26• Ego Yang Tersentil.

Layaknya Maleficent yang menjadikan besi sebagai kelemahannya, Chivar rasa senyum adalah kutukan bagi istrinya. Siapa tahu saja wanita itu akan berubah jadi nenek-nenek keriput dan bongkok saat mencoba tersenyum.

Setidaknya itu yang Chivar pikirkan dulu.

Namun, beberapa jam lalu ia melihat dengan nyata segaris senyum tipis terpatri di wajah cuek Webhi. Meski tak dipersembahkan untuknya, selama beberapa detik Chivar terpana ketika bibir yang sempat ia kagumi pagi ini terlihat begitu indah karena lengkungan samar. Apalagi senyum itu sampai ke mata, terlihat tulus meski sederhana. Tak seperti senyum formal yang biasa Webhi tunjukkan pada keluarganya.

"Kamu matiin aja lampunya kalau nggak nyaman. Aku lagi suruh Cecep pesen lampu tidur." Seraya berujar, Chivar mencoba menyibukkan diri menatap layar laptop di atas pangkuannya. Melihat beberapa desain rumah minimalis bergaya klasik agar ia tak terlihat gugup saat menawari hal itu.

"Aku tidur di kamarku lagi," sahut Webhi santai.

Ayah dan ibunya baru pulang setengah jam lalu. Lebih tepatnya setelah makan malam yang tak disertai Chivar, sebab kondisinya yang belum memungkinkan untuk turun melewati tangga. Sekarang, setelah memastikan Chivar sudah meminum obat selepas makan malam yang terpaksa harus ia temani, Webhi mencoba terlihat tak acuh saat pria itu meminta tidur di dalam kamar yang sama lagi.

Menutup laptopnya kesal, pria dengan gelar B.Arch lulusan Universitas Melbourne itu menatap wanita yang sudah siap keluar dari kamarnya. Tangan Webhi sibuk membawa paper bag yang katanya hadiah dari Ardaf setelah pulang dari perjalanan bisnis.

"Kamu tega banget, Bhi. Nanti kalau aku demam lagi gimana?"

Meski terdengar kesal, suara Chivar sarat akan permohonan. Matanya terus menyorot wanita yang bergeming di ambang pintu. "Aku nggak mungkin teriak-teriak panggil Mbok Jum atau Cecep. Suara aku mana bisa kedengaran sampai lantai bawah!" serunya lagi dan mulai merasa jengkel saat Webhi masih diam saja.

"Aku udah janji nggak akan nyentuh kamu selama belum putusin pilihan, Bhi! Lagian kamu pikir aku bisa apa sama kaki yang kayak gini?"

"Chi ... dokter bilang demam kamu semalam karena pengaruh luka--"

"Dan luka aku belum sembuh!" sela Chivar makin sewot. "Udahlah terserah! Kamu pergi aja sana!" Sambil berbaring dengan gerakan secepat yang ia bisa, Chivar menarik selimut. Hatinya makin dongkol melihat Webhi sepertinya tak merasa iba sedikit pun dengan kondisinya. Tahu begini, lebih baik ia pulang ke rumah kakeknya yang pasti akan ditemani sang ibu 24 jam.

Ck. Chivar memang manja jika dalam kondisi seperti ini.

"Chi ...." Webhi mendesah pelan melihat pria itu menutupi kening dengan lengan. "Kamu bisa nelpon aku kalau butuh sesuatu." Webhi juga tak mengerti kenapa begitu berat menemani Chivar, padahal semalam ia tak bisa tidur karena khawatir dengan kondisi pria itu. Dan malam ini tak menutup kemungkinan tak memikirkan hal yang sama.

"Kenapa sih, Bhi?" Chivar kembali menatap istrinya yang masih berdiri di ambang pintu. "Kamu nggak ada effort sama sekali buat jalin hubungan baik di antara kita. Aku tahu kalau misal kamu masih dalam masa penyesuaian sama hubungan ini. Tapi yang aku lihat, kamu emang nggak ada niat buat ke arah yang lebih baik. Kita nggak mungkin hidup kayak musuh dalam atap yang sama atau kamu sebenenrnya emang kepingin hubungan kayak gitu, ya?" Kemudian berdecih mengingat sifat Webhi yang seperti tak membutuhkan orang lain.

Ya. Siapa pun itu.

"Kamu pikir aku yang mohon-mohon sama kakek buat dijodohin sama kamu?! Jangan bersikap seolah kamu dipaksa nikah karena alasan bayar hutang, deh!" sembur Chivar tanpa ragu.

