusnya dia tidak membiarkan alexa mengikutinya rapat hari ini

"pelan-pelan..kau pulang saja dan makan setelah ini" alexa mengeleng ke arah kalvin,kalvin membawanya duduk di sofa

"tidak,aku mau melihat kakak ku kau antar aku ke rumah sakit saja"

"baiklah sekalian kau berobat..tidak ada bantahan..!!" ujar kalvin tegas ke arah alexa

"baiklah boss"

Ujar alexa tersenyum lemah ke arah kalvin

"tunggu disini aku ambilkan mantel dan tasmu"

Kalvin berjalan ke arah gantungan mantel dan tas alexa Yang berada di meja dia membereskan semua berkas dan laptop alexa dan kemudian mengabil mantelnya kemudian berjalan mendekat ke arah alexa

"ayo,hati-hati" ujar kalvin membantu alexa bangun setelah memasangkan mantel ke tubuhnya,kalvin membopong alexa keluar dari ruangan kantor menuju lift

"aku bisa jalan sendiri kalvin..aku baik-baik saja" alexa mencoba melepaskan rangkulan kalvin pada tubuhnya tapi kalvin tak menghiraukan penolakan alexa

"jangan membantah..kau berdiri saja sudah tidak mampu,masih saja sok kuat,kenapa kau tidak bilang sedari tadi tau begitu aku tidak membawa kau rapat"

"aku bagaimana bisa membiarkan boss ku bekerja sendirian,aku sekrterismu tentu saja aku harus membantumu"

"tapi jika kau sakit begini ini juga malah menambah masalah"

"maaf..lepaskan rangkulanmu tidak enak diliat oleh para staf nanti"

"kau masih saja memikirkan hal lain sudah jalan saja diam..!! atau aku gendong kau disini"

"kalvin..!!"

Kalvin tak menyahut dia khawatir alexa akan pingsan,sedari di pesawat semalam dia sudah terlihat lelah

"apa subuh tadi kau istirahat?" tanya kalvin ke arah alexa,alexa mengigit bibir bawahnya ragu memberitahu kalvin

"tidak,aku mempelajari dokumen hingga pagi menjelang"

"apa..!!! Kau tidak tidur dan kemudian tidak sarapan..alexa..!!! apa itu yang camp pelatihan ajarkan kepadamu?" tanya kalvin kesal dan menatap tajam ke arah alexa,lift pun terbuka mereka keluar dari lift dengan kalvin yang masih membopong alexa posesif

Para staf disana cukup terkejut melihat hal itu,ternyata boss mereka tidak seperti rumor yang selama ini beredar,baik di swiss maupun amerika para karyawan kalvin cukup kenal bahwa kalvin adalah seorang pria yang dingin dan galak,tidak pernah terlihat dengan wanita mana pun selama ini,tapi pemandangan pagi ini cukup mengejutkan mereka

"iya aku tahu aku salah,maaf..berhenti lah mengomel kepala ku pusing" ujar alexa lemah ke arah kalvin,kalvin pun diam tidak bicara lagi dia sungguh sangat kesal melihat alexa jatuh sakit

Kalvin membawa alexa ke mobil yang menunggu mereka di depan loby kantor,pengawal langsung membuka pintu mobil begitu melihat kalvin membopong alexa

"kita ke rumah sakit sekarang"

"baik tuan"

Mobil pun meluncur meninggalkan area kantor kalvin pagi itu,kalvin menyelimuti alexa di dalam selimut dan membuat suhu udara di dalam mobil menjadi sedikit hangat,alexa terbatuk sesaat dan kalvin menoleh khawatir ke arah alexa

"apa kau baik-baik saja? Apa mau muntah lagi?" tanya kalvin ke arah alexa yang menyenderkan tubuhnya di jok mobil

"tidak..aku baik-baik saja,tenanglah" ujar alexa mengusap pundak kalvin yang tampak khawatir kepadanya,alexa melihat kalvin dan tersenyum simpul

"terima kasih" ujar alexa pelan ke arah kalvin yang kini memeriksa suhu tubuh alexa yang terasa sedikit hangat

"untuk apa? Kau demam,kau harus di rawat"

"untuk mengkhawatirkan ku,aku baik-baik saja kalvin"

"kau masih bisa bilang baik-baik saja,wajah sudah sepucat itu,tidak ada bantahan atau bonusmu ku kurangi bulan ini" ancam kalvin ke arah alexa

"cih..karyawan sedang sakit bukan nya di tambahin bonus malah kau kurangi"

"makanya,jangan membantah lagi,aku tidak terima penolakan kau tahu itu"

"iya ya baiklah boss sesuai perintahmu saja"

"bagus..itu baru karyawan baik"

Alex hanya mendegus dan menatap jalanan kota swiss pagi itu,kalvin tampak sedang menelpon seseorang dan alexa membiarkan nya saja

"kau harus dirawat aku sudah memesankan ruangan yang bersebelahan dengan ruang rawat inap kakak mu"

"hmm terima kasih"

"cepat sembuh,kau tidak ingin membuat bossmu bekerja sendirian kan"

"cih..pantas saja kau begitu baik"

"hey tentu saja ini demi kebaikan sekretarisku,aku akan kerepotan jika kau sakit"

"iya ya baiklah aku mengerti boss"

