32 - Telp
Deka sedang membuka aplikasi Yaplikasi untuk memilih lagu yang akan ia bawakan besok. Ya, besok lomba itu akan dimulai. Tangan Deka mulai menekan satu persatu lagu, mencoba mendengarkannya sebentar.
Lagu berputar, membuat Deka mengerutkan alisnya seraya memejamkan mata. Lagu ini bukan lah lagu yang dipilih Deka, ini lagu nada dering panggilan. Deka langsung membuka matanya dan melihat layar ponselnya.
Austyn memanggil...
Deka terdiam sejenak, lalu mengucek matanya, memastikan untuk tidak salah membaca. Karena lama, panggilan dari ponsel Deka berhenti. Sekarang, rasa kesal mulai menggerogoti hati Deka.
Deka kembali menunggu panggilan Austyn selanjutnya. Satu menit, lima menit, sepuluh menit, namun tidak kunjung ada juga. Deka menggigit ujung sarung bantalnya, ia benar-benar kesal sekarang. Lima belas menit pun sudah berlalu, membuat Deka yang sudah kesal melemparkan boneka-bonekanya yang terdapat di atas kasur, ke sembarangan arah. Namun tidak dengan boneka pemberian Adrian beberapa hari yang lalu. Deka akhirnya tidur dengan posisi tengkurap, menenggelamkan kepalanya di bantal, seraya memegangi ponselnya.
Nada dering di ponsel Deka, kembali menyala. Dengan secepat kilat, Deka langsung menatap ponselnya. Senyum diwajahnya seketika memudar, saat melihat nama Rendy tertera di ponselnya. Dengan berat hati, Deka mengangkatnya.
"Apa?" Ketus Deka.
"Udah siapin lagu buat besok?" Tanya Rendy lembut.
"Udah!" Bohong Deka.
Tanpa salam penutup, Deka langsung mematikan ponselnya. Nada dering itu kembali menyala, nama Rendy kembali muncul di layar ponselnya.
"Apa lagi?"
"Semangat buat besok!"
"Terimakasih!"
Deka mengakhiri panggilannya. Nada dering itu lagi-lagi kembali berbunyi. Deka yang kesal, langsung mengangkat panggilan itu.
"BISA DIEM, GAK? GANGGU AJA!"
"Oh, ganggu. Yaudah, gue tutup, ya?"
Deka langsung menatap layar ponselnya, saat dirasa itu bukan lah suara Rendy. Deka menggigit bibir bawahnya, sekarang nama Austyn lah yang tertera di layar ponsel miliknya.
"Aku kira tadi Rendy."
"Rendy? Oh, cowo yang pas itu nembak lo."
"KOK TAU?"
Suara Deka yang nyaring, seketika membuat Austyn menjauhkan telinganya dari ponsel.
"Diterima, gak?"
"Enggak, lah!"
"Disiram jus sama Kayla?"
"Iya."
"Masih telat datang ke sekolah?"
"Iya."
"Kalau gue kembali jadi alarm lo, mau?"
Deka terdiam sejenak.
"Mau." Jawabnya pelan.
Austyn tak dapat menyembunyikan senyumannya saat mendengar jawaban Deka.
"Satu lagi."
"Apa, kak?"
"Febri mengkhianati lo gara-gara dia suka sama gue, kan?"
"Iya."
"Lo mau menjauh dari gue?"
"Kok, kakak tahu semuanya?"
"Kalau gue tanya, jawab!"
"KAK AUSTYN GALAK, IH!"
"Menjauh aja dari gue, biar lo gak kena sial terus."
"Gak mau."
"Kenapa?"
Deka terdiam sejenak.
"Ya, karena ... Kayla gak akan lagi berani sama aku, Febri juga bukan masalah, masih ada Angga yang mau jadi temen aku...,"
Deka kembali terdiam, ia merasa jawabannya seperti ada yang salah.
"Jangan lupa datang ke kedai kelasku, kak! Kita jual coklat."
Austyn tidak langsung menjawab, hal yang disembunyikan Deka dapat Austyn rasakan.
"Gak bisa."
Deka kembali terdiam. Ada perasaan kecewa dalam dirinya.
"Kakak, gak mau tanya aku kenapa gak bisa nyanyi sampai selesai?"
"Gak mau, nanti dijawab kepo."
"Aku kalau nyanyi suka ingat mama. Sebelum mama pergi, mama nyanyiin lagu buat aku, sampai selesai."
Tanpa sadar, air mata Deka jatuh. Jika sudah ingat hal ini, Deka tidak dapat mengontrol dirinya sendiri.
"Besok, lo nyanyi lagu yang mewakili perasaan lo. Jangan takut nangis di hadapan banyak orang, kalau air mata lo jatuh, ya jatuh."
"Beneran besok kak Austyn gak datang?"
"Enggak."
"Yaudah."
"Tidur! Besok bangun pagi, kan?"
"Iya."
"Jangan mikirin hal yang aneh-aneh buat malam ini, nanti malah gak bisa tidur. Jangan nangis juga."
Deka sekarang benar-benar merasa bahwa Austyn adalah peramal. Austyn tahu segalanya, tentangnya, kehidupannya, semuanya.
"Good night, chocolate."
Austyn mengakhiri panggilannya. Rasa sakit dikepalanya seketika datang. Setelah menekan tombol merah di samping ranjang, dokter dan suster pun langsung datang. Pemeriksaan mulai dilakukan oleh dokter, suster juga mulai mencatat sesuatu.
Austyn seketika memejamkan matanya. Hanya satu harapannya, besok ia dapat sehat walau hanya sehari saja. Jika takdir memang tidak memberinya kesehatan untuk besok, ia sudah merencanakan sesuatu juga.
Untukmu ... semua akan aku lakukan.
__________________________
SPADA!!!💃...
Ending cerita ketahuan, gak? Siapa tahu udah ada yang tahu ending SECRET dari part ini, hehe...
Kunci >> Part selanjutnya akan dibuat semakin panas, uhuy. Akan ada darah segar yang mengalir, yeay. Pastinya buat tegang!!
Mau cepat up? Jangan lupa vote sama komennya, yaaa... Aku tungguin, deh! Hehe.
Kalau emang hari ini bisa banjir, hari ini juga bakal di up, eh.
Eh, bentar ... makasih buat...
Akun :
Jannahnoera
mandasarii24_
fitrianurkhasanah
Besok JANJI aku tag, sekarang lagi lag wattpad aku, maaf banget huaaa :(
Yaudah, ya.
SEE YOU NEXT HOT PART>>>
LOVE YOU ALL💕
Salam Unicorn♡
Yayangptr.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top