25 - Satu hari tanpanya
Deka menatap sekumpulan orang yang telat dilapangan,dan ia tidak menyangka akan bersanding lagi dengan barisan itu.Pagi ini benar-benar tidak ada panggilan dari Austyn dan Deka juga lupa untuk memasang alarm diponselnya,pagi yang kacau.
Deka mengikuti barisan itu.Beberapa menit kemudian,datanglah Adrian.Entah mengapa semua orang disekitarnya merasa senang.Ada beberapa orang yang berkata bahwa tidak akan ada hukuman hari ini.
"Halo,selamat pagi."
Adrian menyapa dengan senyumnya yang amat sangat manis,sampai mungkin dapat membuat orang diabetes.Semua orang pun membalas sapaan Adrian,termasuk perempuan dibelakang Deka yang tampak kegirangan.
"Disini saya cuma mau nyampein,tolong berangkatlah kesekolah lebih awal.Setidaknya sampai disekolah pada pukul tujuh."
Mereka semua hanya mengangguk.
"Tolong disiplin,ikuti peraturan.Buat apa disekolah ada peraturan kalau tidak dilaksanakan."
Adrian menasihati semuanya dengan nada lembut.
"Saya harap kalian semua dapat mengerti,kalian sudah besar,bukan anak smp lagi."
Tidak ada balasan sedikitpun.
"Yasudah kalian boleh pergi ke kelas."
Detik itu juga wajah berseri mulai menghias mereka semua.
"Serius kak?Gak dihukum?"
Perempuan disamping Deka bertanya dengan wajah tak kalah berseri.
"Enggak,mending kalian ikut pelajaran daripada kena hukuman."
Mereka semua perlahan-lahan meninggalkan lapangan.Deka masih diam ditempat,dia berpikir bagaimana jika dia terlambat sekolah selama seminggu ini,pasti berat sekali.
"Weh,lo gak ke kelas?"
Seseorang menyenggol lengan Deka dan membuatnya tersentak.
"Eh Via,ini gue baru mau ke kelas."
"Yuk bareng,"
Via dan Deka pun jalan bersama menuju kelas.
"Kok telat Vi?Biasanya kan lo berangkat sekolah sama si panutan murid."
"Si panutan muridnya lagi ikut olimpiade di bandung,jadi tadi gue berangkat sendiri terus gak ada asap gak ada api dijalan macet,terus telat."
"Lo kurang beruntung,"
"Beruntung lah gue,"
"Beruntung gimana?"
"Beruntung gue telat gak ada Austyn,kalau ada nih ya mungkin gue dan lo juga bakal disuruh cabutin rumput di taman belakang sekolah."
Kalau ada Austyn juga gue gak bakal telat kesekolah.
Deka pamit memasuki kelasnya dan Via pun melanjutkan langkahnya menuju kelas yang berada di samping kelas Deka,10B.
//-//-//-//-//-//-//-//-//-//
Pelajaran kosong benar-benar membuat kelas Deka seperti kapal pecah.Meja dan kursi yang tidak karuan,taplak meja yang juga sudah berada di kepala Angga,benar benar kacau.
"Jamaah ... Ooyy ... jamaah,"
Angga berdiri didepan layaknya seorang ulama yang akan berceramah.
"Disini abang Angga akan berceramah tentang...,"
Ucapan Angga terpotong oleh suara bel istirahat.Semua orang pun lantas keluar untuk pergi ke kantin.
"WOY GUE BELUM CERAMA WOY,UDAH DITINGGAL AJA.
Rendy mendekati sahabatnya itu lalu merangkulnya.
"Mending ke kantin yuk,otak lu butuh asupan gizi."
Angga hanya mengangguk.
"Mau ikut gak lo bayi kukang?"
Deka hanya mendengus pada Rendy.
"Lo mau ikut gak Feb?"
Febri menggeleng untuk menjawab pertanyaan Deka.
Deka pun bangkit dari duduknya dan menyusul kedua temannya itu.
Febri sedari tadi hanya fokus pada ponselnya.Pesan demi pesan ia balas seraya tersenyum geli.
Basmi Kuman (4)
Kya.
Pokoknya kita harus buat si kuman jera!!!
Ant.
Betul banget!!
Gak ada kapoknya tuh
Febri.Prt
Harus!!
Jijik gue lama lama sama dia
Rsy.
Yupsi gaiss
Nanti makin lama dia makin ganjen lagi
Ant.
Emang udah ganjen goblok!!
Rsy.
Kasar ibu semut :(
Kya.
Tenang gaiss...
Gue punya banyak rencana kok
Haha
Febri.Prt
Kutunggu aksimu
Haha
Febri mematikan ponselnya.Ia pun mengambil buku yang terletak di kolong samping mejanya,memasukan buku itu kedalam tasnya dan pergi menuju kantin.
