Part VI

[Edited]

HOPE YOU ENJOY THIS PART.

--------------------------------

Sudah tiga hari sejak makan malam itu dan sudah tiga hari pula gadis itu bertemu dengan Trevor. Tetapi dia sama sekali belum menghubungi Floretta, ingin sekali Floretta bertanya tentang arti ciuman itu, tetapi ia mengurungkan niat untuk menghubungi Trevor duluan. Apakah lelaki itu hanya ingin mempermainkannya? Gosh, Floretta merasa jika ia merindukan Trevor. Tapi harga dirinya lebih besar dibanding rasa rindunya pada lelaki yang akhir-akhir ini mengisi kehidupannya. Saat ini dia berada dalam perjalanan kembali ke Jakarta karena teman-temannya sudah ada disana sejak dua hari yang lalu. Dan karena lelah di teror oleh mereka, akhirnya gadis itu kembali ke Jakarta.

Perjalanannya hanya sekitar 2-3 jam karena situasi lalu lintas yang tidak terlalu ramai. Tetapi terasa amat lama karena ia merasa bosan, ditambah lagi Bunyi notifikasi di Iphonenya pun tidak berhenti berbunyi karena Victoria terus menelponnya tanpa henti serta Tiffany yang menghilang (lagi) tanpa kabar seperti yang sering ia lakukan sebelumnya. Tak lama setelah bunyi telepon dari Victoria berhenti, sebuah pesan masuk kedalam Iphonenya.

From: My VicMad
Don't tell me that you're going to runaway (again), Bitch.

Floretta hanya tertawa kecil sambil memutar matanya. Kemudian masuk lagi pesan dari Victoria

From: My VicMad
I KNOW YOU'RE LAUGHING RIGHT NOW. Meet us right after you're arriving in Jakarta. Aku tahu kau dalam perjalanan, babe.

Floretta hanya tertawa dan membalas pesannya.

To: My VicMad
Creepy! Bagaimana kau tahu aku tertawa dan sedang berada dalam perjalanan? Ay ay captain, just exit the highway.

Floretta hanya tersenyum mengetahui bahwa ia memiliki sahabat yang sangat perduli dengan hidupnya.

°°°

"Apa kau pikir ini akan baik-baik saja?" Tanya Trevor ragu. Mengingat sudah hampir 4 hari sejak dinnernya dan ia sama sekali belum menghubungi gadis itu karena tepat 9 jam setelah ia melakukan FaceTime dengan sahabat-sahabatnya, mereka menepati janjinya untuk segera datang ke Jakarta. dan benar saja, selain untuk kunjungan kenegaraannya, para lelaki itu sama sekali tak membiarkan Trevor untuk bersantai bahkan untuk sekedar menghubungi Floretta. Ia bertanya-tanya apakah Floretta akan mencarinya setelah hampir 4 hari menghilang?

"Tentu saja. Kau hanya tidak bertemu dengannya 4 hari." Ujar Kevin santai.

"Dan kami hanya memberimu sedikit hukuman karena kau bisa menemukan persembunyian adik kecil kami tanpa memberitahu kita bahkan kau mengajaknya berkencan" ujar Bradden sambil tertawa. Trevor hanya memutar bola matanya malas dan mencoba untuk menghubungi Floretta.

"Kau tahu, kau adalah lelaki pertama yang bisa mengajak Floretta kencan sejak.... oh lupakan" ucap Victoria sambil menutup mulutnya dilanjutkan dengan pukulan kecil di kepalanya yang didapat dari Gabriella. Trevor mengernyitkan dahinya karena penasaran dengan apa yang dikatakan Victoria.

"Jangan dengarkan, ia hanya kesal dengan Flo yang sejak tadi tidak mau mengangkat teleponnya." Ujar Gabriella sambil tersenyum dan berjalan lagi menuju sofa yang ia duduki tadi. "Tetapi memang benar, kau lelaki pertama yang di respon Flo" lanjutnya. Trevor sedikit tersenyum karena merasa tidak sia-sia selama sebulan ini ia mendekati gadis itu. Entahlah, hanya karena nafsu ingin meniduri gadis itu atau memang ia ingin memilikinya. Tetapi saat ini Trevor sangat menginginkan Floretta.

"Gosh, bahkan saat ini aku tak bisa menghubungi Tiff" gerutu Victoria sambil menggoyangkan Iphonenya.

"Dan hey, Flo sudah membalas pesanku, 20 menit lagi dia akan sampai. Haha" lanjut Victoria diikuti dengan tawa kecil.

"Kupikir dia akan menghilang lagi" ujar Dean yang sejak tadi hanya melihat laptopnya untuk menyelesaikan urusan kantornya. Trevor makin penasaran dengan ucapan-ucapan teman-temannya.

"lagi?" Tanya Trevor.

"Yea.. Bukan hanya sekali dia menghilang tanpa kabar. Sebelum ini ia sudah berkali-kali menghilang, dan kami lelah mencarinya. Bahkan uncle Tom selalu menghubungi kami saat itu" jelas Victoria yang malas mengingat kelakuan sahabatnya dan Trevor semakin tak mengerti.

