[SP] - First Meeting
[Kingdom!AU]
[Duke!Samatoki x Princess!Rain]
[Samatoki: 19 y.o – Rain: 18 y.o]
Pertemuan itu, selalu punya kesan penting ...
"Ah, kerajaan sepertinya sangat sibuk."
"Ya, mereka sedang mempersiapkan pesta meriah, kan?"
"Apa kalian diundang? Kudengar hanya beberapa yang diundang Baginda Raja."
"Sayangnya tidak, yang mendapat undangannya hanyalah para aristokrat kelas atas, seperti Marquess dan Duke."
"Benar ...."
"Pesta hari kedewasaan Tuan Putri Pertama, kan?"
"Kita tidak pernah tahu rupanya seperti apa."
"Tapi melihat penampilan Pangeran Pertama dan Kedua, pasti beliau punya penampilan yang sama seperti saudaranya. Rambut pirang seperti emas, dan mata seperti madu."
"Tuan Putri sangat dijaga ketat oleh kerajaan."
"Apa kau tidak tahu? Tuan Putri Pertama hampir celaka saat berumur 7 tahun. Sejak saat itu kerajaan memberikan perlindungan penuh pada Tuan Putri Pertama."
Pembicaraan para perempuan yang berada di salah satu restoran itu tidak keras, namun cukup terdengar ke meja sebelah.
"Apa-apaan ini, seharian ini pembicaraan orang-orang di kota hanya tentang Tuan Putri tidak jelas itu!"
"Samatoki, kau bisa dihukum kerajaan jika memanggil keluarga kerajaan dengan nada yang tidak sopan."
Samatoki yang sedang melihat ke sekitarnya kemudian menoleh ke arah si pemilik suara, Jyuto, kemudian mendengus geli.
"Dihukum? Pft, lakukan jika mereka berani."
Jyuto menghela napas panjang, sementara Riou yang duduk bersama mereka tidak mengatakan apa-apa, hanya menikmati hidangan yang ada.
"Hanya karena kau wakil pemimpin dari unit ksatria yang Pangeran Pertama pimpin dan guru pedang bagi Pangeran Kedua bukan berarti kau bisa bebas berkata."
"Hei, aku ini Duke Aohitsugi Samatoki."
"Dan yang kau lawan itu kerajaan, bodoh," sahut Jyuto, "mereka bisa dengan mudah mencopot statusmu itu."
Samatoki menggerutu, sebelum akhirnya mengacak rambutnya malas.
"Baik-baik, aku akan hati-hati."
"Kau seorang Duke, tapi kelakuanmu tidak seperti Duke."
"Apa katamu!?"
"Apa kalian bertengkar?" tanya Riou menyela.
"Tidak!" jawab Samatoki dan Jyuto langsung.
"Baguslah," sahut Riou kemudian kembali fokus pada makanannya.
Samatoki dan Jyuto diam-diam menghela napas lega, mereka tahu betul alur yang akan terjadi jika mereka menjawab dengan jawaban yang sebaliknya.
"Apa kalian bertengkar?" → "Ya!" → "Kita tidak boleh bertengkar, ayo ke mansion-ku, kubuatkan makanan berbaikan untuk kalian."
Makanan berbaikan = Makanan yang disensor.
"Jadi," ucap Jyuto memperbaiki kacamatanya, "kalian diundang ke acara hari kedewasaan Tuan Putri Pertama, kan?"
Riou mengangguk, sementara Samatoki hanya menutup matanya.
"Ya, tapi aku tidak akan datang."
"Hah?"
Jyuto berkedip tak percaya.
"Samatoki, yang benar saja, kau itu pemimpin fraksi aristokrat bagian militer, kau tahu jika kau tidak hadir ke acara yang diadakan oleh kerajaan, kan?"
Samatoki kembali menggerutu.
"Argh."
"Kau boleh tidak datang."
Ketiga laki-laki itu spontan menoleh ke sumber suara, melihat laki-laki berambut pirang sedang tersenyum pada mereka.
"Baginda Pangeran Pertama," sapa Jyuto dan Riou langsung berdiri.
"Yo, Kapten," sapa Samatoki mengangkat sebelah tangannya, tidak beranjak dari kursi.
Sementara Sang Pangeran, Stafez William Eastaugffe, hanya mengangguk kecil.
"Ada keperluan apa Baginda di sini?" tanya Jyuto menyadari sang pangeran hanya datang sendiri, tanpa dikawal oleh ksatria.
"Ah, aku hanya patroli sejenak, lalu melihat kalian sedang makan di restoran ini jadi aku berkunjung sejenak," jelas Stafez, "tidak perlu terlalu sopan, aku berkunjung sebagai Kapten Unit Ksatria Pertama."
"Namun status Anda sebagai kapten tetap penting," sahut Riou.
Stafez hanya tersenyum, sebelum akhirnya duduk di kursi yang ada di sebelah Samatoki, dengan Jyuto dan Riou menyusul tak lama kemudian.
"Kapten, apa kau serius tentang ucapanmu sebelumnya?" tanya Samatoki.
"Sikapmu terkadang membuatku mempertanyakan apakah kau memang seorang Duke atau bukan, Samatoki," komentar Stafez mendengus geli.
"Hah!?"
"Ya, aku serius kok, kau boleh tidak datang ke pesta hari kedewasaan adikku," potong Stafez, "tapi dengan syarat."
"Heh, apa syaratnya?"
Stafez tersenyum kecil.
"Kau pemimpin fraksi aristokrat bagian militer, benar? Kau boleh tidak datang jika kau mempunyai istri, Duke."