Kalvin hanya tersenyum untunglah alexa sudah tidak selemah tadi,dia masih memilik tenagan berdebat dengan nya,kalvin sangat khawatir alexa akan sakit dia tidak suka perasaan kahwatir yang terus menghantui dirinya,mobil pun sampai di depan rumah sakit yang di tuju,kalvin keluar dan membopong alexa menuju ruangan pemeriksaan salah seorang perawat menyambut kedatangan mereka

"ada yang bisa kami bantu tuan"

"tolong periksa dia,saya sudah memesan ruangan rawat inap atas nama nona alexa"

"baik mari kita ke ruangan dokter silahkan mengurus administrasi di bagian pendaftaran"

Pengawal kalvin langsung mengurus proses rawat inap alexa,alexa di bawa menggunakan brankar tempat tidur ke ruang dokter,kalvin berjalan di samping nya,alexa memasuki ruangan dokter dan kemudian di periksa langsung oleh dokter disana

"bagaimana dokter?"

"dia baik-baik saja,hanya sedikit kelelahan dan asam lambung nya naik dan mengalami sedikit demam saya rasa dia memang harus di rawat untuk istirahat beberapa hari" ujar dokter paruh baya yang memeriksa alexa

"baik lakukan yang terbaik dokter"

"baik tuan,silahkan berikan resep kepada tuan ini dan siapkan nona ini untuk di rawat inap" ujar sang dokter kepada perawat yang menangani alexa

"baik dokter"

"baiklah jika begitu saya permisi dulu"

"terima kasih dokter" dokter pun keluar dari ruang pemeriksana menyisakan alexa dan kalvin disana

"aku akan mengambil obatmu ikut lah bersama perawat nanti"

"hmm baiklah"

Kalvin berjalan keluar dari ruang pemeriksaan dan berjalan menuju apotik untuk mengambil obat,alexa pun di persipkan oleh beberapa perawat untuk masuk ke ruang rawat inap

"tuan saya sudah mengurus proses rawat inap nona alexa" ujar pengawalnya kepada kalvin

"baiklah,kau pulang ke hotel ambil beberapa pakaian alexa dan beli beberapa keperluan nya untuk disini aku akan menemaninya disini"

"baik tuan"

Pengawal kalvin pun pergi dari rumah sakit meninggalkan kalvin dan alexa di rumah sakit,setelah selesai mengambil obat di apotik kalvin menghampiri alexa yang sudah di pasangkan baju pasien dan juga infus

"sudah selesai?" tanya kalvin ke arah alexa

"sudah..mereka akan memindahkan aku ke ruang rawat inap,kalvin aku ingin menemui kakak"

"baiklah nanti kita akan bertemu dia sekarang kau harus makan dan minum obat dulu"

"hmm"b

Tak lama perawat memasuki ruangan dan mengurus pemindahan alexa ke ruang rawat inap yang telah kalvin pesan kalvin mengikuti langkah kaki perawat yang mendorong tempat tidur alexa menuju ruangan perawatan

Ruangan perawatan vvip yang disediakan rumah sakit itu begitu luas itu hampir setera dengan ruangan kamar tidur apartemen,alexa sudah tidak heran lagi jika kalvin yang mengurus semuanya pasti akan berbeda dan luar biasa

"nona,tuan silahkan memencet bel yang ada di samping tempat tidur jika membutuhkan bantuan"

"baik terima kasih" ujar kalvin kepada para perawat yang sedari tadi mengangumi melihat kalvin dan alexa yang tampak sangat serasi seperti pasangan,para petugas tersebut pun meninggalkan mereka di ruangan tersebut

"istirahat lah aku akan membeli makanan untukmu"

"kalvin apa ruangan kakak ku berada di sebelah?"

"iya"

"aku ingin kesana antar kan aku ke sana"

"tapi kau masih lemah belum makan"

"aku akan makan,tapi antarkan aku melihat kakak ku" kalvin mengehal nafas nya kemudian mengalah dengan keinginan alexa

"baiklah,tapi setelah ini kau harus makan dan istirahat"

"iya"

Kalvin pun mengambil kursi roda dan membantu alexa turun dari ranjang dan duduk di kursi roda,kalvin membawa alexa ke kamar inap yang berada di sebelah kamarnya,kalvin keluar dari kamar rawat alexa dan mengetuk pintu terdengar suara seorang pria menjawab dari dalam

"masuk"

Kalvin pun membuka pintu kamar rawat inap tersebut,seorang pria berbaju kaos hitam dan kakinya yang sedikit di perban berserta seorang anak lelaki berumur sepuluh tahun sedang duduk di sofa,alexa memandang mereka dari kursi roda begitu juga kalvin

"maaf anda mencari siapa?" tanya pria itu ke arah alexa dan kalvin,alexa hampir saja menangis ketika melihat kakaknya yang terbaring tidak sadarkan diri di tempat tidurnya dia pun beralih menatap pria di seberang nya

"kak gio,ini aku,alexa" ujar alexa dengan suara seraknya ke arah pria bernama gio tersebut,gio terpaku di tempatnya dan menatap alexa tak percaya

"ya tuhan alexa kau kah itu" gio berjalan ke arah alexa dan kalvin beserta anak lelakinya

