26 - Kagum?

Deka mempercepat larinya.Hari ini ia benar-benar mengutuk tangannya yang menunda-nunda alarm.Sepertinya ia benar-benar tidak akan pernah bersahabat dengan alarm.Jam ditangannya sudah menunjukan pukul setengah delapan yang artinya ia sudah sangat terlambat.Deka berhenti sejenak,mengatur napasnya yang sudah ngos-ngosan.Saat ia ingin melanjutkan langkahnya,ada seseorang yang menarik ke-rah bajunya.Deka diam sesaat,seseorang pernah melakukan ini sebelumnya kepada dirinya.

"Mau kemana?"

Deka langsung menengok ke arah belakang,tepat dimana seseorang itu berdiri seraya memegang ke-rah bajunya.

Deja Vu,tatapi dengan seseorang yang berbeda.

"Mau ke kelas kak."

Deretan gigi rapih Deka pun terlihat.

"Sudah jam berapa ini?Kamu punya jam gak dirumah?"

Deka terdiam.

Seperti dirinya,tetapi bukan...

"Maaf kak,Deka bangun kesiangan."

Deka menunduk dan Adrian pun menyilangkan tangannya didepan dada.

"Kamu gak pasang alarm?"

Alarmku meliburkan diri seminggu kak.

"Deka udah pasang alarm,tapi tangan Deka gak bisa berhenti buat nunda nunda."

Adrian menghela napas.

"Kamu beruntung hari ini,guru-guru sedang sibuk sekarang dan mungkin tidak ada pembelajaran."

"Benar kah?"

Adrian mengangguk.

"Ya sudah Deka mau pergi ke kelas dulu ya kak."

Deka pun mulai melangkah menuju kelasnya.Tatapan orang-orang disepanjang lorong benar-benar tajam,apa salahnya?.

Deka pun mengeluarkan ponselnya untuk menghiraukan tatapan-tatapan itu.Semalam Deka mengirim pesan pada Austyn tetapi sampai saat ini pesan itu tidak dibalasnya,dibacanya saja tidak.

Stevany Deka.
Kak
Oy
😕
Mati ya?
Dih ilang
Kak
Heh ketos galak
Kezel lah
Bzz bzz bzz

Deka menghela napasnya.Sepertinya Austyn sudah ditelan bumi.Deka pun memasuki kelasnya,dan disana sepi.Tidak ada tanda-tanda kehidupan dikelasnya.Ah sudahlah,mungkin semua pergi ke kantin atau ke perpustakaan,pikir Deka.

Deka pun duduk dibangkunya dan matanya masih fokus pada layar ponselnya.Tanpa Deka sadari,seseorang masuk ke kelasnya dan mendekatinya.

"Deka?"

Deka tersentak dan ia tatapannya lansung berpindah pada orang yang memanggilnya itu.

"Rendy?Ya ada apa?"

Rendy terdiam sejenak.

"Ren?"

"Gue suka sama lo,Deka."

Deka terdiam,ia tidak mengerti dengan orang didepannya ini.

"Gue udah suka sama lo dari awal masuk sekolah,lo beda dimata gue."

Deka masih terdiam.

"Jadi ... lo mau jadi pacar gue?"

"Gue gak tau harus gimana."

Rendy pun mengangguk.

"Gue gak mau terlalu maksain lo,semua keputusan ada di tangan lo."

Rendy pun meninggalkan Deka.

Deka menghela napasnya,mencoba menenangkan hati dan pikirannya.Ia pun bangkit dari duduknya dan pergi keluar menuju toilet.Disepanjang jalannya,Deka dibanjiri oleh pikirannya.

Deka pun masuk kedalam toilet,bercermin sebentar lalu masuk kedalam bilik itu.Disana Deka hanya duduk di closetnya.

"Eh ada hot news."

Deka memainkan kakinya,tidak perduli dengan orang yang sepertinya akan menggosip itu.

"Si Deka ditembak Rendy barusan."

Deka terkejut.

"Serius?Wah itu orang emang kebangetan ya,udah dapet Austyn sama Adrian tapi masih aja ngincer yang lain."

Deka seperti mengenali suara itu,seperti suara Anita.

"Sebar gosip ini ke semua orang,biar dia tau rasa."

"Bener Kay,sebar gosip ini kesemua orang biar dia malu."

"Bodoamat gue gak paham."

"Gak ada yang nyuruh lo paham Ris."

"Lo mah sensian mulu sama gue Nit."

"Udah ihh udah kalian tuh berdua ribut aja kerjaannya,mau gue tampol?"

"Maap Mak Kayla."

"Oke mulai hari ini lo sebar gosip ini ke seluruh siswa siswi dan jangan lupa tambahin fitnah fitnah biar si cabe itu keliatan menjijikan,ngerti Febri?"

