36.

ordinary chapter

" ambil air awak lah "kataku, menyorokkan senyuman lalu berlalu pergi..
.

" Jungkook? " aku memanggilnya, kelihatan seperti dia sudah tertidur.

Air teh yang baru dibuat aku bawa bersama ke ruang tamu kemudian meletakkannya di atas meja.

" jungkook ah.. "Aku menggoyangkan lengannya perlahan.

Kelihatan seperti dia sudah lena tidur.
Aku merenung wajah tampannya.

Dengan tidak sedar, tanganku mengusap pipi dan rambutnya.

" You have no idea on how i love you " kataku perlahan.

Aku terkejut.

Kerana tanganku yang berada di pipinya dipegang semula.

Matanya dibuka perlahan, senyuman mula melekat dipipi.

Dia duduk bersama dengan tanganku yang masih dipegang.

Tanganku dicium lembut.
" I love you too " katanya.

Aku tunduk, menahan malu dengan senyuman yang lebar.

" Yah, jungkook is here. Bukan kat bawah tu " katanya, aku tertawa kecil.

"Oop-"tanganku ditarik sehingga aku terduduk di atas badannya .

" y-yah " aku cuba untuk membiasakan diri dengan situasi yang kekok di situ.

" Kenapa? " soalnya.

Seperti biasa, jeon jungkook seperti sangat ketagih dengan pinggang ku. Tangannya pasti meliar di situ.

" Yah " aku cuba untuk melepaskan diri.

" Aduh! " dia memeluk dengan lebih erat dan membuatkn aku sukar untuk bernafas.

" Jungkook Ah! " aku menjerit perlahan.

Sekeliling kami tiba-tiba menjadi terang benderang.

Kedengaran suara seseorang menjerit kecil.

" Kang su ji! " .

Aku segera memusingkan kepala ke arah suara tersebut.

Alamak..

" Yah! A-aku dengar apa tadi?!" soalnya.

" No no! Bukan macam tu lah! Astaghfirullah jangan fikir bukan-bukan! "Kataku , cuba untuk memberi penjelasan supaya dia tidak salah anggap.

" Aku dengar kau m-moan tadi watafak?! " jeritnya.

" Yah! Aku tak moan lah setan! " aku memarahinya.

" Jungkook, cepatlah lepaskan saya " aku berbisik dengan nada yang tegas.

Dia melepaskan tubuhku kemudian kami terus berdiri.

Aku membetulkan bajuku yang sedikit terselak begitu juga jungkook yang menggosok tengkuknya.

" Jeon Jungkook?! " teriaknya lagi.

Satu lagi suara muncul dari arah yang sama dibelakang sa ra.
" Apa bising-bising ni "

Jimin menghampiri kawasan yang sedang penuh dengan kekeliruan dan huru-hara itu .

" Jeon jungkook? " reaksinya hanya lebih kurang sara, terkejut dengan kehadiran jungkook di situ.

" Su ji kau buat apa dengan dia ? " soal sa ra lagi, menunding jrinya ke arah jungkook.

" Aku boleh explain " aku memegang sedikit lengan jungkook .

" Takde pape pun yang jadi.. Aku cium dia je- Auch! " satu pukulan yang kuat aku beri di bahunya .

" Yah! M-mana ada " aku cuba untuk tidak mendedahkan tentang hal itu.

Sa ra dan jimin memandang antara satu sama lain.

Kemudian bersorak dan menepuk tangan, memang semestinya sesuatu yang langsung tidak aku jangkakan.

" Yeay! I'm happy for you guys! "Kata sa ra.

Aku dan jungkook memandang satu sama lain dan mengerutkan kening.

" Asal korang suka sangat,? " soal jungkook.

" Alhamdulillah, doa aku makbul , Aku tau jungkook memang untuk kau " kata sa ra ,tersenyum riang.

" Doa jimin lah " jimin mencelah.

Sa ra menjeling. Kemudian dipecahkan dengan gelak tawa riuhnya semula.

" Jom tidur, biar diorang sambung " kata sa ra kemudian menarik jimin ke tingkat atas.

Aku melihat mereka berlalu pergi sambil tersenyum.


Badanku ditarik semula, begitu dekat dengan jungkook, seakan kami sedang berpeluk.

" Jom, sambung " katanya tersenyum nakal.

" ishhhhh " aku menolaknya ke pintu rumah kemudian membukanya.

" Awak baliklah dulu, esok ada cardio workout pagi-pagi, nanti awak penat "

Dia sekarang sudah berada betul-betul di hadapan pintu.

Bibirnya dimuncungkan, tanda tidak puas hati.

" baliklah sayang " kataku, cuba untuk memujuknya.

Dia membulatkan matanya, kelihatan pipinya semakin kemerahan.

Aku tertawa melihat nya.
" first time saya nampak awak malu sebab saya " .

Dia menggosok lehernya dan ikut tertawa.

" I wuv you " dia tunduk untuk berdiri pada ketinggian ku.

Kemudian mencium bibirku dengan cepat. Aku terkaku sebentar sebelum kembali pada realiti .

" Bye, sa-yang " dia mengenyitkan mata kemudian berlalu pergi perlahan-lahan.

Beberapa kali dia menoleh ke arahku. Aku hanya tertawa dengan gelagat jejaka itu.

Aku melambai tangan untuk kali terakhir sebelum menutup semula pintu rumah tersebut dan menuju ke bilik ku..

Piung piung author tak pandai sangat buat scene bergula ni hihihihi, thank youuuuuu sudi baca ! I hope you enjoy ﹋o﹋

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top