"iya kak ini aku maaf aku baru datang"

"alexa,bagaimana bisa,maksudku kau tampak berbeda" ujar gio melihat alexa yang duduk di kursi roda,alexa mencoba berdiri namun tubuhnya masih terasa lemas,kalvin dengan sigap membantunya

"hati-hati kau masih lemah"

"terima kasih" alexa tersenyum ke arah kalvin dan beralih ke gio

"ceritanya panjang kak,aku ingin tahu bagaimana keadaan kak teresa sekarang"

"baiklah ayo duduk kemari" gio membantu kalvin membawa alexa duduk di sofa meski kakinya baru saja sembuh tapi gio sudah mampu berjalan kembali

Mereka pun duduk di sofa dan gio mulai menceritakan runtut cerita yang mereka alami

"kejadiaan nya sekitar jam lima sore,sore itu aku bersama teresa baru saja pergi bermain ski bersama alex di kaki gunung swiss,jalanan memang cukup licin hari itu karena salju yang menutupi jalan,tapi aku tidak mengemudi dengan laju,saat di pertigaan jalan ada sebuah truk yang mencoba berbelok dan hampir menabrak kami,aku menghindarinya namun ketika akan mengerem mendadak remnya tidak berfungsi dan akhirnya aku menabrak pembatas jalan dan terkena runtuhan bongkahan salju beruntung alex berada di kursi belakang namun teresa yang tertimpa runtuhan salju dan kepalanya terbentur ke pintu mobil" jelas gio menceritakan kejadian yang mereka alami waktu itu

"lalu apa kakak memanggil bantuan?"

"aku dan teresa sudah tidak sadarkan diri beruntung warga sekitar melihat kejadian itu mereka langsung memanggil polisi dan juga ambulance dan kami di larikan ke rumah sakit segera,menurut keterangan polisi rem mobil kami talinya terputus itu mengapa rem nya tidak berfungsi"

"terputus?? Bagaimana bisa? Apa kakak tidak mengecek nya ketika pergi?"

"saat kami pergi semua masih baik-baik saja,aku sudah memastikan mobilnya juga aman dan tidak ada masalah,makanya aku sedikit heran bagaimana bisa tali remnya terputus"

"aku rasa ada yang tidak beres disini,bagaimana menurut mu kalvin" kalvin menyimak dengan seksama cerita kaka ipar alexa menurutnya kejadian kecelakaan itu telah di rencanakan

"aku pikir ada seseorang yang mencoba mencelakai kalian" ujar kalvin membuat alexa dan gio terkejut

"apa maksudmu?" tanya gio bingung ke arah kalvin

"alexa apa kau ingat kejadian van hitam yang mengintaimu?"

"iya aku ingat apa ada hubungan nya?"

"aku pikir ada,keluarga kakak mu pasti sudah di intai sejak lama,bukan kah kakakmu sudah memperigatkn mu untuk menjaga identitasmu aku pikir kakakmu mengetahui sesuatu"

"sesuatu? Tapi teresa tidak pernah mengatakan apa pun kepadaku mengenai hal itu"

"kak apa kakak pernah di peringatkan teresa untuk berhati-hati jika ada yang orang yang mencari dirimu atau dia?"

"tidak,teresa tidak pernah mengigatkan ku hanya saja dia sering berpesan kepada alex jika di sekolah ada orang asing yang menemuinya jangan di hiraukan"

"aneh sebenarnya apa yang kakak sembunyikan" pikir alexa memandang kakaknya yang belum siuman tersebut

"setelah kakakmu sadar kita akan tanyakan kejelasan nya kepada dia apa yang di ketahui tentang semua ini" ujar gio ke arah alexa

"baiklah kak kita tunggu saja jika begitu"

"hmm jadi bagaimana ceritanya kau bisa berubah seperti ini,kakak mu pernah bilang tampilan mu berubah aku tidak menyangka perubahan nya malah sedartis ini aku sampai tidak megenalmu" ujar gio memandang alexa terheran-heran,alexa hanya tersenyum

"tampilan luar ku saja yang berubah namun aku masih tetap alexa yang dulu kak,oh ya perkenalkan ini kalvin,boss ku di new york"

"jadi ini bossmu? Aku pikir kekasihmu" ujar giot tertawa alexa menjadi malu dan kalvin hanya tersenyum

"saya kalviendra herington boss nya alexa tuan"

"saya gio pernandez kakak ipar alexa dan ini alexander pernandez anak ku"

Alexa tersenyum melihat ke arah alex keponakan yang sudah lama tidak dia temui

"hey boy apa kabar?" tanya alexa ke arah alex,alex tampak diam terpaku ke arah alexa merasa asing dengan perubahan tubuh alexa sekarang

"aunty,kau benar auntyku kah?" tanya alex ke arah alexa,alexa dan gio ingin tertawa mendegar pertanyaan alex,keponakan nya yang tak banyak bicara itu cukup terkejut melihat alexa

"tentu saja,memang nya siapa lagi ayo kemari,kau tidak merindukan ku?"

"mengapa tubuhmu jadi kurus kering begini" ujar alex ke arah alexa membuat alexa melonggo

"hey apakah itu sambutan untuk aunty yang sudah lama tidak kau temui?"

