8

Kini sudah tiba hari dimana acara reunian yang selama ini sudah dikta dan teman2nya termasuk prilly persiapkan berbulan2 ini.

Prilly pun tampak sibuk juga sedang mempersiapkan segala sesuatunya.

"mau dibantuin?" tanya ali yang berdiri di belakang prilly yang tengah keberatan membawa kardus berisi air mineral.

"oh emm boleh..berat juga nih..tolong di taruh disana ya.." prilly sambil menunjuk ke arah tempat yang di maksud. Dan ali pun menurutinya.

"makasih" ucap prilly lalu meninggalkan ali.

Undangan pun satu persatu berdatangan menempati tempat duduk yang sudah disediakan tapi tak jarang juga yang memilih untuk berkeliling mengenang masa2 SMP.

prilly tengah duduk di bangku, saat ali hendak menghampirinya, ia berhenti karena ia melihat dimas lebih dahulu duduk disamping prilly.

"prill..nanti aku bakal nyanyi dan itu buat kamu, ungkapan perasaanku padamu selama ini, dan juga maaf udah buat kamu kerja sendiri." ucap dimas, prilly hanya membalasnya dengan senyuman.

"hey bro..kalo cinta ngomong aja..keburu direbut orang" ucap dikta menepuk pundak ali dari belakang.

Ali hanya diam tak menjawab apa2. Dia memilih pergi meninggalkan dikta yang masih melihat ke arah prilly.

"ehmm perhatian semuanya..disini saya ingin menyanyikan lagu untuk seseorang yang selama ini udah jadi penyemangat aku. Lewat lagu ini aku ingin bilang kalau aku menyayanginya." ucap ali diatas panggung lalu bermulai untuk bernyanyi.

Maafkan aku yang slalu menyakitimu..
Mengecewakanmu..
Dan meragukanmu..
Tersadar aku bila kamu yang terbaik..
Terima aku, mencintaiku apa adanya..
Diantara seribu bintang
Hanya kau lah yang paling terang
Diantara beribu cinta pilihanku hanya kau sayang
Tak kan ada selain kamu
Dalam sgala keadaanku
Hanya kamu ya cuma kamu
Slalu ada untukku..
Dan paling mengerti aku..

Riuh tepuk tangan saat lagu itu selesai. Ada yang bertanya siapa gerangan wanita beruntung itu. Dan ali hanya menjawab sebentar lagi mereka akan mengetahuinya.

Ali segera bergabung lagi dengan teman2nya. Ia melihat prilly dan izan tengah asik ngobrol dengan teman2nya dan ali segera menghampirinya.

"hey li..gimana kabar kamu? Kuliah ambil jurusan apa?" tanya salah satu temennya.

"haii..alhmdulillah baik.. Ambil jurusan bisnis. Kalian gimana?"

"kalo aku ambil jurusan kedokteran."

"kalo aku ambil menejemen. Kalo izan?" ucap salah satu teman ali prilly sedikit meremehkan.

"ahahaha dia mah masih sama jualan kue..ahahaha.." cemooh yang lainnya. Membuat prilly menjadi marah.

"eh kalian fikir kalian sudah jadi yang terbaik? Kalian salah besar. Setelah ini kalian akan merasa malu." ucap prilly lalu pergi meninggalkan kumpulan itu.

Ali mengejar prilly. Prilly berlari kearah panggung. Namun segera dicegah oleh ali.

"sebentar. Belum saatnya. Biarkan mereka puas tertawa lebih dahulu." ucap ali sambil memegang tangan prilly. Seperti terhipnotis prilly pun mengikuti omongan ali.

Kini prilly duduk di taman seperti biasa dulu waktu ia masih sekolah dsekolahan itu, bedanya kini ia ditemani ali. Ali bercerita yang lucu2 yang membuat prilly tertawa lepas.
Itu pengalaman pertama prilly bisa bercanda dan tertawa bersama ali setelah selama ini ia selalu mengaguminya dalam diam.

"prill.. Besok ada acara gak?" tanya ali hati2.

"emmm besok? Sepertinya gak ada." jawab prilly malu2.

"kalo gitu temui aku ditaman ya jam 9."

"ada apa emangnya?"

"besok juga bakal tau.."

Prilly sangat penasaran, penasaran dengan rencana ali dan juga wanita yang ali maksud di lagunya tadi. Ia ingin bertanya tapi ia urungkan karena ia merasa akan sangat lancang jika bertanya soal itu.

Kini semua sudah berkumpul karena ini saatnya acara kejutan.

"baiklah jadi gini, ini sebenarnya tak ada dalam rencana tapi berhubung saat ini kita kedatangan seseorang yang sangat menginspirasi jadi tiba2 kami akan mengajak kalian semua mendengarkan motivasi ataupun nasehat dari beliau. Langsung saja saya panggil untuk bapak izan perwira silahkan naik ke panggung." ucap dikta.

Izan pun melangkah menaiki panggung. Prilly tersenyum mantap dan disampingnya juga ada ali yang juga sedang tersenyum.

Semua tercengang mendengar cerita izan, semua pun bertepuk tangan termasuk orang yang tadi sempat menghina izan, mereka tampak malu. Dan menghampiri izan untuk meminta maaf setelah tadi izan turun dari panggung, izan juga sudah tak mempermasalahkannya.

Dikta kembali naik ke panggung.
"pendidikan yang tinggi bukan menjadi ukuran kita bisa sukses, kerja keras itu kuncinya karena sebuah kesuksesan tak akan ingkar janji pada kerja keras. Tapi pendidikan juga penting. Sebenernya kita dan izan itu sama, sama2 belajar. Kalo izan belajarnya langsung praktek tapi kalo kita belajarnya di sekolahan dulu," ucap dikta mengambil kesimpulan.

Dikta menghampiri prilly. "sepertinya sebentar lagi izan bakalan makin kebanjiran orderan" ucap dikta. Prilly pun hanya tersenyum.

"aku makin kagum ma kamu." ucap ali sambil menepuk pundak prilly.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: