12 - Sebuah Foto
Deka berjalan menuju kelasnya sesekali dengan menguap.Pagi ini seperti biasa ia terbangun oleh telfon dari Austyn.Deka tidak tau sampai kapan hal ini akan berhenti,tetapi ia juga bersyukur...Kalau tidak ada Austyn mungkin ia akan terlambat terus untuk pergi ke sekolah.
Langkah Deka terhenti saat ia melihat orang-orang tengah berkumpul,seperti sedang melihat sesuatu.Deka pun mendekati keramaian tersebut,dan ia sangat terkejut saat melihat sebuah foto disana.Foto dirinya dan Austyn kini tertempel dimading,ia benar-benar tidak tau siapa yang melakukannya.Suara bisikan mulai memenuhi telinga Deka,mereka tidak tau bahwa Deka tengah dibelakangnya.
Tanpa pikir panjang,Deka pun mengambil foto itu.Kini tatapan semua orang yang berada di mading mengarah padanya.
"Oh ini dia si artis".
"Berani amat deketin Austyn".
"Punya nyali berapa lu?".
"Dasar cewe ganjen".
"Modal tampang aja bangga lu cabe".
Deka mulai mundur perlahan-lahan.Ia benar-benar merasa seperti tikus yang dikelilingi oleh singa lapar.Deka pun pergi dari keramaian itu tanpa menanggapi sorak-sorak dari mereka.Ia berjalan seraya menunduk dan mengigit bibir bawahnya untuk menahan tangisnya.
"Seorang putri tidak boleh lemah,angkat kepalamu agar mahkotanya tidak jatuh".Ucap seseorang.
Deka pun mengangkat kepalanya,melihat siapa yang berbicara.Kini Austyn tengah berada didepannya.Deka yakin Austyn telah melihat foto itu,dan sekarang mungkin Austyn akan marah padanya.
"Jangan dipikirin...Terkadang orang lebih suka mengurusi urusan orang lain,dibandingkan mengurusi hidupnya sendiri".Ucap Austyn.
"Mungkin orang itu udah merasa kurus,jadi dia mau ngurusin orang lain".Ucap Deka diselingi oleh tawa kecilnya.
"Gue tau senyum lu itu cuma topeng untuk menutupi kesedihan yang lu derita".Ucap Austyn miris dan pergi meninggalkan Deka.
Deka hanya dapat tersenyum miris saat melihat Austyn pergi.Austyn benar,senyumnya hanya topeng belakang.Deka sudah sering melakukan hal ini,dan hanya orang tertentu yang tidak dapat ia tipu dengan senyumnya.Dan sekarang Austyn masuk kedalam jajaran orang yang tidak dapat ia tipu dengan senyumnya.
Aku memang seperti itu,tersenyum hanya untuk menutupi kesedihanku.Orang diluar sana pasti mengira kalau aku baik-baik saja,tetapi jika mereka melihat dari sisi dalamku...Aku kacau.
Deka mulai memasuki kelasnya.Entah mengapa,tatapan teman-temannya saat ini sangat mengintimidasi.Deka hanya dapat menghela nafas dan mulai duduk dibangkunya.
"Dekaaaa...".Panggil Hanny panjang dan membuat Deka tersentak.
"Iya".
"Ikut gue sekarang".
"Kemana?".
"Pokoknya ikut".
Hanny pun menarik tangan Deka dan membawanya menuju suatu tempat.Sekarang Deka dan Hanny tengah berada didepan sebuah pohon yang lumayan besar,disana tertempel foto dirinya dan Adrian.
Deka pun mengambil semua foto tersebut.Ia hanya dapat menahan tangisnya saat ini.
"Lu lagi ada masalah ya,cerita aja sama gue".Ucap Hanny seraya memegang pundak Deka.
Bukannya Deka tak mau cerita,tetapi ia takut cerita pada orang yang salah.Mengingat kejadian kemarin,ia jadi meragukan Hanny.
"Gak ada kok,mungkin ini Cuma kerjaan orang-orang iseng aja".Ucap Deka seraya tersenyum tipis.
"Ya mungkin belum saatnya juga lu cerita ke gue,tapi kalau lu mau berbagi kesedihan...Gue siap jadi orang yang pertama".Ucap Hanny.
Setelah membereskan foto-foto tersebut,Deka pun memasuki kelasnya.Jam pertama dimulai,dan guru matapelajaran mulai masuk.
"Oke seperti yang saya bilang kemarin...Siswa yang tidak membawa buku catatan,tidak boleh mengikuti pelajaran saya".Ucap guru itu.
Deka membuka tasnya dan mulai mencari buku catatan biologinya.Tetapi yang ia cari tak kunjung ketemu.Walaupun semua buku sudah ia keluarkan,buku biologinya benar-benar tidak ada.Deka merasa sudah memasukannya semalam.
"Ada yang tidak bawa?".Tanya guru biologi itu.
Deka dengan pasrah mengangkat tangan dan membuat semua orang yang berada dikelasnya menatapnya.
"Oke Deka sekarang kamu keluar".Ucap guru itu dan diangguki oleh Deka.
Deka pun keluar dari kelasnya.Pikiranya sangat kacau saat ini.Deka duduk didepan kelasnya,memeluk lututnya dan meyembunyikan wajahnya disana.Tanpa ia sadari,seseorang tengah berdiri didepannya.
"Deka".Panggil orang tersebut.
"........".Tak ada jawaban dari Deka.
Orang itupun berlutut didepan Deka dan Deka masih belum menyadari hal itu.
"Lagi banyak masalah ya?".Tanya Orang itu seraya mengusap puncak kepala Deka.
Deka pun mulai mengangkat kepalanya dan melihat wajah orang tersebut.
"Enggak kok kak".Ucap Deka seraya menggeleng.
Adrian pun menggenggam tangan Deka.Sekarang jantung Deka berdetak sangat kencang.
"Adakalanya kita memendam sebuah masalah,tetapi tak selamanya kita akan memendam semua itu".Ucap Adrian tulus.
"Iya kak".
"Trus kenapa kamu disini,kok gak belajar".
"Dihukum bu Farah,gara-gara gak bawa buku catatan".
"Aku juga pernah kok hehehe".
"Aih kakak mah,trus kakak dimarahin?".
"Mending kalau dimarahin,aku dihukum suruh nyari pengertian keanekaragaman hayati.Trus suruh dipresentasiin sambil joget".
"Hahaha serius kak".
"Serius lah".
"Trus kakak ngelakuin?".
"Iyalah,daripada kena hukuman lagi".
Adrian tersenyum saat melihat Deka tertawa.Setidaknya ia dapat membuat mood Deka kembali.Dan Deka sangat-sangat bersyukur bisa kenal dekat dengan Adrian,mungkin Adrian akan menjadi penghilang badmoodnya mulai dari sekarang.
Aku tak berharap lebih..Cukup menjadi teman dekatmu,tertawa bersamamu,dan melakukan sesuatu hal denganmu,sudah membuatku bahagia.
Jika menjadi teman saja sudah dapat membuatku bahagia,mengapa harus menjadi pacar.
Aku tidak akan berharap lebih kepadamu,apalagi meminta...Karena aku sadar,aku hanyalah seorang teman,tidak lebih.
________________
A/N
Hai...
Ehhh update lagi😄
Kapan lagi loh bela belain ngetik sampe jam 12 malem😣
Dont forget vote and comment...
Karena Voment menentukan kecepatan update😊
Berasa ngemis voment😭
See you next part>>>
Salam
Author yang galau😂
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top