3
"maaf kalau selama ini aku menganggumu, maaf selama ini hidupmu terusik dengan tulisan2 tak jelas dariku, dan maaf sudah membuatmu merasa tak nyaman dengan perlakuanku kepadamu. Tapi aku mohon untuk sementara waktu kamu mau menerimanya, karena hanya dengan ini aku bisa ungkapin perasaanku, dan tunggu saat yang tepat aku pasti akan muncul. Aku selalu mencintaimu." dinda membacanya dengan lantang. Ia melihat ke arah prilly yang sedang terkejut mendengar isi pesan tersebut. Seakan2 si pengirim mengdengar semua ucapannya tadi pagi.
Prilly pun mengambil kertas yang ada ditangan dinda ia membacanya lagi memastikan apa yang tadi di baca dinda itu benar atau tidak. Dan semua itu benar. Prilly terlihat bingung.
"berarti selama ini dia sendiri pril yang ngirim bunganya dan dia mungkin selalu memastikan kamu sudah membacanya. Jadi walaupun kamu terganggu atau merasa diteror, tolong hargai dia prill, sepertinya ia memang tulus sayang sama kamu." ucap dinda.
Prilly pun mengangguk, walaupun suatu saat nanti orang itu muncul dan secara langsung mengungkapkan isihatinya dan prilly menolaknya setidaknya prilly saat ini tak berlaku kasar padanya.
"buat kamu siapapun itu, terimakasih buat semuanya selama ini, aku menerimanya karena aku menghargai usahamu. Sekali lagi terimakasih." ucap prilly lantang berharap si pengirim itu mendengarnya.
Prilly masuk kedalam rumah dengan membawa bunga itu di tangan kanannya, sementara dinda yang tadi sudah berpamitan segera masuk kedalam mobilnya. Saat akan keluar dari pekarangan rumah prilly dinda melihat seseorang yang mencurigakan berjalan menghampiri motornya. Ia menggunakan jaket dan menutupi kepalanya seolah sedang menyembunyikan wajahnya.
"apa dia secret admirernya prilly?" tanya dinda lirih.
"hei tunggu.."teriak dinda keluar dari mobilnya. Tapi orang itu bukannya berhenti ia malah lari dan segera melajukan motornya kencang seperti menghindari dinda. Itu semakin membuat dinda merasa yakin kalau orang itu yang selama ini mengirimi bunga ke rumah sahabatnya.
Dinda pun masuk kembali kedalam mobilnya dan segera melajukan nya memasuki pekarangan rumahnya.
Di kamar prilly, ia sedang meletakkan kertas dari pengagumnya itu, kertas2 itu sudah menumpuk sangat banyak.
"busyet bisa di terbitin jadi buku gak ya ini?" gumam prilly saat melihat tumpukan kertas itu.
Prilly memang selalu menyimpan surat2 pemberian seseorang yang mengaku pengagum rahasianya itu. Ia melekatkan di sebuah kotak khusus. Dan kini sudah ada 2 kotak. Prilly menatanya sesuai tanggal saat ia menerimanya. Saat prilly sedang bosan prilly kembali membacanya, tak dipungkiri hati prilly juga melayang tiap kali membaca puisi2 tersebut. Walaupun pengirimnya belum jelas tapi ia sangat senang dan ia berharap segera bertemu dengan si pengirim puisi itu.
Prilly membaringkan tubuhnya di ranjang empuk miliknya.
Ia melihat ponselnya dan membuka wa yang tadi belum sempat ia baca.
Gimana prill udah mulai bergerak belum? Ternyata dari dikta.
Belum kak mungkin besok. Masih lama ini. Ntar makanannya keburu basi kalo dipesen dari sekarang.haha balas prilly.
Ok.. Semangat ya..aku cuma ngingetin aja.. Tapi sebelum pesen harus kasih tau aku dulu ya.. Balas dikta lagi.
Oke siap pak ketua.. Balasan prilly namun hanya di read tak ada balasan lagi dari dikta.
##########
Sudah 6bulan waktu berjalan namun prilly belum juga menemukan yang pas untuk acaranya 4bulan lagi.
Contoh yang prilly ajukan kepada dikta selalu saja ditolak. Dengan berbagai macam alasan, kemahalan lah, rasanya kura enak lah, kurang menarik lah, dan masih banyak lagi alasannya.
