33 - Rindu ... kamu

nurfaaza_ SalsaPutri484 DiadjengShintyaLaras mandasarii24_ TitinSutinah0 eester739 AlyaAuliaRizfelous jannahnoera meJessicals_ fitrianurkhasanah

Sebelumnya, aku mau ucapin beribu terimakasih kepada kalian. Makasih buat vote juga buat komen, asli auto buat semangat banget. Tetaplah stay for me, gaiss. Lov u♡

Buat sider ku, makasih juga. Walau kalian hanya pembaca gelap yang aku tidak kenali akunnya, aku tetap cinta kalian kok. Kan, kalian yang ningkatin hitungan pembaca. Lov u♡

Tak terasa, ulang tahun SECRET tinggal menghitung dengan jari, hehe.

Semoga kita tetap bersama sampai ending memisahkan, lop u♡

• Selamat membaca •

[Soundtrack : Bastian - Aku Rindu]

••__________••

Austyn mulai memasang masker diwajahnya. Jaket hitam juga sudah melekat di tubuhnya. Setelah dirasa sudah sangat rapi, ia mulai melangkahkan kakinya keluar seraya memakai topi yang berwarna senada dengan jaketnya.

Austyn berjalan menyusuri lorong. Keadaan lorong yang sepi sangat memudahkannya untuk keluar dari rumah sakit, tanpa diketahui seorang pun. Taksi yang sudah di pesannya melalu ponsel, sudah berada di depan. Tanpa basa-basi lagi, Austyn langsung masuk ke dalam.

Taksi mulai berjalan, menampakan suasana jalan yang masih senggang. Austyn melihat jam yang berada dipergelangan tangannya, setelah melihat waktu yang tepat, Austyn langsung mengeluarkan ponselnya. Setelah menekan angka tiga di ponselnya, nama Deka langsung tertera dalam layar. Ponselnya juga mulai bergetar, menandakan panggilannya tersambung. Namun, ketika Deka mengangkatnya, Austyn dengan cepat mematikannya.

Timbul senyum di wajah Austyn ketika mengingat wajah Deka yang seperti orang linglung. Apalagi dengan percakapan aneh saat bangun tidur. Kejadian pertama kali bertemu Deka juga, langsung teringat jelas di kepala Austyn.

Lamunannya seketika buyar saat taksi yang dikendarainya tiba-tiba membunyikan klakson bekali-kali. Austyn langsung menatap ke depan dan terlihat jelas disana, seorang gadis dengan seragam sekolah Altschool terjatuh dari motor. Austyn dengan cepat membayar taksinya lalu keluar untuk menolong gadis itu.

Austyn mendekati gadis itu, lalu ia berlutut di depannya. Terlihat sangat jelas darah yang mengalir di pelipis gadis itu. Namun, hal itu tak membuat Austyn terkejut, ia malah terkejut dengan orang yang sangat ia kenali itu. Gadis yang selalu memberinya coklat tetapi selalu ia tolak, gadis yang suka mendekatinya namun ia selalu menjauh darinya, dan gadis yang mengkhianati Deka. Ya, dia Febri.

"Kak Austyn?" Febri memastikan.

Austyn melepas maskernya, lalu berdiri dan menghubungi ambulan rumah sakit yang sudah sangat ia kenal. Setelah mendapat konfirmasi dari sana, Austyn kemudian melihat jam tangannya. Waktu sudah menunjukan pukul tujuh, yang berarti acara sekolah sudah dimulai.

"Lo, tunggu sini! Gue udah menghubungi ambulan." Ucap Austyn.

"Kak!" Panggil Febri kembali, membuat Austyn yang sudah ingin melangkah pergi menjadi terhenti.

"Gue suka sama lo!" Ungkap Febri penuh penekanan.

Austyn menghela napas kasar. "Gue suka sama cewe baik, dari hati dan perlakuannya. Lo, yang suka bergaul sama geng trilla dan suka menindas orang, bisa apa?"

Febri menelan ludahnya, perkataan Austyn benar-benar menusuk hatinya. "Kakak suka Deka, kan?"

"Enggak!" Jawab Austyn tegas.