"aku hanya merasa kau jauh lebih baik ketika gendut dulu"

"jadi menurutmu sekarang aku tidak bagus?"

"wanita ramping selalu merepotkan" ujar alex membuat kalvin tertawa dan alexa menatap masam ke arah kalvin

"kenapa kau malah tertawa? Alex, siapa yang mengajarimu menjadi bermulut tajam seperti ini"

"apa aku salah? Temanku punya bibi yang ramping dan bibinya itu selalu  makan hanya makan sayur hijau,bukan kah dia aneh? seperti  sapi saja yang hanya memakan rumput"

Mereka tertawa mendegar omelan alex tak menyangka anak seusia alex bahkan bisa menilai wanita-wanita yang menjalani pola makan diet terlihat aneh

"kau tenang saja,aku masih pengila makan nanti aunty akan masak makanan kesukaan mu"

"benarkah? Jadi kau masih hoby makan?" alex tampak senang mendengar pernyataan alexa dia pikir setelah menjadi langsing alexa tidak suka makan,dia menyukai alexa yang dulu meski berbadan tambun tapi dia selalu suka karena aunty nya rajin memasak untuk nya

"tentu saja untuk keponakan ku yang tampan apa yang tidak aku lakukan"

"baiklah aku tunggu janjimu"

"tentu"

Kalvin hanya tersenyum melihat keakraban alexa dengan keluarganya,seperti kepribadian nya yang ceria alexa memang sangat dekat dengan keluarganya melihat itu perasaan kalvin menjadi menghangat dan dia jadi teringat akan adiknya yang telah meninggal tak ingin menjadi sentimen kalvin memutuskan meninggalkan alexa untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya

"alexa aku harus ke lokasi proyek,nanti aku akan meminta anak buahku mengantar kaperluan dan juga makanan mu,kau harus makan dan istirahat setelah itu,tubuh mu masih lemah"

"baiklah,hati-hati,maaf aku jadi tidak bisa menemanimu"

"tidak apa kau istirahat saja,tuan gio saya permisi bye alex" ujar kalvin berlalu dari hadapan alexa dan kakak iparnya

Sepinanggalnya kalvin menyisakan alex dan gio bersama alexa disana,mereka pun mengobrol banyak hal tentang kehidupan yang alexa jalani sekarang

"itu bossm?? aku pikir kekasihmu" ujar gio ke arah alexa ketika alexa berjalan ke arah kakak nya yang sedang terbaring,alexa hanya tersenyum mendengar pernyataan gio

"apa kami terlihat seperti sepasang kekasih?" tanya alexa heran ke arah gio

"tentu saja,dia begitu perhatian kepadamu siapa pun pasti mengira kau adalah kekasihnya"

"perhatian?" alexa tertawa mendengar penuturan gio yang mengira kalvin adalah lelaki yang perhatian atau mungkin alexa yang tidak menyadari nya karena kalvin selalu berada di sampingnya

"kenapa kau tertawa?? hubungan kalian memang terlihat bukan seperti boss dan karyawan memang apa posisi mu dikantornya"

"aku adalah sekretarisnya,dia banyak membantuku selama aku di new york bisa di katakan dia menolong ku melewati banyak hal"

"benarkah? Dia sebaik itu kepadamu?"

"hmm bahkan perubahan ku yang sekarang juga berkat dirinya"

"benarkah? Kau yakin dia hanya bossmu?" tanya gio masih tak percaya ke arah alexa

"iya kakak ipar kenapa kau tidak percaya sekali,dia sudah memiliki wanita yang dia sukai dan aku mengenal wanita itu,jadi jangan berpikir berlebihan"

"hmm sayang sekali padahal dia pria yang cocok untukmu,jika kakak mu melihat perubahan mu yang sekarang dia pasti terkejut dan sangat senang dia selalu khawatir kau tidak akan mendapatkan pria dengan penampilan mu yang dulu" ujar gio ke arah alexa yang kini duduk di samping ranjang teresa

"dia memang selalu menghawatirkan adiknya yang tak berguna ini,aku harap dia segera siuman aku merindukan nya"

"kita semua merindukan dia,berdoa saja dia akan segera siuman dia sudah melewati fase kritisnya oh ya,kenapa bisa kau memakai pakain pasien apa kau sakit?"

"aku kelelahan dan kalvin memaksa aku di rawat, kamar ku ada di sebelah kamar kakak"

"hmm begitu istirahat lah jangan terlalu stress oh ya alexa mengenai pemindahan kakakmu keruangan ini apa itu boss mu yang melakukan nya"

"hmm iya,itu dia yang mengurusnya aku juga baru tahu kemarin"

"ruangan ini fasilitasnya lumayan mahal,aku hanya berencana memindahakan kakakmu ke ruangan vip tapi tidak menyangka malah di pindahkan keruangan ini"

"tak apa kak,kalvin yang sudah menanganinya jadi tak perlu di pikirkan, bagaimana pekerjaan kakak sekarang apa semua berjalan lancar??"

"karena salju cukup deras beberapa waktu ini aku harus menunda pengiriman ke luar swiss, jadi aku hanya mengekposr beberapa produk makanan saja"

"sepertinya perusahaan kakak berjalan lancar"

"sedikit kendala di bagian produksi,karenaaliran dana yang terbatas jadi aku mencoba mencari beberapa investor,perusahaan kami harus mulai melakukan banyak inovasi agar bisa bersaing di pasar global,karena kecelakaan kemarin pekerjaan ku jadi sedikit tertunda"

"hmm begitu dan kak teresa apa masih menjadi guru piano??"