Sunyi, tapi itu tak menghentikan Stafez untuk melebarkan senyumnya.
"Kau itu salah satu Duke dari enam Duke kerajaan, tentu mencari istri dalam waktu dua minggu itu tidak sulit, kan?"
[][][]
"Apa-apaan syaratnya itu," gerutu Samatoki, "lebih baik aku menghadiri pesta membosankan ini ketimbang memenuhi syarat itu."
Dua minggu sudah berlalu, pada akhirnya Samatoki datang ke pesta kerajaan.
"Tapi Baginda Pangeran Pertama tidak salah," sahut Jyuto, "kau itu pemimpin fraksi aristokrat, kau harus segera menikah jika tidak ingin posisimu direbut aristokrat lain."
"Tentu saja lebih baik jika kau menikah dengan bangsawan yang cukup berpengaruh," sahut Riou, "tapi siapa yang berani menentang Duke kerajaan ini menikahi perempuan biasa? Enam Duke di kerajaan ini mempunyai posisi tepat di bawah kerajaan."
"Aku ini baru 19 tahun!"
"Sudah 19 tahun," ralat Jyuto.
"Apa kau lupa usia normal bagi bangsawan untuk menikah adalah saat hari kedewasaan?" tanya Riou, "17 tahun untuk laki-laki dan 18 tahun untuk perempuan."
"Aku tahu," gumam Samatoki mulai kesal.
"Tidak masalah jika kau tidak langsung menikah, tapi setidaknya kau harus punya calon, Baginda Pangeran Pertama dan Kedua saja sudah punya tunangan sejak umur 12 tahun."
"Iya-iya aku tahu," gerutu Samatoki berjalan menuju keluar aula kerajaan.
"Mau pergi ke mana kau?"
"Keluar, pestanya belum dimulai kan? Aku ingin cari angin segar di taman kerajaan."
[][][]
"Apa-apaan semua orang," gerutu Samatoki berjalan menuju taman kerajaan—ke arah pohon besar yang berada di tengah taman, "topik pembicaraan mereka tidak pernah jauh dari pernikahan."
Saat sudah sampai di depan pohon besar tadi, Samatoki mendendang pohon tersebut dengan sekuat tenaga.
"Aduh!"
Bersamaan dengan jatuhnya sebuah buku tepat di atas kepala Samatoki, membuat sang laki-laki mengaduh kesakitan. Samatoki spontan mundur beberapa langkah dan mengeluarkan pedang yang dia bawa, mengacungkannya ke atas pohon.
"Siapa di sana!?"
Namun Samatoki sedikit terkejut saat melihat sosok yang ada di atas pohon. Seorang perempuan yang sedang bersantai di dahan pohon.
"Penampilan itu ...," sang perempuan tampak bergumam sejenak, "oh."
Setelah itu sang perempuan dengan mudahnya turun dari atas dahan pohon, mendarat dengan aman—suara heels menyentuh lantai taman memenuhi kesunyian antara mereka.
"Hari yang indah, Tuan Duke Aohitsugi," sapa sang perempuan sedikit menunduk untuk mengambil buku tebal yang mengenai kepala Samatoki, "saya akan sangat mengapresiasikan kebaikan Anda jika Anda menyimpan pedang Anda."
Samatoki terdiam sejenak, sebelum akhirnya menyimpan pedangnya. Sang perempuan tampak tersenyum sebelum akhirnya berdiri dengan normal.
"Semenjak kejadian umur 7 tahun, baru kali ada yang menghunuskan pedangnya pada saya," komentar sang perempuan terkekeh.
'7 tahun? Tunggu, dari penampilannya ...,' iris merah Samatoki memperhatikan wajah sang perempuan.
"Tapi melihat penampilan Pangeran Pertama dan Kedua, pasti beliau punya penampilan yang sama seperti saudaranya. Rambut pirang seperti emas, dan mata seperti madu."
'Rambut pirang seperti emas....'
Samatoki mendengus, menarik perhatian perempuan yang ada di depannya.
"Pfft, seperti madu, kata mereka?" tanya Samatoki melangkah mendekati perempuan yang ada di depannya.
Sementara sang perempuan tidak bergerak, hanya memandang heran Samatoki. Di luar dugaan, Samatoki mengambil beberapa helai rambut pirang perempuan tadi, menciumnya dengan singkat lalu tersenyum.
"Suatu kehormatan bisa bertemu dengan Anda sebelum pesta, Tuan Putri Pertama, Rain Victoria Eastaugffe."
'Daripada madu, matanya lebih terlihat seperti menyimpan langit cerah.'
Iris Rain melebar, dengan rona merah muncul di pipinya. Spontan tangannya yang sedang memegang buku terangkat lalu melemparnya ke wajah Samatoki.
"Aduh!"
Headshot.
"KENAPA TUAN PUTRI MELEMPAR BUKU TEBAL ITU KE WAJAH SAYA!?"
"TUAN DUKE SENDIRI KENAPA CIUM-CIUM RAMBUT SAYA!"
"HAAH!? INI SALAM KERAJAAN, KAN!?"
"SEJAK KAPAN!?"
"SEJAK DULU! ANDA INI TUAN PUTRI BUKAN!?"
"ANDA SENDIRI BAGAIMANA? TUAN DUKE BUKAN!?"
"HAAH!?"
... sangat penting.
(AN)
Happy Birthday Ma OC, Rain.
Pengen buat series SamaRain di Kingdom!AU
Tapi aku malas, so ga jadi deh, hehe.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top