//-//-//-//-//-//-//-//-//-//
Di kantin...
Deka hanya dapat tertawa mendengar cerita receh dari Angga.Rendy yang tengah menjadi bahan ceritanya hanya dapat memasang wajah malas.
"Nih ya terus si Nesa tuh ngejauhin si Rendy,nah perasaan Rendy seketika hancur se hancur jalan depan nenek gue."
Angga bercerita dengan penuh semangat layaknya cerita itu benar benar nyata.
"Anjir,gue gak pernah suka sama Nesa."
Rendy pun akhirnya angkat suara.
"Gak usah munafik Ren,"
"Bodoamat,"
Febri pun datang dan langsung duduk disamping Deka.
"Ada yang seru tanpa gue nih."
"Ah lo telat datengnya Feb,gue abis cerita tentang kisah cinta si badugong Rendy."
Febri hanya memasang wajah menjijikan.
"Jadi begini...,"
Angga menghentikan ucapannya saat melihat banyak kerumunan di luar kantin.Deka mengikuti tatapan Angga,diikuti Rendy dan juga Febri.
"WOY PULANG WOY!!"
Seluruh mata pun menatap Angga angga sekarang dan beberapa menit kemudian suara sorak-sorakan pun mulai terdengar.
"Balik cepet balik cepet."
Senandung Angga dengan wajah bahagia.
"Ayo pulang sama gue Dek,"
Deka menatap Rendy sesaat.
"Gak lah,lo balik duluan aja,gue mau disini dulu sebentar."
Rendy mengangguk dan mereka bertiga pun meninggalkan Deka seorang diri.Deka mengeluarkan ponselnya dan mengecek aplikasi line.Tidak ada satu pun pesan darinya.Entahlah,Deka belum melihatnya hari ini.
Dasar ketua osis sok sibuk!
Deka pun mematikan ponselnya.Tubuhnya menegang saat diatas kepalanya terdapat sesuatu,jus jambu.
"Ups,salah buang ya."
Kayla menutup mulutnya seolah ia memang benar-benar salah.
"Aduh,gue kira tempat SAMPAH!!
Anita mengikuti gerakan Kayla dan membuang gelas plastik ke wajah Deka.
"Maaf ya,kita sengaja hehe."
Risya tak mau kalah,ia juga menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Inilah akibatnya kalau macem macem sama gue,queen Kayla."
Deka hanya diam saja seraya menunduk.Ia tidak tau harus berbuat apa sekarang,melawan pu pasti tidak akan bisa.
"Gue kasih peringatan sama lo cewe jablay.Deketin Austyn dan Adrian bisa buat lo sial,sialnya ya gitu,gue buli."
Deka masih terdiam,sepertinya Kayla memang benar-benar sudah gila.Geng Trilla pun pergi meninggalkan Deka.air mata yang sudah di ujung mata Deka,turun seketika.Tiba-tiba kejadian itu terngiang dikepalanya,kejadian dimana ia di siram air oleh geng itu dan Austyn datang memakaikannya jaket untuk menutupi bajunya yang basah.
Deka langsung berlari keluar dari kantin menuju loker.Sesampainya di ruang loker,Deka langsung membuka lokernya.Jaket itu masih ada didalam lokernya.
Maaf ya kak,jaketnya Deka pake lagi.
Deka mengambil jaket tersebut dan memakainya.Aroma tubuh Austyn telah terganti oleh aroma tubuhnya.Deka menghela napasnya dan langsung pergi ke kelas untuk mengambil tas.
//-//-//-//-//-//-//-//-//-//
Adrian masih setia menyender pada mobilnya.Sosok perempuan yang telah lama ia tunggu pun akhirnya terlihat dimatanya.Adrian mendekatinya.
"Deka,mau pulang bareng?"
Deka terkejut dan Adrian hanya menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tidak gatal.Benar-benar kikuk pertanyaannya.
"Rumah kita kan beda arah kak."
Adrian menggigit bibir bawahnya.
"Aku anterin Pulang."
Mata Deka membulat,ia tidak percaya dengan apa yang dikatakan Adrian.
"Jaketnya kayak kenal,"
Adrian menyentuh pundak Deka dan mata Deka membulat lagi karenanya.
"Ini ... jaket kak Austyn."
"Dikasih...,"
"Ayo kak pulang,kayaknya mau hujan deh."
Adrian pun mengangguk.
_____________________________
Holaaaa💃...
Up aja lah ya daripada jadi basi hehe👻
Jangan lupa mampir ke cerita XB alias cerita TBG💋Siapa tau mau kenalan sama kembaran Angga atau mau kenalan sama si Via,atau sama di Nesa yang diceritain Angga xixi...
Cuss langsung aja yaaaa✈
SEE YOU NEXT PART>>
Salam♡
Yayang ptr.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top