"masih,dia sekarang mengajar di sekolah alex agar mudah memantau alex jadi dia memilih mengajar disana"

"dia pasti sulit melupakan kencintaan nya kepada piano"

"ya kau tahu sendiri,sejak gagal debut saat itu kakakmu memutuskan meneruskan hobynya untuk diajarkan kepada anak-anak"

"dia memang berbakat"

"tentu saja dia wanita paling berbakat yang pernah aku temui,oh ya alexa aku akan kembali ke rumah mengambil beberapa barang apa kau bisa menjaga teresa sebentar disini"

"tentu saja kak,kakak pulang lah hati-hati di jalan aku akan menjaga kakak disini"

"baiklah,terima kasih,alex kau disini dulu bersama aunty"

"baik pa"

Gio pun meninggalkan alexa bersama alex di dalam kamar rawat inap kakaknya bersama keponakan lelakinya yang kini telah tumbuh besar,alexa menatap sendu ke arah kakaknya yang terbaring di ranjang rumah sakit

"kak aku pulang..kakak cepat sadar" ujar alexa mengengam erat tangan kakak nya yang terbaring tanpa merespon omongan nya,alex menghampiri alexa dan berdiri di samping ranjang ibunya

"mama selalu bilang kalau dia sebanarnya merindukan aunty tapi mama bilang aunty lebih baik tinggal jauh dari kami" ujar alex berbicara di samping alexa,alexa menoleh ke arah alex

"mama bicara begitu? Kenapa?"

"hmm dia sering bicara begitu ketika aku merindukan aunty,aku tidak tahu,mama hanya bilang itu demi keselamatan aunty" alexa mengernyitkan kening nya merasa heran dengan pernytaan alex,dia merasa jika kakaknya benar-benar menyembunyikan sesuatu

"alex,apa mama tidak pernah berbicara tentang orang lain"

"tidak"

"atau mungkin tentang kakek dan nenek?"

"jika nenek,mama selalu bilang nenek meninggal karena sakit tapi tentang kakek mama tidak pernah membicarakan nya hanya bilang jika aku tidak memiliki kakek" ujar alex ke arah alexa,alexa hanya menghela nafas nya pelan

"baiklah,apa kau sudah makan"

"belum,makanan di sini tidak enak,apa aunty akan memasak?"

"aunty sedang sakit bagaimana bisa memasak"

"benar juga"

"kau mau makan apa biar aunty telpon uncle kalvin"

"boleh juga aku ingin pizza"

"baiklah tunggu sebentar"

Alexa pun mengambil ponselnya dan menelpon kalvin,nada terhubung pun terdengar dari ponsel alexa

"hallo,alexa, apa terjadi sesuatu? Kau baik-baik saja?"

"iya aku baik-baik saja,apa kau sudah meminta orang membeli makanan?"

"aku sudah menyuruh pengawal ku membelinya, apa belum datang?"

"belum,bisakah kau meminta kepadanya untuk menambahkan fizza,alex ingin makan pizza"

"baiklah nanti aku suruh dia membelinya"

"terima kalvin,apa kau masih di proyek?"

"iya masih,aku kemungkinan malam baru akan ke rumah sakit lagi,kau tidak apa-apakan sendiri di sana"

"hmm ya,aku tidak apa-apa jangan khawatir kau kerja saja,aku akan menemani kakak disini"

"baiklah nanti barang-barang mu akan diantar ke rumah sakit,jangan lupa isritahat kau masih lemah"

"iya aku tahu,baiklah sampa jumpa"

Alexa mematikan ponselnya dan kemudian menatap alex dan tersenyum

"pizzamu sedang dalam perjalanan"

"okee"

"kau sedang apa?"

"main game"

"game? Kau sedang bermain game perang itu?"

"hmm"

"cih alex kau ini masih kecil tapi sudah bersikap dingin jika nanti besar bisa-bisa kau jadi seperti kalvin"

Alex Menoleh ke arah alexa dari sofa yang di tempati nya

"apa aunty yakin paman itu tidak menyukaimu?"

"apa maksudmu? Anak kecil kenapa bertanya begitu"

"aku bukan anak kecil,meski aku anak kecil tapi aku punya mata yang bisa melihat jelas-jelas paman itu menyukai mu" ujar alex malas ke arah alexa,alexa berjalan menghampiri alex Sembari membawa tiang infus dan duduk di sofa sebelah alex

"dari mana kau bisa menilai dia menyukai ku?" tanya alexa kepada alex dan berbaring di sofa sembari memperhatikan alex bermain game

"teman ku punya kakak laki-laki,dia selalu bercerita jika kakaknya itu sangat perhatian dengan kekasihnya,pernah suatu ketika kekasihnya dia belikan sebuah cincin dan dia selalu membantu kekasihnya jika kesusahan"

"hmm lalu"

"aku bertanya dengan kakak itu,bagaimana rasanya mencintai atau menyukai seseorang"

Ujar alex yang membuat alexa terkejut dan menatap nya tak percaya

"kenapa kau menanyakan hal itu? Apa kau menyukai seorang gadis"

