[OS] - Their Morning Route

One-shot version for headcanon of "Their morning route"

Warning: Penuh fluff dan ke-uwu-an pasangan ngegas

Suara pelan alarm yang ada di dekatnya perlahan membuat Rain membuka matanya. Setelah terdiam beberapa saat, mengumpulkan kesadarannya. Saat dirinya sudah sepenuhnya sadar, Rain kemudian mencoba untuk bangun.

Kata kunci: mencoba.

Saat dirinya menyadari bahwa dia tidak bisa bergerak, Rain sedikit menunduk kemudian membuka selimut yang menutupi tubuhnya—mendapati laki-laki berambut putih yang sangat dia kenali, sedang terlelap dengan menjadikan dada Rain sebagai bantal.

'Every single morning,' pikir Rain.

Rain meraih tangan Samatoki yang melingkar di pinggangnya, mencoba untuk melepaskan diri.

Namun nihil, pegangan Samatoki justru mengerat.

"Samatoki, lepas," gumam Rain dengan suaranya yang pelan karena baru bangun.

Samatoki tak membalas, dia hanya memantapkan posisi kepalanya di dada Rain yang setengah terekspos, mengingat sang perempuan hanya memakai pakaian dalam untuk tidur. Rain menggerutu pelan, dirinya tak berhenti untuk melepas pegangan Samatoki darinya.

Pegangan Samatoki akhirnya terlepas setelah Rain berusaha hampir 10 menit. Begitu bebas, Rain langsung turun dari kasur, agar Samatoki tidak kembali menjadikan dirinya menjadi bantal.

[][][]

Rain menatap sejenak sarapan yang sudah dia masak, setelah itu berjalan keluar dari dapur yang merangkap menjadi apartemen menuju kamar tidur dia dan Samatoki bersama.

"Samatoki, ayo bangun, saatnya sarapan," ucap Rain mengguncang pundak sang laki-laki, berharap dia segera bangun.

"Ngh ...?"

"Sarapannya akan dingin," sambung Rain, "aku tidak suka sarapan dingin."

Sebelah mata Samatoki terbuka, menatap Rain yang kini meletakkan kedua tangannya di pinggang. Senyum malas terukir di wajah Samatoki.

"Aku akan bangun jika kau memberikan kecupan manis di sini," ucap Samatoki menunjuk bibirnya.

Rain memandang Samatoki yang menunggu gerakannya, sebelum akhirnya Rain menghela napas lalu memutar tubuhnya.

"Ya sudah, tidur saja selamanya sana."

Samatoki langsung kesal mendengar jawaban Rain. Belum sempat sang perempuan berjalan, tiba-tiba ada yang menariknya dan detik selanjutnya Rain sadar bahwa dia sudah berada di atas kasur, dengan Samatoki memegang kedua tangannya berada di atasnya.

"Oh?" Samatoki menyeringai, "awalnya aku ingin marah—tapi ternyata respons verbalmu berbeda dengan respons tubuhmu."

Di bawah Samatoki, terlihat pipi Rain memerah dan sang perempuan menolak untuk melakukan kontak mata.

"Berisik, itu hanya halusinasimu," sambar Rain, "sudah bangun, kan? Ayo sarapan sebelum makanannya jadi dingin."

"But my breakfast looks pretty hot now."

Rona pipi Rain semakin merah, menyadari iris merah Samatoki kini memerhatikan pakaian yang dia kenakan.

"Sepertinya kau cukup menyukai pakaianku ketimbang milikmu sendiri," komentar Samatoki membuka kancing pertama baju yang Rain pakai—sedikit mengekspos dada sang perempuan.

"Jika kau tidak suka, langsung katakan saja," balas Rain mengerutkan alisnya.

"Tenang saja," sahut Samatoki melebarkan seringainya, "suka tidak suka, pada akhirnya pakaianku akan lepas darimu kan?"

"WHAT THE HELL, SEBEGITU TIDAK SUKANYA KAU MELIHATKU MEMAKAI BAJUMU!?"

"BUKAN BEGITU, KUSO ONNA!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top