9. Meet You

Author: NRA_Yoshikuni_Asuka
Genre: Summer, fantasy.
Sub genre: -.

***
Berubah...

Perubahan...

Kini semuanya telah berubah.

Perubahan yang terjadi secara perlahan.

Yang tanpa kusadari,

Dirimu yang dulu,

Bukanlah dirimu yang sekarang.

Kini semuanya telah berubah.

Berubah hanya karena dia,

Dia yang baru saja masuk ke dalam hidupmu.

“Hana  kau menulis apa?” Pria bersurai hitam legam itu menepuk bahu seorang gadis yang sedang asik dengan dunianya sendiri.

“A-ah haha bu-bukan apa-apa, Nan. Ada apa kau menemuiku?” Tawa canggung gadis itu tidak dihiraukan oleh pria yang ada di sampingnya.

“Hmm, aku hanya ingin kau menghadiri  hari bahagiaku besok,” sontak membuat gadis itu heran.

“A-ah sorry Na, aku belum meberitahukanmu. Besok aku akan menikah dengan Fera. Kau tau Fera, kan?’ Tanya pria itu antusias.

“O-oh benarkah? Wah, selamat yah aku sangat bahagia mendengarnya.” Gadis itu tersenyum palsu melihat betapa antusiasnya pria dihadapannya.

“Kalau gitu aku pergi dulu. Fera sudah menungguku, jangan lupa datang oke!” Pria berjalan menjauhi gadis yang memancarkan senyum palsunya dan tak lupa memberikan kartu undangan pernikahannya.

“Hahaha, rupanya dugaanku benar.” Gumam gadis itu sembari pergi meninggalkan taman yang dipenuhi dengan pohon sakura yang berjatuhan dengan indahnya.
.
Akankah kau kembali bersamaku?

Bisakah aku mengharapkanmu kembali?

Akankah kau kembali menjadi dirimu yang dulu?

Menjadi seseorang yang pertama peduli tentangku?

Hahaha, kurasa semua itu hanya khayalan bukan?

Saat ini, aku hanya bisa berkhayal.

Berkhayal sesuatu yang takkan mungkin terjadi.

Kau tidak mengetahui apa yang saat ini aku rasakan.

Kau hanya peduli dengannya.

Kau melupakan semua tentangku,

Tentang kita.

Tentang kenangan yang selama ini kita ukir bersama.

Yang aku inginkan hanya dirimu.

Andai kau tau, aku sangat mencintaimu.

Aku mencintaimu pangeran kuda putihku.

Selamanya aku akan mencintaimu.

Walaupun kau telah tak mempedulikanku lagi.
***

TAK.

Ruangan yang tadinya gelap akhirnya menyala kembali setelah hapir 2 jam dimatikan. Ruangan yang  tadinya hening digantikan dengan banyaknya suara tangis dari beberapa orang yang terhanyut dalam film yang barus aja berakhir.

“Hiks... hiks... tadi itu sungguh menyedihkan, benarkan Rai? Hiks...” Tanya seorang gadis  menatap orang di sampingnya.

“Tck, kau sungguh menggelikan Mala.” Jawab gadis di sampingnya.

“Tapi tadi memang menyedihkan, Rai!”

“Huh~ ya ya ya, terseralah.” Kemudian gadis itu mempercepat langkahnya.

Mereka terus saja memperdebatkan betapa menyedihkannya kisah dari seorang gadis yang menyukai sahabatnya. Perdebatan itu berakhir hingga mereka berdua bepisah di persimpangan jalan.

“Dah Raina! Sampai ketemu di sekolah.” Terik Mala sambil melambaikan tangannya.

Setelah Mala meninggalkannnya, Raina melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda. Saat ini musim panas dan Raina mau tak mau harus mendinginkan kepalanya yang sudah terasa panas akibat teriknya matahari. Di tengah perjalanan Raina melihat sebuah toko yang menjual aneka minuman namun letak toko itu terpencil. Karena sudah tidak tahan dengan panas yang dirasakan, akhirnya Raina memasuki toko itu untuk membeli minuman.

Namun saat Raina ingin mengambil minuman di dalam toko itu,  pandangan Raina teralihkan oleh sebuah pintu yang nampak usang dan terletak tak jauh dari tempatnya berdiri. Pintu itu sontak membuat Raina penasaran dan tanpa persetujuan dari pihak toko Raina membuka pintu itu.

WUSHH...

Tiba-tiba cahaya menjadi sangat terang dan menyilaukan mata, sontak membuat Raina menghalagi pandangannya.

Ketika Raina membuka matanya kembali diterkejut melihat apa yang ada di sekitarnya.

“Areeee? Di mana aku?” Tanyanya sambil melihat sekelilng. Namun naasnya yang terlihat hanyalah deretan pohon bambu.

Srekk..srekk..

“Siapa di sana? Keluar atau kuhabisi kau!” Ucap Raina lantang dan membuat sosok yang menimbulkan suara itu keluar.

“Akh.. Ternyata hanya kelinci kecil yang lucu.” Lanjutnya sedikit lega.

“Heii, siapa yang kau panggil kelinci kecil nona?!” Gertak sebuah suara dan menghentikan langkah Raina saat ingin menuju kelinci itu.

“Siapa kau! Keluarlah pengecut!” Teriak Raina sontak memandang sekitar.

“Heii, nona beraninya kau mengataiku pengecut.” Kelinci itu sontak melompat ke arah Raina dan membuatnya terjatuh ke tanah.