"tentu saja tidak,aku hanya ingin tahu,aku selalu melihat mama dan papa bersama dan mereka tampak bahagia,jadi aku penasaran bagaimana rasanya ketika menyukai seseorang"

"cih kau ini,jadi apa jawaban kakak itu"

"dia bilang perasaan mencintai dan menyukai seseorang itu sulit di gambarkan,kau hanya bisa merasakan tanpa bisa melihat,yang kau tahu terkadang jantung mu bisa berdetak tidak karuan saat bersamanya atau merasa terpesona menatapnya dan menyukai ketika dia tersenyum, itu sulit di jelaskan dan kau akan melakukan apa saja untuk nya tanpa kau sadari,bahkan mungkin itu bisa diluar kebiasaanmu,aku tidak mengerti mengapa orang harus jadi seperti itu ketika menyukai seseorang itu terlihat bodoh dan aneh" ujar alex bingung sembari masih menegoceh dan bermain game

Sementara itu,alexa tertegun mendengar penuturan alex,dia mencerna setiap kata yang dia dengar,hanya bisa di rasakan tanpa bisa melihat dan terpesona padanya serta menyukai ketika dia tersenyum,jantung berdegup kencang dan juga melakukan banyak hal di luar kebiasaanya,alexa termanggu dan berpikir bukan kah kalvin hampir mendekati semuanya kecuali point dimana dia terpesona menatap alexa dan senang jika melihat dirinya tersenyum

Perkataan alex sukses membius alexa dan membuat alexa terdiam dan berpikir,seketika alexa merasa jantung nya menjadi tidak karuan dan merasa gugup

"tidak..!!! tidak mungkin" ujar alexa panik dan bangkit dari sofanya dengan reflex sontak hal itu membuat alex terkejut

"aunty kau kenapa? Kau baik-baik saja?" alex menatap heran ke arah alexa,alexa tersadar dan menatap alex dengan seksama

"hah..!! tidak,tidak ada apa-apa"

"kau yakin?"

"iya aku baik-baik saja,alex kau tidak boleh bertanya hal seperti itu lagi,itu urusan orang dewasa anak-anak tidak seharusnya bertanya masalah cinta seperti itu"

"cih memang kenapa? Aku juga akan tumbuh dewasa suatu hari nanti"

"kau ini,di beritahu malah membantah pokoknya anak kecil tidak boleh membahas soal cinta"

Ujar alexa berjalan mengambil minuman di teko dan segera meneguknya,alexa masih berpikir jika yang alex katakan tadi adalah kebenaran apakah kalvin memang menyukainya

Tapi itu mustahil,alexa sangat tahu jelas bagaimana kalvin terhadap amelia,tak lama pintu kamar di ketuk alexa berjalan ke arah pintu dan mendapati seorang pria membawa banyak kantong dan juga barang-barang

"nona,ini barang-barang anda dan juga pesanan anda" alexa menerima pesanan makanan nya dan mengambil dari tangan pria itu

"terima kasih,bisakah kau letak kan barang-barangku di kamar sebelah"

"baik nona,tuan berpesan nona harus segera makan dan minum obat"

"iya,aku tahu terima kasih"

"baik nona saya permisi"

Pengawal tersebut pun pergi dari hadapan alexa,alexa membawa bungkusan makanan itu dan meletak kan di meja di dekat alex

"ini pizzamu makan lah"

Alex beranjak dari sofa dan membuka kotak pizza,alexa membuka bungkus makanan yang kalvin beli untuk dirinya disana juga ada teh hangat yang kalvin berikan,teh mint yang sangat alexa sukai,alexa tersenyum melihat itu,ternyata kalvin tahu jika dirinya suka minum teh dan sebotol susu

"kenapa aunty tersenyum? Apa mendapatkan makanan sebahagia itu"

"diam lah,makan makananmu anak kecil kenapa suka urusi urusan orang dewasa"

"aku sudah bilang aku bukan anak kecil" ujar alex ketus menatap ke arah alexa dan membawa pergi pizzanya,alexa hanya tertawa melihat kelakuan alex

"baiklah boy,kau adalah anak dewasa"

"cih..aunty,apa kau masih ingat dengan aunty popi???"

"popi?? Wanita yang rambut di kuncir dan berkacamata teman sekolah aunty dulu?"

"iya dia sering menanyai mu dan bertemu mama,dia ingin menghubungi aunty tapi mama tidak memberi nomormu"

"benarkah? Apa mama punya nomornya?"

"pasti ada di ponselnya bukan kah dia sahabat aunty saat sekolah?"

"kau benar kami berteman baik saat sekolah,dia satu-satunya murid yang mau berteman denganku dulu tapi karena aunty pindah ke new york jadi tidak pernah bertemu dengan nya lagi,bagaimana dia sekarang? Apa dia cantik?"

