28 - Seorang Sahabat Sesungguhnya
Mata Deka membulat sempurna namun penglihatannya masih buram saat ponselnya dirasa berbunyi.Deka mengangkat panggilan itu tanpa melihat nama yang tertera dilayarnya.
"Kak!!"
Suara Deka seperti orang histeris.
"Halo selamat pagi."
Senyum diwajah Deka memudar dan ia pun melihat layar kaca ponselnya,benar saja ternyata bukan orang itu yang menghubunginya.
"Pagi juga kak Adrian,ada apa ya kak pagi pagi udah telepon?"
"Hehe enggak,cuma mau bangunin kamu aja."
Biasanya kak Austyn yang pagi-pagi udah ngoceh ditelepon,biasanya juga kak Austyn yang jadi alarm.Mau semirip apapun tingkah kak Adrian dengan kak Austyn,kak Adrian tetaplah kak Adrian.
"Deka?"
Deka tersentak.
"Iyah kak?"
"Sana siap siap,nanti telat loh."
"Oke kak."
Deka menutup panggilannya.
//-//-//-//-//-//-//-//-//
Adrian menatap layar kaca ponselnya. Semalaman berada dirumah sakit dan tidur di sofa membuatnya susah tidur.Jika bukan karena orang yang ia sayangi,tak mungkin dirinya melakukannya.
"Mau jemput tuan putrinya pangeran Austyn,bye."
Adrian mengambil tas yang berada di atas meja.
"Cepatlah bangun pangeran Austyn,tuan putri Deka membutuhkanmu."
Adrian pun pergi dari ruangan itu menuju rumah Deka secepatnya.Memang tak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai dirumah Deka.
Adrian langsung keluar dari mobilnya saat sudah sampai didepan rumah Deka.Menghubungi gadis itu pun menjadi hal pertama yang ia lakukan setelahnya.Tak lama kemudian Deka keluar masih seraya menguncir rambut panjangnya.
"Loh kak Adrian kok kesini?"
"Jemput kamu."
Deka tersenyum lalu mengangguk.
"Tunggu ya kak,aku ambil tas dulu."
"Iyah."
Deka pun langsung masuk kedalam rumahnya,mengambil tas dan sepatu.Setelah sepasang sepatunya telah dipakai,Deka pun langsung mendekati Adrian.
"Ayo kak,"
Adrian mengagguk lalu membukakan pintu mobil untuk Deka.Tanpa ragu,Deka pun langsung masuk kedalam mobil Adrian.
Diperjalanan,suara musik pop dari sebuah radio menemani perjalanan mereka.
"Kamu hari ini ulangan biologi kan?"
Deka menggangguk.
"Iyah kak,wah kak Adrian cenayang ya?Kok bisa tau?"
Adrian tertawa kecil.
"Hanny hari ini juga ulangan biologi dan ia semalaman mengoceh tentang gurunya yang katanya galak itu."
Deka terdiam dan ia ingat bahwa semalam ia juga meminta foto materi biologi pada Hanny.
"Kamu belajar kan?"
"Iyah kak,tapi...,"
Adrian langsung menatap Deka sebentar.
"Buku catatan biologi aku ilang."
"Ilang lagi?"
Deka mengangguk.
"Iyah kak,"
"Kok bisa?Terus kamu belajarnya gimana?"
"Gak tau kak,aku juga semalem minta fotoin materi biologi sama Hanny."
"Lah kalau buku catatan kamu ilang,ya kamu gak bisa ikut ulangan kan?"
Deka menepuk keningnya.
"Coba nanti dicari dikelas,siapa tau ada."
"Iyah kak pasti aku cari."
Deka pun mengeluarkan ponselnya lalu membuka aplikasi line.Matanya jatuh pada grup gosip yang sudah menumpuk sekali pesannya.Sepertinya Lisa benar,ia memang sedang menjadi trend grup gosip saat ini.Deka mulai menelusuri pesan diline'nya itu dan saat menemukan chat Austyn,wajah Deka seketika menjadi datar.Tidak dibalas sama sekali pesannya itu,dibaca pun tidak.Diam-diam Adrian melirik Deka dan ia langsung menatap Deka iba.
"Kak Adrian tau kak Austyn kemana?"
Adrian menelan salivanya.
"Abis dia bilang gak bakal bangunin aku selama seminggu,dia beneran langsung hilang."
"Dia...,"
Deka langsung menatap Adrian.
"Austyn urus olimpiade di bandung."
Maaf.
