22 - Berpacu dengan Waktu

Hingga dini hari Arif masih terjaga. Monitor di samping ranjang Lia terus berbunyi pelan, detak jantungnya semakin lambat. Arif berdiri di samping ranjang, matanya tidak lepas dari angka-angka yang terus menurun. Hatinya berkecamuk. Kondisi Lia semakin memburuk, dan dia tahu dia tak bisa menunggu lebih lama lagi.

Tanpa ragu, Arif mengambil ponselnya, menekan nomor darurat. "Ambulans. Sekarang juga," ucapnya singkat, suaranya penuh desakan. Tak lupa dia menjabarkan kondisi Lia agar pihak rumah sakit bisa menyiapkan segala sesuatunya yang diperlukan selama pemindahan pasien. Terakhir, dia memperkenalkan diri sebagai dokter dan alamat kliniknya di desa itu, berharap bisa diprioritaskan.

Arif menutup telepon, lalu kembali ke sisi Lia. Dia melihat jam tangannya. Perjalanan dari rumah sakit terdekat tentu memakan waktu. Hal itu membuat Arif gelisah bukan main. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain menunggu, sambil terus memantau kondisi Lia. Setiap detik terasa seperti ancaman.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini cuma cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan lanjutannya, silakan baca di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca. Atau langsung ketik judul cerita juga boleh.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top