"dia masih sama culunnya tapi dia gadis yang baik,setiap bertemu mama dia selalu mengobrol"

"benarkah? Aunty akan lihat ponsel mamamu untuk mencari nomornya"

"ponsel mama ada di laci dekat ranjang,papa menyimpan nya disana"

Alexa mengambil ponsel kakaknya dan menghidup kan nya namun ponsel kakaknya terkunci dan memerlukan kata sandi

"alex,apa kata sandinya"

"namaku"

"nama mu?" tanya alexa bingung menatap alex

"iya mama bilang sandi ponselnya itu nama singkat ku,aunty ketik saja" ujar alex Masih asyik bermain game dan memakan pizza nya

Alexa pun mengetik kan nama alex dan benar saja kunci ponselnya terbuka,alexa mencoba mencari tahu dari ponsel kakaknya apa bisa menemukan sesuatu disana tapi dia tidak menemukan apa-apa selain dari foto-fotonya bersama alex dan suaminya dan pesan-pesan yang kosong,alexa mencari nama popi dan mendapatkan nya

Alexa pun mengirim nomor popi keponsel miliknya dan menyimpan nomor sahabat lamanya itu,dia pun menyimpan kembali ponsel kakaknya ke dalam laci,alexa duduk di sofa sembari melanjutkan makan nya dan mengetik pesan ke nomor popi,alexa tersenyum dia senang kembali ke swiss dia bisa bertemu orang-orang yang pernah ada dalam hidupnya salah satunya popi yang merupakan satu-satunya teman akrab alexa semasa di bangku sekolah

Selama ini,Tidak ada yang benar-benar ingin berteman dengan alexa dengan tulus kecuali mereka memanfaatkan kepintaran nya setelahnya mereka hanya mengejeknya dari belakang karena penampilan nya itu kenapa alexa lebih memilih tidak memiliki teman dari pada dia harus memiliki teman-teman munafik,tapi popi adalah pengeculian baginya,alexa akhirnya menghabiskan waktunya hari itu menjaga kakaknya di temani keponakan nya mereka bermain game hingga malam menjelang,ketika gio datang baru lah alexa kembali ke kamarnya

****

Kalvin baru saja selesai kembali dari proyek dan kembali ke hotel untuk mandi dan berganti pakaian,dia juga menyempatkan dirinya untuk makan malam sejenak,jam sudah menujuk kan pukul delapan malam ketika dia baru kembali ke hotel,kalvin menyambar laptopnya dan meninggalkan makan malam nya bergegas turun ke loby

Mobil miliknya telah terparkir di depan hotel,kalvin berjalan ke arah mobil nya dan masuk ke mobil ketika pengawalnya membuka pintu untuk nya

"kita ke rumah sakit sekarang"

"baik tuan"

"apa alexa sudah menerima makanan tadi sore"

"sudah tuan"

"bagus lah"

Mobil kalvin pun meluncur meninggalkan hotel,kalvin sudah memutuskan malam ini dia akan menginap di rumah sakit dan menjaga alexa,proyek mall yang di tangani akan rampung besok setelahnya dia akan mengurusi alexa dan berharap sekretarisnya bisa segera pulih

Selang beberapa jam mobil kalvin sampai di rumah sakit dimana alexa menginap,kalvin keluar dari rumah sakit dan ponselnya berdering,nama lion tertera di ponselnya

"aku akan menginap disini malam ini" ujar kalvin kepada anak buahnya

"baik tuan"

Kalvin berjalan memasuki loby rumah sakit dan berjalan menyusuri lorong menuju ruang rawat inap alexa yang menggunakan lift,kalvin pun menerima pangilan telpon dari lion tersebut

"hallo"

"kalvin..kapan kau kembali? Apa semua disana lancar?"

"iya semua lancar besok akan di putuskan tentang penanganan proyek,ada apa? Apa ada masalah?"

"tidak ada,hanya saja sepertinya kau sibuk sekali dari kemarin,kau bahkan menggunakan pesawat pribadi ke swiss,apa terjadi sesuatu?"

"tak ada masalah,aku hanya ingin menghindari resiko badai salju di swiss"

"hmm begitu,apa alexa pergi denganmu?"

"iya,ada apa?"

"tidak ada apa-apa,alvedro dan amelia mencarimu tapi aku sudah memberitahu kau ke swiss"

"hmm tangani dulu masalah disana jika ada hal kau bisa berkeordinasi dengan tuan coi wakil disana"

"aku mengerti,kemarin aku menerima laporan pengawal yang kau minta dari inggris sudah sampai di new york,kau memperkerjakan pengawal lagi?"

"iya,itu untuk keamanan di apartemen ku,ketika aku kembali aku akan mengurusinya" lift terbuka dan kalvin keluar melangkah ke lorong yang mengarah ke kamar alexa

"baiklah jika begitu aku tutup dulu,kabari jika kau sudah kembali"

"hmm oke"

Kalvin mematikan ponselnya dan sampai di depan pintu kamar alexa,kalvin membuka pintu kamar dan melihat kesekeliling tampak alexa yang sedang bersandar di tempat tidurnya dan menatap ke arah laptop di depan nya

"kau belum istirahat?" tanya kalvin yang berjalan ke arah alexa dan duduk di sofa dan meletak kan laptopnya,kalvin mengambil air putih dan melihat obat yang belum alexa minum tergelatak di meja
Di dekat ranjang

"kalvin kau sudah datang?" alexa menoleh ke arah kalvin yang berjalan membawa air putih di tangan nya dan menghampirinya

"bukan kah aku menyuruh minum obat dan istirahat,apa yang kau lakukan sekarang?" tanya kalvin menatap datar ke arah alexa

"aku tidak bisa tidur jadi aku merekap laporan proyek di mahattan,kau sudah makan?"

