23 - Lomba Dalam Lagu

"Deka,besok privatin gue matematika dong."

Deka hanya dapat menatap Rendy datar.Temannya yang satu ini sudah berbicara seperti itu lebih dari 5 kali.

"Kalau nilai matematika gue kayak gini terus,nanti emak gue ngomel,terus mobil sama duit gue pasti ditarik."

Deka menghela napas.Mencoba tidak menyembur wajah Rendy dengan minuman didepannya ini.

"Gue bukan guru dan gue juga masih dibawah standar matematikanya.Tapi saran gue,mending kita kapan kapan belajar bareng aja gimana?"

"Boleh juga tuh belajar bareng,"

Baru saja Deka ingin membalas perkataan Rendy,ada seseorang yang masuk ke dalam kelasnya.Adrian sekarang tengah berdiri di depan seraya memegang beberapa kertas.

"Hallo selamat siang semua,"

Adrian menyapa isi kelas dengan senyum manisnya dan membuat beberapa siswi berteriak kegiraangan saat melihatnya.

"Siang juga kak,"

"Disini saya ingin membagikan formulir perlombaan yang akan diadakan satu minggu lagi."

Deka seketika teringat akan poster lomba yang tertempel di mading tiga hari yang lalu.

"Disini ketua kelasnya siapa?"

Rendy mengangkat tangan dan ketika Adrian melihatnya,Adrian langsung menghampirinya.

"Ini formulir dan ketentuan bazar ya.Nanti diisi terus kalau sudah kumpulkan ke saya atau ke Austyn langsung ya,"

"Ke kak Adrian aja deh nanti ngumpulinnya,"

"Kak Austyn mah galak hehe,"

"Gak galak kok,eh btw kamu yang dihukum lari lapangan 10 puteran itu ya?Yang gara gara ngatain Austyn di kantin,"

"Iyah kak,gak usah diinget lagi geh,"

Adrian tertawa,Deka juga.Adrian sekilas menatap Deka,tetapi Deka tidak menyadarinya,malah Rendy yang sadar.

Setelah Adrian pergi,Rendy langsung berdiri dan berjalan ke depan bak tentara yang ingin perang.

"WOY SIAPA YANG MAU IKUT LOMBA DEBAT?"

"Rendy goblok,jangan ngegas coba kalau ngomong."

Perempuan yang diketahui bernama Lita Renita itu,sekarang tengah berkaca pinggang di pojok kelas.

"Ya umpan Lita litata sayangku,abang udah biasa ini ngomongnya."

Lita membalas Rendy dengan tatapan jijik.

"Mending lo yang atur ini deh,Gue mah serba salah mulu kalau jadi ketua kelas."

Rendy menyerahkan formulir itu ke Deka dan dibalas decakan oleh perempuan itu.

"Jadi begini ya teman temanku yang paling ku sayangi,ini ada beberapa lomba untuk minggu depan dan ada bazarnya juga."

Deka menjelaskan didepan dengan gaya seperti seorang ibu yang tengah mengajari anaknya belajar membaca.

"Dimulai dari lomba debat,siapakah yang mau ikut?"

"Woy febry,congor lo kan gede ya,sana ikut debat."

Febry hanya dapat melongo saat mendengar suruhan Rendy.

"Coba ngaca,congor lo juga gede anjir."

Tatapan sinis dari febry mulai membuat bulu ditangan Rendy berdiri.

"Sudah teman teman,ayo partisipasinya ya."

Deka memilih Rendy dan Febry untuk menjadi peserta Debat dikarenakan mereka berdua yang tak ada habisnya saat adu mulut.

"Lomba kedua adalah cerdas cermat,siapa yang mau jadi pesertanya?"

Angga mengacungkan tangannya.

"Demi apa anak dugong itu mau jadi peserta cerdas cermat?Gak ada Gak ada,yang ada sebelum mulai acara udah get out duluan lagi."

Rendy protes seraya bergidik ngeri membayangkan sahabatnya itu mengikuti lomba cerdas cermat.

"Lo jangan remehin gue Ren,gini gini juga gue cucunya alber blah albett blahh tau ah bodoamat,yang penting siapa tuh orang yang pinter sedunia,"

"Najis banget lo,"

Terpilihlah Angga sebagai peserta lomba cerdas cermat.Rendy hanya dapat komat kamit saat melihat wajah Angga yang bahagia layaknya anak kecil yang baru saja mendapatkan sempak baru.

"Lomba ketiga adalah menyanyi solo,siapa yang mau?"

Hening seketika.

"Lah?"

Masih hening.

"Weh?Ada yang mau ikut?"

Lagi-lagi hening.

"Anjir,berasa ngomong sama manusia batu."

Deka hanya dapat menghela napasnya sekarang.

"Maaf gue gak berani,"

"Suara gue jelek,"

"Gue gugupan orangnya,"

"Mending gue jadi sporter Angga di cerdas cermat,"

Alasan demi alasan berhasil terlontarkan.