"Geez, aku yakin kau tak mengerti. Waktu sekolah menengah ia pernah menghilang dua minggu dan kembali tanpa rasa bersalah. Lalu waktu SMA, dia pernah beberapa kali menghilang hingga berbulan-bulan dan saat kembali dengan penampilan yang sangat berbeda lalu dengan santainya ia berkata bahwa ia melakukan petualangan di kota ini. Dan sejak itulah aku tahu bahwa Jakarta adalah kota Favoritnya. Urgh, apa kau tahu Floretta amatlah menyebalkan? Bahkan saat itu ia tak membawa satupun alat komunikasi dan tak menggunakan kartu kreditnya." Jelas Victoria yang sedikit geram mengingat kelakuan Floretta. Gabriella dan yang lainnya hanya tertawa melihat tingkah laku Victoria saat menceritakan Floretta.

"lebih baik Flo daripada Tiff, babe. Tiff bahkan tak pernah memberi kita kabar. Hahaha" ujar Gabriella.

"Siapa Tiff? Aku sudah berkali-kali bertanya pada kalian" ucap Bradden emosi karena sejak pertama kali ia bertanya tak ada yang menggubrisnya.

"Salah satu dari mereka. Dan berhenti berbicara. Kalian menggangguku" ucap Dean yang menunjuk kearah Gabriella dan Victoria tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Kau menyebalkan!" ucap Victoria yang mengerucutkan bibirnya karena kesal. Dean hanya menatapnya tajam dan kembali memfokuskan diri dengan Laptopnya.

Trevor yang sedari tadi hanya terdiam hanya bisa tertawa melihat Victoria. Berharap ia bisa segera bertemu dengan gadis yang sangat ingin ia miliki. Sesekali melihat Hpnya berharap gadis itu akan menghubunginya. Trevor terlalu pengecut untuk menghubungi gadis itu lebih dulu. Untuk pertama kalinya ia merasakan kegugupan apalagi kegugupan itu datang karena seorang gadis.

"Anyway, kau belum menceritakan tentang Flo pada kita, Trev" ujar Gabriella yang saat ini sudah duduk di double sofa depannya bersama Victoria. Trevor hanya tersenyum tipis.

"So, do you love her?" Ucap Victoria to-the-point yang sontak membuatnya dan Gabriella terkejut. Trevor terdiam sejenak dan menundukan kepalanya.

"I don't know. Maksudku, aku baru bertemu dengannya dua bulan lalu walaupun rasanya sudah lama sekali aku melihatnya" jelas Trevor. Victoria hanya memutar kedua matanya.

"Then?" Tanya Victoria.

"Aku hanya tertarik dengannya. Dia baik, dia ramah dan aku menyukai ekspresinya yang dapat berubah-ubah dalam satu kalimat. Dan entah mengapa, dibalik senyumannya seperti tersimpan sesuatu yang tak bisa ia ungkapkan. Aku hanya merasa... aku ingin melindunginya" ungkap Trevor lirih.

"I think he's in love, girls." ungkap Dean yang ternyata sejak tadi ada di belakangnya bersama Kevin yang hanya tertawa menyeringai di sampingnya. Lalu kedua orang itu duduk di antara Trevor.

"Love?" Tanya Trevor ragu dan dengan cepat teman-temannya mengangguk penuh keyakinan. "But, I---"

BRAAKKKK!!!

"Hey, Guys! I'm back!!!!" Teriak Floretta memotong pembicaraan Trevor. Sontak semua yang sedang berkumpul diantara Trevor melihat ke asal suara, lalu Floretta menegang ketika melihat Trevor disana.

"Akhirnya kami dapat menemukanmu! Mengapa kau sulit sekali dicari saat menghilang, Flo?" Ucap Gabriella yang saat ini sudah memeluknya. Floretta pun langsung membalas memeluknya.

"Hahaha, Bianhae. Yang terpenting saat ini aku masih hidup, kan? And I bought you guys some gift from Bandung" ucap Floretta riang dan menatap Victoria yang masih ada ditempatnya meliriknya tajam.

"Dan aku membutuhkan penjelasan tentang kau dan Trevor, princess." ucap Bradden dengan nada mengejek, membuat Floretta dan Trevor langsung merona dan salah tingkah. Mereka yang melihat Floretta memerah pun langsung tertawa.

"Ha ha ha, silahkan tertawa sepuasnya. Kami hanya makan malam, guys. Dan bahkan.... bahkan dia terlalu sibuk hingga dia tak menghubungi ku" jawab Floretta yang berusaha menutupi kegugupan dan sedikit rasa kecewanya. Keempat lelaki disana hanya melirik Trevor dan Floretta bergantian sambil menahan tawa, Trevor ingin segera menghampirinya untuk menjelaskan namun ia tetap disana karena Kevin menahannya.

