(Dua Puluh Tiga). kbm
Sudah tengah malam, Kirana belum juga pulang, Taduh mondar-mandir dengan gelisah. Biasanya Kirana akan memberikan kabar padanya jika lembur atau pergi ke suatu tempat.
Taduh tidak bisa berbuat apa-apa, keberadaannya sedang disembunyikan, jika dia salah bertindak semua bisa fatal, baik terhadap Kirana ataupun perusahaannya, tapi dengan berdiam diri begini, takkan menghasilkan apa- apa.
Perasaan Taduh tidak enak, apa kah Istrinya baik-baik saja? bahkan sekarang sudah jam satu dini hari, belum ada sedikitpun kabar darinya.
*****
Kirana bangun dengan kepala pusing, perutnya bergejolak hebat, makan malam yang diantar oleh Richard sedikitpun belum disentuhnya.
Sehari dikurung laki-laki itu, terasa sangat lama baginya. Richard berubah menjadi orang yang tak di kenalnya, sekarang dia bersikap kasar, bahkan tak segan-segan menjambak rambut Kirana saat Kirana melawan setiap perintahnya.
Seperti tadi siang, Richard memaksanya untuk buka mulut, memaksa Kirana memberikan informasi berkaitan dengan identitas Taduh, Kirana bertahan dengan pendiriannya walaupun Richard akan membunuhnya.
Pintu kamar terbuka, menampilkan Richard dengan wajah dinginnya, dia memakai piyama hitam, yang membuat Kirana tak habis pikir, apa tujuan Richard masuk tengah malam ini kekamarnya, apakah laki-laki itu akan menjambak rambutnya lagi dan memaksa Kirana untuk buka mulut.
"Kenapa tak kau sentuh makan malammu?" Richard melirik makan malam Kirana masih seperti sedia kala, dia semakin kesal pada wanita itu.
"Aku tidak lapar" Kirana membuang muka.
"Kenapa kau tak menyerah saja, bercerai dengan laki-laki itu kemudian menikah denganku."
"Aku mencintainya," sahut Kirana sambil berteriak.
"Cinta? Segampang itu? Apakah karena dia sudah menyentuhmu kau langsung jatuh cinta padanya? kau tak lebih dari seorang jalang...."
Plak! tamparan mendarat keras di pipi Richard, membuat sudut bibirnya berdarah, Kirana tak terima dengan penghinaan itu, kemana Richard yang selama ini dikenalnya, dia mengakui kesalahannya, tapi Richard menghukumnya lebih kejam dari apa yang dibayangkan.
"Jaga ucapanmu!"
"Aku berusaha menahan diri untuk tidak menyentuhmu selama ini, aku yang berjuang untukmu, kenapa kau serahkan dirimu pada laki-laki yang bahkan belum lama kau kenal."
Richard marah, matanya memerah, tanpa Kirana sadari pria itu sudah menghempaskannya ke atas ranjang.
"Jika dengan menyentuhmu akan mengembalikan cintamu padaku, maka aku akan melakukannya."
Richard menindih Kirana, memegang kedua tangannya secara kasar.
"Kau gila, lepaskan aku!" Kirana memberontak, dia sangat takut, tapi dia harus bisa mengendalikan diri, Richard akan semakin menjadi jika dia menunjukkan kelemahannya.
"Katakan! Di mana dia pernah menyentuhmu! "
Richard semakin tak terkendali, dia meraih dasinya, mengikat kedua tangan kirana. Kirana menangis saat Richard dengan kasar merenggut kemejanya, membuat kancing kemejanya berhamburan.
"Kau? bahkan lebih banyak tanda bajingan itu di tubuhmu, sajauh mana dia menyentuhmu, hah?" dia semakin benci dengan Kirana. Wanita itu tak ubahnya seperti pelacur baginya saat ini.
"Lepaskan aku! kau kejam."
"Kau yang membuatku begini, aku akan menghapus semua tanda ini, kurang ajar ! akan kubunuh pria itu."
Kirana terisak, dia tak punya kekuatan melawan Richard, hanya tuhan yang bisa menyelamatkan dirinya saat ini, dia sempat merasakan Richard menggigit bibirnya dengan kuat sebelum kegelapan menguasainya.
*****
Entah berapa jam, yang jelas sekarang sudah jam tujuh pagi, Kirana sadar lalu membuka matanya perlahan, yang pertama dilihatnya adalah Richard, wajahnya tegang menahan marah, matanya menatap tajam Kirana, seolah-olah ingin mengulitinya hidup-hidup.
Selain Richard, ada seorang laki-laki paruh baya berbaju putih, kalau dilihat dari penampilannya, bisa di pastikan bahwa orang itu adalah dokter, tapi apa yang dilakukan dokter itu dikamar ini?
"Saya pamit dulu pak Richard, harap dijaga calon istri anda!"
Richard tak membalas, dia membiarkan dokter itu berlalu. Wajahnya memerah dengan rahang mengetat.
Setelah kepergian sang dokter, Richard menumpahkan amarahnya, jari-jarinya memegang rahang Kirana dengan kasar.
"Berapa kali kau melakukannya?hah? "
"Apa maksudmu?" Kirana belum mengerti arah pembicaraan ini, rahangnya sangat sakit, Richard tak berhenti menyiksanya.
"Kau hamil, kau hamil anak bajingan itu, dokter sialan itu menyangka di perutmu adalah anakku."
Kirana menutup mulutnya, dia hamil? Buah cintanya dengan Taduh sudah tumbuh di sana, sebuah tekad membuat semangatnya kembali terbit, dia harus berjuang menyelamatkan diri, betapa bahagianya Taduh jika mendengar kabar ini, Kirana harus berfikir keras, mencari cara untuk kabur dari Richard.
"Sekarang ikut aku! janin menjijikkan itu harus dikeluarkan dari rahimmu."
Richard menarik tangan Kirana secara kasar, tak peduli dengan keadaan tubuhnya yang lemah.
"Kau gila, jangan sakiti bayiku! aku mohon!" Kirana bersimpuh di depan Richard, air matanya bercucuran tapi Richard tak tersentuh sama sekali.
"Mulai detik ini aku takkan lagi menuruti keinginanmu."
Richard membopong Kirana secara paksa, isak tangis Kirana tak sedikitpun membuat pikirannya berubah.
***
Di karya karsa tamat.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top