Febri terkejut, bibirnya kelu seketika. Ada sedikit rasa kesal dalam dirinya. Bukan karena Austyn tidak menyukai Deka, namun karena waktu yang ia sia-sia kan hanya untuk menindas Deka, menindas orang yang bukan disukai Austyn. Tapi mengapa Kayla selalu menuduh Deka?

Austyn pergi, tanpa mengucapkan sepatah kata lagi pada Febri. Berada berdua bersama Febri, hanya dapat membuat hatinya sakit. Austyn kembali memakai maskernya, lalu memberhentikan angkutan umum untuk kembali melanjutkan perjalanan.

Sampai akhirnya, Austyn sampai di depan sekolahnya. Suasana yang begitu ramai, membuatnya berjalan dengan menunduk. Jam di tangannya sudah menunjukan pukul setengah delapan, yang berarti lomba menyanyi sudah berlangsung. Dengan langkah cepat, Austyn langsung masuk ke dalam gedung kesenian.

Disana, tidak begitu ramai penonton. Ruangan yang begitu gelap, dapat membuat Austyn melancarkan aksinya. Namun, ia terdiam sejenak, karena ruangan yang begitu dingin hingga sepertinya sangat menusuk ke dalam tulangnya.

Gadis bergaun pendek selutut berwarna pink seketika muncul dari samping panggung, ia juga seketika disoroti oleh lampu yang hanya menyinari dirinya. Setelah memperkenalkan diri, alunan musik mulai terdengar. Austyn dengan gerakan cepat mengeluarkan ponselnya, lalu merekam gadis itu, tentu dengan sinar yang keluar dari bawah kamera ponselnya.

Semusim aku lewati tanpa kamu
Detik-detik pun berlalu
Menyiksa hatiku
mungkinkah di sana
Kau rasakan yang sama

Austyn mulai merasakan ada sesuatu yang keluar dari hidungnya. Namun, hal itu tak membuatnya berhenti untuk merekam.

Dari arah kejauhan, Deka juga sangat fokus pada cahaya yang keluar dari ponsel. Ia tidak tahu itu ponsel siapa. Keadaan depannya yang sangat gelap, tidak dapat membuatnya melihat orang itu.

Takkan berubah perasaanku
Pada dirimu meskipun kita jauh
Takkan berkurang kerinduan ini
Cepatlah pulang, aku menunggumu
Sungguh aku rindu kamu

Cairan yang keluar dari hidung, membuat Austyn melepaskan maskernya. Tangan kanan pun ia pakai untuk tetap memegang ponsel dan tangan kiri ia pakai untuk mengusap hidung. Walau samar, Austyn sangat tahu bahwa cairan yang menempel di telapak tangannya saat ini adalah darah.

Hari pun berganti bulan jadi tahu ooh
Masih tetap ku pertahankan
Janji yang terucap antara kau dan aku Untuk selamanya

Deka masih bernyanyi dengan normal seraya melihat lampu dari ponsel itu, tanpa tahu sang pemilik ponsel sudah mengeluarkan banyak darah dari hidungnya. Rasa sakit di kepala juga mulai Austyn rasakan sekarang.

Takkan berubah perasaanku pada Dirimu meskipun kita jauh
Takkan berkurang kerinduan ini, Cepatlah pulang
Aku menunggumu, sungguh aku rindu kamu

Walau pandangannya sudah terlihat agak buram, tetapi Austyn tidak ada sedikit pun niatan untuk pergi. Tanpa sadar juga, Deka melangkah kan kakinya satu langkah ke depan, untuk melihat jelas si pemilik ponsel yang berhasil membuatnya sangat fokus.

Jangan nakal kau disana
Ingat aku disini
Bila esok kau kembali
Kan ku lepas rindu ini...

Takkan berubah perasaanku pada Dirimu meskipun kita jauh
Takkan berkurang kerinduan ini, Cepatlah pulang
Aku menunggumu

Takkan berubah perasaanku pada Dirimu meskipun kita jauh
Takkan berkurang kerinduan ini, Cepatlah pulang
Aku menunggumu, sungguh aku rindu kamu

Mata Deka membulat sempurna saat melihat wajah yang benar-benar Deka kenal. Sedikit samar tentu.

Sungguh aku rindu kamu

Rindu ... kamu.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top