"Oh, tentu saja dia sangat sibuk, Flo. Bahkan aku sulit menghubunginya" ujar Bradden tertawa kecil. Floretta menatap Trevor yang terkejut dengan jawaban Bradden.

"HEY! KAU BAH--" ucapan Trevor tertahan karena sekarang mulutnya dibungkam oleh tangan Kevin.

"Sebenarnya ada apa ini? Kalian bahkan terlihat sedang mempermainkanku!" Ujar Floretta emosi dengan bahasa Indonesia, semua orang melihat kearahnya dan hanya Trevor yang tak mengerti ucapannya. Dan Saat ini Floretta terlihat menahan airmata. Dan sebelum ia menangis, Floretta berlari keluar dari tempat itu dan dengan segera Trevor mengejarnya tanpa memperdulikan teman-temannya yang hanya membeku melihat Floretta.

"Apa kali ini kita keterlaluan?" Tanya Gabriella pelan.

"Bahkan ia hampir menangis" lanjut Dean

"Dan memaki kita menggunakan Bahasa asing" lanjut Harry. Victoria akhirnya geram dan berdiri dari sofa nya.

"TENTU SAJA BODOH! KALIAN SEPERTI SEDANG BERMAIN MERANGKAI KATA. BAHKAN AKU SUDAH LUPA KAPAN TERAKHIR KALI AKU MELIHATNYA MEMAKI LALU MENANGIS! DAN HARUSNYA KALIAN SADAR KALIAN KETERLALUAN" bentak Victoria lalu mengambil tas dan IPhonenya. "Aku akan mengejarnya. Harusnya tadi aku tak merajuk padanya dan membiarkan kalian mengerjai Flo seperti ini" lanjutnya lalu meninggalkan ruangan itu diikuti oleh Gabriella setelahnya.

°°°

"Floretta, tunggu!" Ucap Trevor yang masih berlari mengejar gadis yang tadi hampir menangis menuju lift. Gadis itu tak memperdulikannya dan tetap berlari walaupun ia sedang menggunakan Heels 10cm. Akhirnya Trevor dapat menahan tangan Floretta. Namun gadis itu masih enggan menatapnya.

"Hey, Flo... Babygirl... please look at me." ungkap Trevor yang berusaha mengalihkan pandangan Floretta kepadanya. Floretta masih berusaha mengelak namun gagal. Akhirnya Trevor menatapnya yang menangis dan menggigiti bibirnya untuk menahan isakannya.

"Why are you crying, babygirl? Did I hurt you? Did I do something wrong?" tanya Trevor dengan nada yang penuh kekhawatiran. Floretta hanya menggeleng pelan dan berusaha melepaskan tangannya dari genggamannya.

"Aku baik-baik saja. Lepaskan tanganku" jawab Floretta yang masih berusaha melepaskan tangannya, namun Trevor malah makin mempererat genggamannya dan menarik gadis itu kedalam pelukannya. Floretta yang terkejut hanya diam untuk beberapa saat.

"Biar aku menjelaskan sedikit kesalahpahaman ini. Aku bukan ingin mendiamkanmu sejak malam itu. Itu karena keempat bajingan itu tak membiarkanku memegang Iphone ku bahkan untuk sekedar menghubungimu sejak mereka datang kesini. Aku merindukanmu Floretta Smith" jelas Trevor yang kali ini membuat Floretta menangis terisak.

"It's okay Babygirl... I'm sorry if I hurt you. Please don't cry Babygirl. Aku benci melihatmu menangis" lanjut Trevor berusaha menenangkan Floretta. Mereka tak menyadari jika Victoria dan Gabriella memperhatikan bahkan mendengar pembicaraan mereka, alih-alih tak ingin mengganggu, Gabriella menarik sahabatnya kembali ke tempat mereka berkumpul. Victoria hanya terdiam mendapati sahabatnya yang menangis seperti itu.

"Bahkan dia tak pernah menangis di depanku, dia tak pernah membiarkanku tahu segala keluh kesahnya" gumam Victoria lemah, yang saat ini terduduk lemas di lantai. Mungkin jika Gabriella tak menggenggam tangannya ia tak akan tahu jika Victoria sudah terkulai dan menggumamkan sesuatu.

"Bahkan aku ingin sekali dia membagi sebagian bebannya padaku, Gab! Aku menyayanginya tak peduli jika ia menutup diri dari ku. Dia sahabatku, Gab. Seperti dirimu dan Tiffany" Ungkapnya setelah mulai terisak. Gabriella hanya terdiam dan memeluk Victoria.

"So do I, Tor" bisik Gabriella yang terlihat seperti menahan tangis.

----------------------------------

BTW, makasih banget buat yang Vomment cerita bodoh ini, gue pengen tau tanggapan kalian tentang cerita gue but gue tau kalo ini cerita bloon hahhahahaha

Xoxo,

20th of November 2015

HAPPY BIRTHDAY MICHAEL GORDON CLIFFORD !

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top