Tubuh Deka menegang,ia tidak percaya.

"Ngerti dong,apa sih yang gak gue ngerti soal ngejelek jelekin si Deka itu."

"Gue gak nyangka Feb sama lo,lo kan deket banget Deka dan bisa bisanya lo busuk dibelakang dia."

"Harus dong Nit,selama si Deka masih deket sama Austyn,gue bakal terus jelek jelekin dia."

Mereka pun tertawa lalu keluar dari toilet tersebut.Deka tidak dapat menahan air matanya,ia menangis.Bagaimana bisa seseorang yang sangat ia percaya berhasil mengkhianatinya.Isak tangis Deka mulai terdengar,air matanya dengan deras membasahi pipi agak gembul itu.

Aku sudah menganggap dirinya sebagai sahabat,bahkan saudara.Tetapi mengapa dengan mudahnya dia mengkhianatiku,memakai topeng didepanku dan melepaskan topengnya saat aku tidak ada.

Deka mulai membuka bilik itu dan keluar dari sana.Ia berjalan dengan kaki gemetar dan dengan air mata yang masih mengalir deras.Tidak peduli dengan tatapan orang-orang yang sudah membisikannya macam-macam.Sampai akhirnya seseorang memegang lengannya dan membuat ia berhenti melangkah.

"Kamu kenapa,Deka?"

Deka menoleh dan saat Hanny melihat wajah Deka yang sudah tidak karuan,ia pun memeluknya.Deka menangis dipelukan Hanny.

//-//-//-//-//-//-//-//-//-//

"Jadi selama ini Febri jahat sama gue."

Deka bercerita dengan isak tangis yang masih tersisa.

"Kan bener dugaan gue,dia tuh gak baik,dia jahat.Dari awal juga gue udah yakin kalau dia benci sama lo,keliatan dari mukanya."

Deka meremas roknya,mencoba untuk mengatur napas yang amat sesak di dadanya.

"Abis ini gue bakal buat perhitungan sama Febri,gue bakal caci maki dia,gue bakal bikin dia ancur,gue bakal bikin dia nangis kayak lo juga."

"Jangan...,"

Hanny menautkan alisnya.

"Gue tau kenapa dia begini sama gue,gue tau...,"

Deka menunduk.

"Kak Austyn,dia suka sama kak Austyn dan karena gue deket sama kak Austyn jadi dia marah.Ini salah gue,salah gue,dan mungkin dengan gue jauhin kak Austyn bakal buat dia gal marah lagi."

Mata Hanny membulat.

"JANGAN GITU!"

Deka langsung menatap Hanny saat suara Hanny meninggi.

"Lo punya hak buat deket sama kak Austyn dan dia gak punya hak buat ngelarang lo,toh kak Austyn juga gak ngelarang lo buat deket dia kan."

"Tapi...,"

"Tapi apa?Kalau lo ngasih dia jalan terus,dia bakal ngelunjak sama lo dan lo juga bakal dibenci sama kak Austyn."

Deka menghela napas.

"Lo deket sama kak Austyn,tapi kok mereka kayak gini cuma ke gue ya."

Deka tersenyum miris.

"Karena mereka tau kalau gue sepupu kak Austyn."

Mata Deka membulat.

"Awal orientasi sekolah juga gue dibuli sama geng Trilla gara gara gue deket banget sama Kak Austyn,tapi pas itu mereka ketauan buli gue dan hal hasil kak Austyn bilang ke mereka kalau gue sepupunya,oh ya dia juga bilang ke mereka kalau mereka buli gue lagi,mereka bakal mati ditangannya."

Deka menunduk dan memainkan jarinya diatas rok.

"Gue kira...,"

"Pacar?Udah banyak yang bilang gitu,tapi ya gue ngerahasiain aja."

Deka mengangguk.

"Tapi sama Adrian juga...,"

"Urusan itu bakal lo denger sendiri dari orangnya."

Deka terdiam.

"Lo suka sama Austyn?"

Deka tersentak.

"Jadi?"

Deka menggeleng pelan.

"Gue suka Adrian."

Untuk pertama kalinya Deka mengungkapkannya pada orang lain.

"Yakin?Itu perasaan bukan kagum?"

"Kagum?"

Hanny tersenyum.

"Disaat mata lo memuji kebaikan pada dirinya,memuji fisiknya,memuji pandainya dia dalam bidangnya."

Deka terdiam.

"Gue harap lo cepet ngerti sama perasaan lo sendiri dan jangan sampai menyesal akan kepergian seseorang yang suka sama lo."

Ini saatnya kamu melihat orang yang mencintaimu dibandingkan melihat orang yang kamu cintai.

______________________________

Mulmed = Kondisi Author saat ini :v

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top