Webhi terdiam kehilangan kata-kata. Merasa tertohok dengan ucapan yang sepertinya sedikit menyentil egonya. Benar. Harusnya ia tak bersikap seperti korban. Perjodohan itu terjadi atas kehendaknya. Seluruh keluarga tak pernah memaksa karena pilihannya semata-mata hanya ingin mematikan rasa yang ada.

Alasannya saja sudah salah sejak awal, lalu dengan enteng ia libatkan orang lain yang jelas tak tahu apa-apa.

Hah! Manusia memang terkadang tak tahu diri.

"Sana pergi! Nggak sama kamu juga aku bisa!" seru Chivar lagi sambil membalik badan memunggungi Webhi.

Tak lama suara pintu yang terbuka dan tertutup kembali, membuat hati Chivar makin marah. Tanpa sadar, giginya bergemeletuk menahan kekesalannya yang membuat bingung. Dari awal ia tahu, seperti apa sifat istrinya. Namun, saat melihat bagaimana cara Webhi tersenyum dan menatap Ardaf, tak bisakah ia juga diperlakukan seperti itu meski sedikit?

Ah, Chivar pikir ini hanya perasaan emosional akibat stres seharian dalam kamar. Tak ada sangkut pautnya dengan hal apa pun, apalagi cemburu.

Cemburu?

Chivar berdecak kasar saat kata menggelikan itu terlintas di otaknya. Nggak! Lo bukan cemburu, Var! batinnya berbisik memperingatkan.

Lantas, kening Chivar mengernyit saat beberapa menit kemudian mendengar suara pintu kamarnya kembali terbuka. Tak lama aroma yang mulai ia hafal kembali mengisi ruangan. Detik selanjutnya, lampu kamarnya padam disusul tanda-tanda seseorang yang bergabung di atas kasur.

"Selama kamu sakit aja, ya!"

Tak ingin menoleh karena merasa kesal dengan senyum yang tiba-tiba saja datang, Chivar menarik selimutnya sampai bahu.

"Awas aja kalau sampai macem-macem!"

Chivar masih tak ingin menyahut, sebab sekarang ia menahan kekehannya mendengar ancaman itu.

"Pokoknya guling di belakang kamu dijadiin perbatasan! Kamu nggak boleh lewatin ini," kata Webhi lagi. Mulai kesal karena Chivar masih memunggunginya tanpa sahutan apa pun. "Kamu denger aku nggak sih, Chi?!"

Chivar sontak menoleh setelah berhasil menetralkan raut wajahnya. "Iya, bawel! Kamu tuh, biasanya diem aja. Kenapa pas mau tidur jadi rewel banget, sih?! Heran." Lalu mencebik saat Webhi berdecih sambil berbaring memunggunginya. "Kamu juga awas, ya, deket-deket aku!"

"Nggak sudi!" sahut Webhi sambil menarik selimut yang ia bawa dari kamarnya.

Chivar kembali mencebik saja meski hati yang beberapa menit lalu jengkel, tiba-tiba saja berubah menjadi lebih tenang dan sedikit ... mungkin lega. Ia tak mau mengatakan kalau hatinya sedang bahagia.

Halah, bahagia apanya! Nggak ada bahagia-bahagianya tidur sama Maleficent. Lalu Chivar tersenyum setelah menggurutu dalam hati. Kembali pada posisi saling memunggungi.

Paginya, Chivar bersyukur karena tak lagi merasakan demam. Luka di kaki sepertinya sudah tak terlalu sakit. Namun, kali ini tangannya mulai kebas karena dikuasai wanita yang katanya tak mau disentuh.

Mengembuskan napas pelan, Chivar bahkan takut hanya untuk menarik napas lagi saat Webhi dengan nyaman menjadikan lengannya bantal. Mengadukan wajah ke dekat ketiaknya hingga terlihat seperti anak kucing yang mencari kehangatan.

Cih, katanya nggak sudi.

Meski menggerutu, Chivar tersenyum kala aroma bunga yang menguar dari rambut halus Webhi, menggelitik hidungnya. Kemudian dengan lembut, ia tarik tangan sang istri agar berada di dadanya. Berharap Webhi tak terbangun karena merasakan detak jantungnya yang menggila di sana.

Manis banget kamu, Bhi kalau lagi tidur. Bisa nggak sih, tidur terus kayak gini. Iya, jangan bangun-bangun. Lalu Chivar terkikik setelah bermonolog dalam hati.

***

BREAKING NEWS!

Pagi ini, para netizen Indonesia dikejutkan dengan unggahan salah satu model ternama, Grace Amreetha. Model cantik asal Medan ini mengunggah poto seorang pria yang sedang bermain golf.

