[OS] - Pulang

Samatoki baru saja pulang dari patroli hariannya, dan dia hendak membuka pintu kamarnya dan Rain sampai dia mendengar ada suara di dalam kamar mereka.

"Apa yang harus kulakukan?"

Itu suara Rain, ada apa?

"Kau sudah berusaha, Rain. Sepertinya dia memang tidak ditakdirkan untukmu."

Terdengar suara Vezia, kenapa dia ada di kamar mereka?

"Aku bahkan sampai mengeluarkan uangku agar dia pulang."

Pulang?

"Jika dia memang suamimu, tanpa mengeluarkan uang pun harusnya dia sudah pulang, Rain."

Sekarang terdengar suara Mina. Apa mereka sedang Girls Talk—tunggu, suami? Apa mereka sedang membicarakan Samatoki? Jika Mina mengatakan 'suamimu' pada Rain maka yang mereka maksud itu Samatoki, kan?

'Aku baru pergi hari ini,' pikir Samatoki menarik tangannya dari knop pintu, 'tidak aku sangka kau semanja ini, Rain,' kemudian Samatoki menyeringai lebar.

Mungkin sedikit hadiah akan membuat sang istri senang?

"Aku sudah berhadapan dengan ponselku sejak tadi pagi, kenapa dia tidak pulang-pulang, sih?"

Samatoki spontan meraih ponselnya, dan melihatnya—tidak ada pesan ataupun panggilan masuk?

"Kemarikan ponselmu, biar aku yang menyuruhnya pulang."

"Ah, terima kasih, Kak Mina."

Samatoki dengan sigap melihat layar ponselnya—jaga-jaga pesan yang Mina kirim lewat ponsel Rain akan masuk.

Sunyi.

"Percuma, bahkan dengan bantuanku, tidak ada tanda-tanda darinya."

Tunggu, tidak ada pesan yang masuk ke ponsel Samatoki. Dia tahu ponselnya sudah terhubung ke WiFi rumah, juga terlihat batang sinyal ponselnya penuh.

"Apa dia tidak mencintaiku maka dia tidak pulang?"

'Tunggu, kuso onna—kenapa kau bisa berpikiran seperti itu!?' Samatoki langsung menoleh ke arah pintu yang sedikit terbuka.

Sedikit terlihat Rain sedang rebahan di kasur, sementara Vezia dan Mina duduk di sofa yang ada di depan kasur—punggung mereka menghadap ke pintu jadi mereka tidak sadar ada Samatoki yang sedang mendengarkan.

"Jangan lebay, Rain," sahut Mina menggelengkan kepalanya.

"Aku sudah memberikan perhatian penuhku padanya—dari pagi! Tapi kenapa dia tidak melakukan hal yang sama padaku?"

"Mungkin karena dia memang tidak ditakdirkan bersamamu," sahut Vezia.

Samatoki langsung mengingat-ingat hari sebelumnya. Tapi nihil, dia merasa hari-hari sebelumnya Rain masih sama seperti biasa.

"Apa aku harus memilih dia?" gumam Rain.

Dia?

"Maksudku, dia selalu datang padaku, berbeda dengan sosok yang kuinginkan."

Siapa sosok 'dia' yang Rain maksud?

... apa istrinya selingkuh?

Samatoki menggeleng. Rain masih sedikit takut pada laki-laki selain MTC, jadi tidak mungkin dia selingkuh.

... kan?

"Kami tidak berhak untuk melarangmu—" sahut Mina.

'Tunggu, kalian berhak melarangnya!' pikir Samatoki kaget pada Mina dan Vezia.

"—tapi apa kau yakin? Kau serumah dengan polisi, Rain," tutup Vezia.

Apa hubungannya Jyuto dengan ini?

Rain terdiam, tampak serius memikirkan ucapan kedua perempuan yang ada di depannya itu.

Tunggu, harusnya dia tidak fokus pada itu!

"Benar juga," gumam Rain mengangguk, "aku bisa diciduk Jyuto karena membawa pulang Saburo—"

"KAU SELINGKUH DENGAN BOCAH TENGIK YAMADA!?"

Ketiga perempuan yang ada di kamar langsung tersentak kaget karena dobrakkan pintu kamar yang tiba-tiba.

"What the fucking hell, Samatoki?" kaget Rain langsung duduk, "tidak bisakah—"

"Aku tak percaya kau beralih ke bocah itu, Rain," sahut Samatoki mendekati Rain, "jika ada yang kurang dariku, kau harusnya langsung memberitahuku—bukan melakukan hal kotor seperti ini!"

"Hah, apa yang kau bicarakan?" heran Rain mengerutkan alisnya.

"Aku dengar pembicaraan kalian dari tadi!"

"Tunggu dulu, Samakuda," ucap Vezia tiba-tiba, "kau salah sangka."

"Kami membicarakan itu, Samakitty," sahut Mina menunjuk ponsel Rain yang berada di atas kasur.

Samatoki mengikuti arah jari Mina, melihat layar ponsel Rain menyala.

Menampilkan home dari game Alternative Rap Battle, atau ARB.

Rain yang menyadari arah tatapan Samatoki spontan berdiri lalu memegang kedua bahu Samatoki—ekspresi tak suka jelas terlukis di wajahnya.

"Kau! Kenapa kau tidak pulang-pulang hah!?" tanya Rain mengguncang Samatoki, "aku sudah re-roll dari pagi tapi aku selalu mendapatkan Buster Bros! Terutama Saburo!" komplain Rain berkali-kali menghantamkan kepalanya ke dada Samatoki dengan pelan.

Sementara Mina dan Vezia langsung berjalan keluar dari kamar mereka—tak perlu waktu lama bagi pasangan ini ngegas satu sama lain, dan mereka berdua (beserta suami mereka) sudah bosan melihat itu. Perlu beberapa detik bagi Samatoki untuk mengerti situasinya.

Reaksi Samatoki saat dia mengerti? Mau engri.

"Kau ini—" Samatoki menghela napas kasar sambil menahan kedua tangan Rain, "kenapa peduli dengan yang ada di ponsel kalau kau punya yang asli di sini?" tanya Samatoki sambil tersenyum seduktif.

Rain memandang lama Samatoki, sebelum wajahnya mencerah.

"Benar juga!" sahut Rain melepaskan diri dari Samatoki untuk mengambil ponselnya, "kalau begitu aku terima saja SSR Ichiro ini."

"TIDAK! RE-ROLL TERUS SAMPAI DAPAT AKU! AOHITSUGI SAMATOKI-SAMA! JANGAN BERANI JADIKAN LAKI-LAKI LAIN SEBAGAI HOME ARB-MU!"

"JADI MAKNA UCAPANMU BARUSAN ITU APA!?"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top