23 - Napas Terakhir

Hingga matahari makin condong ke barat, Lia belum sadarkan diri. Arif menepi sejenak ke taman rumah sakit yang sepi. Pikirannya terlalu sesak. Dia duduk di bangku panjang di bawah pohon rindang, memandang gedung rumah sakit di depannya. Bayangan Lia di ruang ICU berputar-putar di benaknya. Entah kapan gadis itu akan sadar. Semoga dia kuat.

Sesekali Arif berandai, misal kebakaran itu tidak pernah terjadi, bagaimana Tuhan meramu pertemuan mereka? Atau, andai Lia tak perlu pindah ke kota, seperti apa hari-hari yang akan mereka lewati?

Arif menghela napas berat, mencela isi pikirannya sendiri. Sebab, apa-apa yang telah terjadi tentu saja sudah Tuhan atur sebaik-baiknya.

Suara langkah menghampiri, membuat Arif menoleh. Sarah melenggang sambil tersenyum tipis, meski wajahnya tampak lelah. “Hai ...." dia langsung duduk di samping Arif. "Maaf, aku baru bisa datang.”

Arif sedikit terkejut dengan kemunculan gadis itu. "Aku nggak nyangka kamu bakal nyusul ke sini. Ada apa?”

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini cuma cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan lanjutannya, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca. Atau langsung ketik judul cerita juga boleh.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top