Dalam postingannya, wanita yang sempat ditawari main film oleh Hanung Bramantyo itu menyertakan caption yang membuat para fans bertanya-tanya. Siapa gerangan pria yang berhasil menaklukan hati wanita yang diberi julukkan Ice Princess.

He's the winner💗

Begitulah caption yang dibubuhkan Grace. Tak lupa ada lambang hati berwarna merah muda yang cantik.

Sepertinya para fans dan netizen yang mendapat kabar mengejutkan itu, tampak antusias hingga membanjiri kolom komentar dalam postingan terbaru Grace dengan pujian dan cuitan iri.

@joyi -Gilla, weh! Ganteng banget😭
@yerina -Aaah, gak adil! Masa yang cantik sama yang ganteng, sih!😥
@selgi -ini aktor mana woi! Gue baru lihat!😍
@karinna -Eh, ini Pak @ardafbhie kan? 🤨Iya, weh! Ini bos aku di perusahaan.
@gadishalu -plis! Gak boleh iri liat pacar orang! Masih banyak oppa Korea yang bisa dihaluin!
@wirasableng -halah! Gantengan juga gue! Ya, gak @arsyabil_an ?
@arsyabil_an -dih, masih pagi jangan bikin mood gue rusak ya! @wirasableng .

Masih banyak lagi komentar-komentar dari berbagai kalangan yang rata-rata terpana dengan ketampanan pria dalam postingan.

Tak menunggu waktu lama, netizen sudah berhasil menemukan siapa pria pertama yang debut di laman instagram model berprestasi itu.

Azhami Ardaf Andreas adalah CEO muda pemilik perusahaan Startreas Group. Pria itu ternyata sudah enam bulan menjalin kasih dengan Grace Amreetha.

Klik di sini untuk info selengkapnya .....

Jurnalis - Erlin Park.

_________________________________

"Maaf, aku nggak kasih tahu kamu dulu pas mau confess." Bersandar manja di bahu sang kekasih, Grace yang pagi buta mendatangi apartemen Ardaf mencoba menjelaskan postingan yang pagi ini tranding diberbagai media sosial.

"Kamu tahu, kan, Grace. Aku nggak suka hubungan kita disorot media." Ardaf tentu saja terkejut. Semalam, setelah beristirahat sebentar di rumah orang tuanya, ia langsung kembali ke apartemen. Lalu pagi ini, saat melihat ponsel keningnya dibuat mengernyit dengan ribuan username yang men-tag akunnya.

"Iya aku tahu," sahut Grace memelas.

Ardaf mendesah kasar. Sejak awal ia sudah tahu, menjalin kasih dengan model yang merangkak jadi artis akan banyak konsekuensinya. Salah satunya harus siap saat hubungan mereka terpublik, maka area privasinya akan terusik. Sebenarnya hanya itu yang membuat Ardaf tak mau hubungannya terendus media.

"Sekarang aku tanya, kenapa kamu confess?" Dengan lembut, Ardaf bergerak menghadap Grace dengan memberi usapan di punggung tangan wanita itu.

"Kamu pasti nggak tahu. Lihat ini ...," seru Grace sambil menyodorkan ponsel yang menampilkan portal gosip tentang dirinya. "Kemarin waktu di Singapura ada paparazi. Dan ... ya, kamu tahu selanjutnya."

Membaca tiap kata yang ada dalam artikel, Ardaf mendesah pasrah. Toh, mau bagaimana lagi, semua sudah terlanjur basah.

"Itu alesannya aku confess. Aku takut netizen malah berspekulasi yang nggak-nggak. Maaf, ya."

Ardaf tersenyum sambil meletakkan ponsel Grace ke atas meja sofa. Kemudian, mengangguk pelan seraya mengusap punggung wanita yang memilih masuk kepelukannya.

"Iya, nggak apa-apa. Aku cuma kaget aja."

Sementara itu, Grace yang terlihat nyaman bersandar di dada Ardaf sedang menyembunyikan senyum miring yang tercetak di bibir merahnya.

_____________

Webhi emang kalikali kudu di sentil egonya. Dia yang datengin Chivar buat mau terima perjodohan, yekan! Lama-lama jengkelin nih Mbak Webhi. Wkwkwkwk

Jadi, kalian yang mau mencak2 sok silakeun!

Tapi sabarin aja yaaaa. Perjalanan kisah cinta Si kulkas vs microwave ini masih puanjanaaaaaaaaang. Pelan-pelan aja kita buat Si Maleficent luluh hatinya. Nikmati aja dulu alurnya yang bikin sedikit gerah. Gak ampe panas kok.

Semangat penumpang kapal CHIBI CHIBI HA HA HA!



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top