Merasa lelah dengan pencariannya kini seakan prilly akan menyerah. Prilly harus bekerja sendiri karena ternyata dimas yang ditugaskan bersama kini sedang pergi keluar kota karena ia dipindah tugaskan, dimas memang sudah bekerja di sebuah perusahaan.
Bukan hanya tugasnya untuk acara reunian yang menyita perhatian waktu dan fikiran prilly namun tugas kuliah yang juga banyak membuatnya sangat merasa kelelahan, hingga akhirnya ia tumbang dan harus dirawat disebuah rumah sakit. gejala tipes, sakit yang memaksa prilly untuk istirahat sementara waktu ini.
Dinda sahabatnya tak pernah absen untuk menjaga prilly sepulang kuliah menggantikan bundanya yang mungkin lelah karena seharian harus menjaga prilly sendirian.
Saat prilly dan dinda sedang asik bercerita tiba2 ada seorang suster masuk dengan membawa sebuah buket bunga mawar merah.
"selamat sore cantik.." sapa suster itu tersenyum manis.
"pagi suster mira.." jawab prilly tersenyum tak kalah manis.
"ini ada kiriman bunga buat kamu..cieee dari pacarnya ya? Ganteng banget lho.. Tapi kok gak dikasih sendiri sih?" ucap suster mira.
Ucapan suster mira membuat prilly dan dinda terkejut. Mungkin itu dari pengagum rahasianya tapi sebentar dia bilang ganteng? Senyum prilly merekah pipinya merona mendapatkan godaan dari suster mira.
"maaf sus..apa suster gak nanya siapa namanya?" tanya dinda tiba2
"waduh saya lupa. Karena tadi masnya bilang kalo dia pacarnya prilly jadi aku langsung main terima aja, tapi orangnya belum jauh kok. Mungkin masih di lorong ini juga." jawsb suster mira.
Mendengar itu dinda langsung berlari keluar kamar prilly, ia mencari sosok yang memberi prilly bunga walaupun ia juga tak tau siapa dan bagaimana wajahnya. Hingga ia menangkap seorang cowok yang sepertinya pernah ia lihat di depar rumah prilly beberapa bulan yang lalu. Ia mengejarnya dan memanggilnya tapi langkah pria tersebut semakin cepat dan dinda tak bisa mengejarnya karena pria itu keburu masuk ke dalam lift.
Dinda memutuskan untuk mengejar lewat tangga darurat, ia berharap bisa menemukan pria itu lagi.
Namun saat berada di lantai dasar ia sama sekali tak melihat sosok pria yang tadi ia lihat di lantai tiga.
Dinda duduk sebentar di sebuah bangku yang ada di lantai dasar itu. Ia mengatur nafasnya yang tak beraturan setelah berlari menuruni anak tangga tadi.
"heyy dinda..ngapain disini?" sapa seseorang di depan dinda.
"kak dikta..itu emm lagi nunggu prilly..kak dikta ngapain disini?" jawab dinda masih dengan ngos2an.
"iya kakak tau maksud kakak kenapa kamu disini bukannya dikamar prilly? Aku mau jenguk prilly ini."
"oh itu lagi nyari seseorang..hehe yaudah yuk kak, dinda anter."
"bentar lagi nunggu seseorang.."
"heyyy..huh huh huh..maaf telat.." teriak seseorang dari belakang dikta.
"hmmm ali ali ngaret muluk.." ucap dikta
Mereka pun segera berjalan menuju ke kamar prilly. Tampaknya suster mira sudah pergi karena kamar prilly sudah sangat sepi.
"hey prill.." sapa dikta berjalan menghampiri ranjang prilly.
"hey kak.." balas prilly.
Ali juga menghampiri prilly dan berdiri di samping dikta, ia menyerahkan bunga mawar merah dan juga sekeranjang buah2an kepada prilly.
"aduh maaf nih jadi repot.." ucap prilly.
"makasih ya kak. Ali." lanjutnya lagi
Ali hanya membalas anggukan dan senyuman manisnya.
Lama mereka mengobrol kesana kemari kadang tertawa bersama. Sampai dikta berpamitan karena sydah sangat sore. Ali pun gantian berpamitan saat dikta sudah beralih pamitan dengan dinda yang sedang duduk di sofa yang tersedia di kamar rawat prilly.
"cepet sembuh ya..aku pulang dulu." ucap ali sambil mengusap lembut pucuk kepala prilly.
######
Cerita aku ini gimana sih menurut kalian?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top