18 - Napas Baru
Arif duduk di meja klinik yang kini lebih rapi, meski beberapa peralatan masih rusak dan butuh perbaikan. Pikirannya tidak bisa lepas dari kenyataan bahwa Hana adalah Lia, gadis yang selama ini dia cari dan tunggu. Kalau tanpa bantuan Bu Lastri, sampai kapan dia tidak akan menyadarinya?
Sebagai seseorang yang begitu mendamba, Arif merasa benar-benar payah.
Arif membaca lagi buku kecil yang ditemukannya, seolah tak pernah bosan, meski sudah diulang berkali-kali. Hatinya begitu pilu menyimak setiap kepiluan yang ditorehkan Lia. Betapa terjal jalan hidup yang harus dilaluinya sendirian.
Arif menyimpan buku itu di laci, lalu menyandarkan kepala di kursi, mengingat momen-momen saat pertama kali Hana datang. Kini, semua perasaan aneh saat pertama kali bertatapan dengan gadis itu sudah terjawab. Rupanya, mata yang mengintip dari balik cadar itu sedang melirikan tembang masa lalu. Hanya saja Arif terlalu bodoh menerjemahkannya. Atas kebodohan itu, kini dia dituntut untuk berpura-pura. Sungguh miris.
Pintu klinik terbuka, suara langkah ringan terdengar. Sarah muncul sambil menenteng map.
🍁🍁🍁
Assalamualaikum.
Mohon maaf sebelumnya, bab ini cuma cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan lanjutannya, silakan baca di:
* KBM App
* KaryaKarsa
Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca. Atau langsung ketik judul cerita juga boleh.
Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.
Aku tunggu di sana, ya.
Makasih.
Salam santun 😊🙏
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top