"Oh begitu,aku kira kenapa."
Sampailah mereka di sekolah.Setelah memarkirkan mobil,mereka pun langsung keluar.
"Aku anterin sampe kelas."
Adrian langsung merangkul pundak Deka dan mereka pun langsung berjalan menuju kelas.Tatapan sinis dan bisik bisik mulai terlihat dimata Deka.Deka hanya dapat berjalan seraya menunduk.Adrian yang mengetahuinya langsung mengeratkan rangkulannya.
"Aku langsung masuk ke kelas ya kak."
"Iyah,belajar yang bener."
Deka mengangguk dan langsung memasuki kelasnya yang tidak berpenghuni.Ini masih jam 06:15,masih terlalu pagi untuk datang kesekolah.Deka pun duduk dibangkunya sampai seseorang melempar buku biologi padanya.
"Maksudnya apa?"
"Buku lo kan,Deka?"
"Ya emang."
"Gak sengaja kebawa gue,maaf."
"Gak sengaja?Yakin?Terus yang pas itu sengaja ya?"
Febri tersentak.
"Gak nyangka."
"Jadi lo udah tau semua permainan gue ya?Boleh juga."
Deka tersenyum sinis.
"Duh jadi gue gak usah susah susah buat drama lagi didepan lo ya."
"Jadi selama ini gebetan lo itu kak Austyn dan lo benci sama gue gara gara gue deket sama kak Austyn?"
"Tepat sekali dan dengan bodohnya lo terus baik dan percaya sama gue,miris."
Deka tertawa dengan tatapan menakutkan.
"Orang miskin kaya lo gak pantes buat kak Austyn."
"Miskin?"
"Ya dan semua orang juga tau kali kalau lo itu miskin."
"Kalau gue bisa beli MULUT lo yang busuk itu gimana?"
Plak!!
Satu tamparan berhasil mendarat dipipi Deka.
"Kalau miskin ya miskin aja,gak usah sok kaya dan gue kasih peringatan sama lo,jangan deket deket lagi sama kak Austyn karena dia cuma milik gue."
Febri pun pergi meninggalkan Deka.
"Gak nyangka."
Air mata Deka akhirnya jatuh juga setelah ia menahannya begitu lama.Deka menangis seraya memegang pipinya yang memerah.Seseorang yang dari awal melihat kejadian mereka berdua pun mendekati Deka.
"Lo mau gue ajarin caranya balas dendam?"
Deka langsung menatap orang itu dan ia juga langsung menghapus air matanya.
"Gak usah sok tegar kalau didepan gue,kalau mau nangis ya nangis aja."
Deka menutupi wajahnya dengan kedua tangan,lalu menangis.Angga mengusap-usap punggung Deka untuk membuatnya sedikit tenang.
"Sakit pastinya saat lo tau kalau orang yang lo percaya telah ngekhianatin lo."
Deka masih menangis dan kali ini isaknya benar-benar terdengar jelas.
"Cara membalas dendam atas semuanya adalah dengan cara lo semakin deket sama kak Austyn,resikonya emang tinggi tapi gue percaya kalau lo gak bakal kenapa kenapa kalau udah sama kak Austyn."
"Enggak,gue makin tersiksa kalau semakin deket sama kak Austyn."
Deka berbicara dengan susah payah karena isaknya masih tersisa.
"Kak Austyn bakal jagain lo,seperti dia jagain Hanny dari geng Trilla."
Deka terdiam.
"Semua orang tau kalau kak Austyn sayang sama lo dan lo kapan pekanya?"
"Gak lucu...,"
"Makanya semua orang itu jangan dianggap sama rata sebagai teman.Ada beberapa orang yang baik karena dia memang baik dan ada beberapa orang yang baik karena memakai topeng.Dari sekarang coba bedain,jangan sampe lo dimanfaatin."
Deka hanya mengangguk.
"Lo sampai kapan gak peka?Febri jahat aja lo gak tau dan Rendy suka sama lo aja lo gak tau."
Deka hanya menghela napasnya.
"Bukannya gue gak dukung lo sama Rendy,tapi gue berusaha buat bikin lo sadar sama perasaan lo sendiri."
"Makasih banyak,Angga."
_____________________________
Haloo💃....
Up langsung 2 nih hehe😆
Sudah mulai masuk kebagian nyesek nyaaaa😊Tetep terus ikutin kisah ini,hingga selesai tentunya
SEE YOU NEXT PART>>>
Salam Unicorn♡
Yayangptr.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top