"sudah,minum obat mu dan tidur" ujar kalvin menutup latop alexa dan mengambil obat yang berada di dekat ranjang

"tapi..aku juga harus bekerja membantumu bagaimana hasil proyek hari ini?"

"alexa..!!! Kau berjanji tidak membatahku tadi kan?" ujar kalvin merengut masam ke arah alexa,alexa tertawa melihat ekpresi wajah kalvin yang tak pernah dilihat nya itu

"kau sungguh cerewet hari ini boleh kah aku mengabadikan moment dimana boss kita yang super galak dan dingin menjadi begitu cerewet hari ini" ujar alexa tertawa geli

"terus lah ejek aku jika itu membuat kau lebih baik,ayo minum obatnya" kalvin memberikan  obat kepada alexa dan menunggu alexa meminumnya

"baiklah boss" alexa menelan pil pahit tersebut dan menguk air di gelas yang kalvin berikan,kalvin menatapnya dan menyimpan gelas ke nangkas di dekat ranjang alexa

"aku hanya ingin kau cepat sembuh,jika kau sungguh ingin membantu bossmu ini segera lah sembuh dan jangan tidak minum obat"

"iya maaf,aku akan istirahat sekarang"

"itu baru sekretaris pintar,tidurlah aku akan menginap disini malam ini"

"hah..!! Menginap?? Kau serius??" alexa melihat tidak percaya ke arah kalvin

"iya,kenapa? Ruangan disini luas aku akan menjaga mu malam ini dan mengerjakan beberapa laporan"

"kenapa tidak di hotel? Kau tidak istirahat"

"aku tidur disini,kau tidak ada yang menjaga jika terjadi sesuatu aku juga yang repot nantinya"

"tapi di sebelah ada kak gio"

"apa dia bisa menjagamu dan kakak mu bersamaan? Sudah lah,kau istirahat jangan berdebat lagi"

"hmm baiklah"

Kalvin merapikan selimut dan juga bantal alexa dan mematikan lampu yang berada di samping tempat tidur,alexa tersenyum dan mencoba memejamkan matanya

Kalvin berjalan ke arah sofa dan mengambil laptop miliknya dan mulai mengerjakan pekerjaan nya malam itu

"kalvin" panggil alexa dari ranjang tidurnya, matanya tidak bisa tidur,karena memikirkan kalvin bersama nya malam itu

"hmm ada apa"

"kau juga harus istirahat,jangan sampai sakit"

"aku tahu,tidurlah"

"hmm"

Alexa mencoba memejamkan matanya,dia masih memikirkan perkataan alex tadi meski terdengar konyol tapi alexa masih tidak tenang,namun dia mencoba menenangkan dirinya dan meyakin dirinya bahwa kalvin tidak menyukainya,perlahan mata alexa terasa berat,efek dari obat yang dia minum mulai terasa matanya pun menutup perlahan dan tertidur

Kalvin tak lagi mendengar suara alexa dan milirik sekilas,melihat alexa sudah tertidur pulas,seulas senyuman muncul di bibir indah kalvin dia pun fokus dengan laptopnya dan mulai mengerjakan pekerjaan nya

Hampir pukul dua belas malam kalvin baru selesai menyelesaikan pekerjaan nya,dia merengangkan tubuhnya dan berjalan ke arah alexa,melihat alexa sedikit gelisah di tempat tidurnya kalvin meletakan tangan nya di kening alexa dan merasakan suhu tubuh alexa yang sedikit hangat,kalvin mencari mangkuk kecil dan melihat sebuah mangkuk kaca di atas meja,dia pun mengambilnya dan mengisi air dingin ke dalam mangkuk

Kalvin mengambil handuk kecil yang ada di toilet,dia mulai memeras handuk tersebut,membuka jaketnya kalvin mulai mengompres badan alexa,dilihatnya dari jendela kaca salju turun makin deras diluar,kalvin menutup tirai yang terbuka sedikit dan menghidupkan penghangat ruangan

Kalvin duduk di samping ranjang alexa,melihat dengan seksama keadaan alexa yang tidur,gelisah nya sudah mulai hilang saat dia melihat alexa mulai tidur kembali dengan tenang,kalvin membenarkan selimut alexa dan masih terus mengompresnya malam itu hingga demam alexa mereda,kalvin mengukur kembali suhu tubuh alexa yang sudah mulai turun,tapi kalvin masih belum tenang dan memutuskan membiarkan kompres di keningnya tetap berada disana,kalvin pun menatap aledxa di samping ranjang alexa,tertidur di sebelah alexa sembari menungguinya,sembari mengengam tangan alexa
Kalvin bergumam  dengan sendirinya

"cepat sembuh,jangan membuat ku khawatir aku selalu tidak bisa menahan diri setiap kali kau membuat ku khawatir" ujar kalvin lembut menatap alexa dan menghela nafasnya,kalvin pun merebahkan kepalanya di sisi ranjang alexa sembari mengengam tangan alexa dan tertidur disana malam itu

To be continue..yuhu upadate lagi ya auhtor lagi suka sama mereka dua jadi rajin😅,dont forget to vote thank you😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top