“kau sungguh tak sopan nona!” Kesal kelinci itu sementara Raina masih syok dengan apa yang dilihatnya.

“Ka-kau bisa bi-bicara? Hwaaa!” Raina sontak mendorong kelinci itu dari tubuhnya.

“Tck, manusia memang sangat tidak sopan!” Kesal kelinci itu..

“A-ah ma-maafkan aku. Aku hanya kaget mendengarmu berbicara,” ucap Raina merasa bersalah sudah berperilaku  kasar pada kelinci kecil itu.

“A-apa kau tak apa tuan kelinci?” lanjutnya.

“Ya, aku tak apa nona.” Ucap kelinci itu kemudian meninggalkan Raina sendiri di hutan bambu itu.

“Eh... tu-tunggu tuan kelinci.” Cegah Raina namun kelinci itu tak menghiraukannya.

“Yah... dia pergi. Sebenarnya aku ini di mana? Huh~” Ucap Raina kemudian berjalan mengelilingi hutan pandangannya terhenti pada sosok seorang orang Pria yang sedang bertarung dengan sosok yang berbadan besar akibat otot-otot makhluk itu.

Raina terus mengamati pertarungan pria itu dengan lawannya dan berakhir pria itulah yang menang.

Srekk..srekk..

Tanpa sengaja Raina membuat suara dan mengundang perhatian pria yang bertarung melawan monster tadi.

“Siapa di sana! Keluar kau!” Tegas pria itu sontak membuat Raina keluar dari persembunyiannya dan tertawa canggung.

“ A-ahahaha maaf-maaf a-aku ta-tak bermaksud-“ Ucapan Raina terhenti mendengar suara tajam pria yang menodongkan pedangnya ke arah Raina.

“A-ah tenanglah a-aku hanya tersesat di sini.” Raina benar-benar gugup akibat pedang yang berada tepat di lehernya itu.

“Jangan pikir aku tidak tau jika kau adalah mata-mata Lucifer!” Sentak pria itu.

“Lu-Lucifer? Siapa?” Tanya Raina dengan polosnya dan tiba-tiba muncul dua makhluk yang sama persis dengan makhluk yang baru saja dikalahkan oleh pria itu. Sontak membuat pria itu beralih kearah kedua makhluk itu.

Pertarungan antara pria itu dan kedua makhluk itu sanagatlah menegangkan. Pedang yang sedaritadi pria itu  pegang, kini berlumuran darah yang berasal dari kedua makhluk dihadapannya, hingga salah satu dari makhluk itu jatuh ke tanah dan sepertinya telah tewas di tangan pria itu. Namun nasib berkata lain, saat pria itu terfokus pada makhluk dihadapannya. Pria itu tidak menyadari  bahwa makhluk yang tadi dikalahkannya kini bangkit dan ingin menerjang pria itu.

“AWAS!” Teriak Raina sontak berlari menerjang makhluk itu dengan tubuhnya tanpa menghiraukan apa yang terjadi kedepannya..

Brukk

“ukhuu..” Raina terpental menabrak beberapa pohon bambu dan batuk berdarah akibat dorongan dari makhluk berbadan besar itu.

Karena benturan itu cukup kerassontak membuat pria yang barusaja menuntaskan makhluk yang sedaritadi melawannya menoleh dan melihat Raina terkulai lemas dengan sesosok makhluk yang ingin menerjangnya. Pria yang awalnya diam itu kini berlari dan menebas makhluk dihadapan Raina.

“Hei!! Kau tak apa?” Tanya Pria itu pada Raina namun Raina hanya membalas pertanyaan pria itu dengan senyuman dan tak lama setelah itu mata Raina tertutup rapat. Sementara pria itu berusaha membangunkan Raina

“Gawat lukanya cukup parah.” Gumam pria itu dan mengangkat Raina menjauhi tempat itu.

***

“Ungh.” Raina membuka matanya dan berusaha menesuaikan diri dengan cahaya yang masuk ke matanya.

“Kau sudah bangun? Syukurlah. Kakak pasti akan senang mendengar kabar  ini.” Girang seorang gadis yang langsung keluar dari kamar Raina tanpa persetujuan.

Setelah beberapa menit gadis itu keluar, kini pria yang melawan monster itu yang masuk ke dalam kamar Raina.

“Kau sudah bangun? Bagaimana keadaanmu?” Tanya pria itu.

“A-ah seperti yang kau lihat. Aku sudah merasa lebih baik dari sebelumnya.” Ucap Raina sembari tersenyum kepada pria itu.

“Kenapa kau mau menolongku?” Tanya pria itu.

“Entahlah aku hanya ingin (?) apa tidak boleh kita menolong orang lain?” tanpa disadari pria tersenyum samar.

“Huh~ baiklah.” Ucap pria itu, saat pria itu ingin meninggalkan kamar Raina. Raina menahan pergelangan tangan pria itu.

“A-ano..  karena kita belum berkenalan dengan resmi sejak pertemuan kita.  Bolehkah kita berkenalan?” tanya Raina hati-hati sambil menundukkan kepalanya.

“Andrian! Itu namaku.” Ucap pria itu disertai dengan senyuman, sontak membuat Raina meronah.

“A-aku Raina.” Balasnya.

Semenjak pertemuan itu Raina menjadi dekat dengan Andrian dan belajar beberapa hal mengenai dunia yang ditempatinya sekarang.

E N D

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top