"Lo aja yang jadi pesertanya gimana?Suara lo kan lumayan bagus."

Deka tersentak saat mendengar perkataan Febry.Deka memang pandai sekali bernyanyi,dan suaranya juga tak kalah hebat dari artis artis televisi.Tetapi semenjak hal itu,hal yang membuatnya harus mengganti sebuah nyanyian dengan tangisan,membuatnya jarang bernyanyi.Semenjak itu juga,Deka tidak pernah menyanyikan lagu dengan full.Ia akan menyanyi bagian reff atau bahkan awalnya saja.

Anggukan dari teman temannya membuat tubuh Deka menggigil.Akhirnya Deka mengangguk,dan membuat teman temannya sontak kegirangan.

"Terakhir bazar,apa yang akan kita jual?"

Deka bertanya seraya mengatur napasnya yang naik turun.

"Jual novel atau komik,"

"Jual tahu bulat yang digoreng gak dadakan dan harganya gak limaratusan,"

"Jual daster emak emak aja,nanti gue suruh emak gue beli,"

"Jual mantan aja gimana?Mantan gue udah berkarat dan banyak nih,"

"Jual hati yang selalu tersakiti aja gimana?"

Deka benar benar bingung dengan pendapat teman teman gilanya itu.Sebuah ide seketika terlintas dipikirannya.

"Jual coklat aja gimana?"

Deka seketika sangat antusias.

"Coklat?" Ucap teman temannya serempak.

"Iyah coklat,jadi tuh kita bikin coklat sendiri terus dijual deh.Nah disini juga kita menerima pesan antar.Pembeli boleh memesan coklat dan mengirimkan coklat tersebut lewat kita,jadi kita yang nganterin coklat itu ke orang yang dituju pembeli.Gimana?"

"Wah menarik,"

"Boleh juga tuh,"

"Aish gue pengen kirim ke doi ah,"

"Setuju gue,lumayan bisa modus ke gebetan,"

"Gimana setuju?"

Pertanyaan Deka langsung disambut sorakan meriah dari teman temannya.

....................................

Pulang sekolah...

"Piket yang bener Rendy!"

Suara Deka seketika menggelegar didalam kelas.

"Ini udah bener anjir,salah mulu gue mah dimata semua orang."

Rendy menggerakan sapu yang berada ditangannya dengan tak karuan.

"Gue udah,sisanya biar Rendy yang ngurus."

"Gue juga udah nih,mau pulang bye."

Satu persatu anak sudah meninggalkan kelas dan sekarang tersisalah Deka dan Rendy.

"Pulang sama siapa lo?"

Rendy masih sibuk dengan sapu yang masih tak jelas ia gerakan.

"Mau pesen taksi,"

"Pulang sama gue aja kuy,"

"Ogah ah Ren,ngerepotin nanti.Rumah lo sama rumah gue kan beda arah,"

"Yaelah lo mah masih aja kek gitu,kayak sama siapa aja sih."

"Heem...,"

"Ah gue haus,lo mau ikut ke kantin gak?"

"Gak lah,gue disini aja."

"Yaudah lo tunggu disini sebentar ya,nanti gue kesini lagi terus kita otw pulang,"

Deka hanya mengangguk.Rendy pun keluar kelas,meninggalkan Deka seorang diri.Untuk melepas kebosanannya,Deka membuka ponsel dan menekan aplikasi musik.Deka masih belum memilih lagu yang akan ia nyanyikan saat lomba nanti.Ia juga berpikir,apakah bisa menyanyi dengan sempurna pada hari H-nya.

Satu lagu telah ia tekan.Lantunan musik dari ponselnya mulai terdengar di kuping kecilnya itu.

Heart beats fast
Colors and promises

Deka berhenti bernyanyi dan juga mempause musiknya.Ia menelan salivanya,mencoba menghilangkan kenangan kenangan yang seketika terlintas dipikirannya.

How to be brave
How can I love when I'm afraid to fall

Kali ini Deka bernyanyi tanpa diiringi musik di ponselnya.

But watching you stand alone
All of my doubt, suddenly goes away somehow

Deka masih terus meyakinkan dirinya.

One step closer

Deka bisa.

I have died everyday, waiting for you

Itu bukan suara Deka,jelas sekali bukan.Deka menengok sumber suara tersebut dan mendapati seorang laki laki berdiri seraya memegang gitar.

Darling, don't be afraid, I have loved you for a thousand years

Seseorang itu melanjutkan lagunya.

I'll love you for a thousand more

"Kak Austyn,"

________________________

Haloooo💃....

Garing?Jelas😟Maaf kalau makin kesini ceritanya makin bertele tele telegrammm,makin gak jelas,dan makin makin makin lainnyaaa...

Percayalah,akan ada part wow di masa yang akan datang😃

Mohon dukungannya untuk kedepan ya😆Masa masa semangat nulis nih wkwk

Jangan lupa voment👄

SEE NEXT PART GAIS>>


Salam Unicorn

Yayang Sparkle👻

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top